GoGreener Carbon Offset

Demi keberlangsungan ketahanan ekosistem di sekitar masyakarat, Gojek Bersama dengan sebuah startup yang berfokus pada bidang lingkungan hidup, Jejak.in menelurkan sebuah program yang dinamakan GoGreener Carbon Offset. Program ini sudah hadir sebagai bagian dari fitur Gojek sejak September tahun lalu.

Fitur tersebut ditujukan untuk tingkatkan kesadaran masyarakat demi menjaga keberlangsungan lingkungan, dimulai dengan menyeimbangkan jejak karbon (carbon offset). Setelah sukses dengan peluncurannya yang diikuti dengan penanaman 1,500 pohon mangrove (bakau) di Jakarta, Demak dan Bontang, hari ini (4/2) disampaikan pengembangan terbaru dari fitur serap jejak karbon tersebut.

Pengembangan ini menghadirkan tiga fitur baru yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna aplikasi Gojek, setelah sebelumnya hadir dengan tiga fitur utama; kalkulator karbon ilmiah, konversi hasil perhitungan jejak karbon ke jumlah pohon yang dibutuhkan, hingga monitoring dashboard untuk melihat status kesehatan pohon. Bisa diakses kapan pun dan di mana pun.
Baca juga: GoGreener Carbon Offset Permudah Konsumen Gojek Menanam Pohon

Tiga Fitur Baru di GoGreener Carbon Offset 2.0

GoGreener Carbon Offset

Di program GoGreener Carbon Offset 2.0, pengguna Gojek dapat mengakses empat jenis jejak karbon baru untuk diserap. Selain jejak karbon dari kendaraan bermotor, juga bisa dari barang elektronik seperti televisi, AC, kulkas dan laptop. Mengingat empat perangkat ini lebih banyak aktif saat masa pandemi seperti sekarang.

Juga ada penambahan dua lokasi penanaman baru, yaitu di Semarang dan Surabaya. Serta penegasan komitmen Gojek untuk menggandakan jumlah pohon yang ditanam oleh konsumen, di total lima lokasi di Indonesia. Menurut Tanah Sullivan, Group Head of Sustainability Gojek, pengembangan fitur ini tak lepas dari tingginya antusiasme pelanggan terhadap fitur GoGreener Carbon Offset di aplikasi Gojek.

Hal tersebut dibuktikan dengan tercapainya target penanaman pohon dalam kurang dari tiga bulan sejak diluncurkan, bahkan target untuk DKI Jakarta tercapai dalam satu bulan saja. “Selanjutnya, kami menambahkan pilihan jejak karbon lainnya seperti jejak karbon dari penggunaan televisi, AC, kulkas dan laptop, seiring dengan kondisi pandemi COVID-19 di mana kebiasaan bekerja dan belajar dari rumah lebih relevan,” jelasnya dalam sebuah webinar daring.

Fitur dari GoGreener Carbon Offset juga didukung oleh Dr Beria Leimona, peneliti senior dari The World Agrofostery Center (ICRAF). Ia mengatakan bila fitur ini memiliki elemen produk lingkungan yang lengkap. Mulai dari penghitungan berbasis sains yang mengacu pada IPCC dan rekomendasi KLHK, komunikasi sains yang mudah dipahami, dan transparansi penuh yang merupakan kunci untuk menarik adaptor baru.

Ingin Tingkatkan Kesadaran Lingkungan Lewat Teknologi

Diskusi daring GoGreener Carbon Offset

Dari laporan yang dirilis oleh Bain & Company pada Desember 2020, diperkirakan bila emisi karbon dioksida di Asia Tenggara akan naik hingga 60% di 2040. Peningkatan tersebut bakal pengaruhi peningkatan suhu bumi, yang tentu berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.

Arfan Arlanda, founder & CEO dari Jejak.in menyampaikan bila kesamaan visi yang kuat dengan Gojek menjadi alasan keberlanjutan kolaborasi kedua pihak, untuk menjaga keberlangsungan lingkungan hidup. “Climate Actions atau aksi iklim untuk menjaga bumi, termasuk upaya-upaya untuk menekan peningkatan suhu bumi, membutuhkan usaha kolektif dari semua pihak,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengembangan yang hadir kali ini juga berbasis data dan sains. Penambahan wilayah penanaman pohon di Semarang terjadi karena adanya tingkat abrasi tinggi, yang dapat mengancam keberlangsungan hidup nelayan pesisis Tambakrejo. Sementara lokasi Rehabilitasi Mangrove Desa Wonorejo Surabaya bertujuan untuk mengembangkan habitat kepiting bakau, yang merupakan sumber penghidupan masyarakat.

Seluruh hasil inisiatif penyerapan jejak karbon dari pelanggan GoGreener Carbon Offset telah didaftarkan ke Sistem Registri Nasional (SRN) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai kontribusi dari masyarakat Indoesia untuk bantu capai target penurunan emisi 29% pada 2030.



from Gizmologi https://ift.tt/2MC6BD3
via IFTTT