Dari tahun ke tahun, momen Ramadan menjadi salah satu perayaan yang paling ditunggu-tunggu, terutama bagi mereka yang merayakan termasuk di Indonesia. Adanya pandemi tentu saja mengubah kebiasaan masyarakat, dari yang sebelumnya melakukan acara luring menjadi digital, atau saling berkirim makanan seperti yang banyak dilakukan di 2020.
Sebagai salah satu media sosial paling populer di Indonesia, Twitter baru saja merilis fakta-fakta menarik terkait #RamadanDiTwitter pada tahun 2020. Sebagai platform yang hadirkan konten atau informasi secara real-time, Twitter banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencari maupun berbagi informasi terkait Ramadan. Mulai dari konten hiburan, belanja sampai konten inspiratif.
Fakta-fakta tersebut dikemas menjadi kumpulan insight bagi para brand, guna siapkan cara agar bisa lebih banyak memenangkan hati masyarakat di momen Ramadan yang bakal datang mulai April 2021 ini. Dengan begitu, brand dapat mempersiapkan strategi konten atau engagement untuk memenangkan hati para calon konsumennya dalam momen yang berlangsung hingga satu bulan tersebut.
Baca juga: Pertumbuhan Diprediksi Melambat, Twitter Optimis Capai Target di 2021
Masyarakat Indonesia Siap Rayakan Ramadan Secara Daring
“Di masa yang penuh tantangan ini, orang pergi ke Twitter untuk tetap terhubung satu sama lain dan mengikuti percakapan yang sesuai dengan minat mereka,” kata Dwi Adriansah, Country Industry Head, Twitter Indonesia dalam sebuah rilis yang diterima Gizmologi (18/2). Ia menambahkan, ada peningkatan percakapan terkait Ramadan dibandingkan tahun sebelumnya, hingga 25% di 2020.
Dengan begitu, penting bagi brand untuk menjalin komunikasi dengan audiens mereka, lewat konten yang lebih relevan. Salah satu prediksi utama yang bakal hadir di Ramadan tahun ini, adalah masyarakat Indonesia lebih siap menjalani dan merayakannya secara daring. Akibat sudah terbiasanya masyarakat untuk silaturahmi secara virtual sehari-hari semasa pandemi.
Pihak Twitter telah mengadakan survey Ramadan 2021, dengan sampel sejumlah 1,311 pengguna Twitter di Indonesia yang merayakan Ramadan. Dari hasil survei tersebut, mereka berencana untuk menggunakan aplikasi media sosial (88%) untuk tetap terhubung. Disusul dengan akses aplikasi streaming video (77%) selama Ramadan untuk hiburan saat ngabuburit.
Topik Soal Mudik Bakal Dominasi Percakapan Selama Ramadan
Di tahun 2020, percakapan terkait Ramadan sudah muncul satu bulan sebelumnya, lebih awal daripada 2019 di mana baru terjadi sekitar 2 minggu sebelum Ramadan. Jumlah percakapannya pun meningkat hingga 25%. Masyarakat Indonesia juga sudah terbiasa melakukan sesuatu lewat daring, seperti berbelanja (57%), memesan makanan (37%), berzakat (19%) dan mengirim hadiah (19%).
Lantas topik seperti apa yang lebih diminati oleh masyarakat saat Ramadan tiba? Dari tiga topik utama, topik terkait mudik masih mendominasi di 64%, menyusul hiburan (60%) dan soal kuliner (30%). Sepanjang 2020, ada sekitar 16 juta twit terkait Ramadan. Dan dari adaptasi pelaksanaan Ramadan tahun lalu, diprediksi bila masyarakat akan tetap positif dan penuh harapan, bahwa kondisi pandemi bakal membaik.
Dengan terbatasnya akses selama pandemi masih berlangsung, tentunya masyarakat lebih memilih untuk mendapatkan konten hiburan secara digital. Hal tersebut menyebabkan jenis konten ini jadi satu-satunya yang alami peningkatan tajam di 57%, dibandingkan dengan tahun 2019. Selain hiburan, konten lainnya yang mendominasi adalah konten komedi (51%) dan kuliner (56%).
Pentingkan Brand, Pengguna Twitter Mau Beli Produk Lebih Mahal
Selain bercakap-cakap secara digital, aktivitas seperti berbelanja juga cukup populer saat Ramadan dan menjelang Lebaran. Di tahun 2020, percakapan di Twitter terkait belanja atau memberi hadiah meningkat 22% dibanding tahun 2019. Tren ini bakal terus berlanjut, mengingat pengguna cenderung mengakses Twitter ketika ingin berbagi info tentang produk baru (65%).
Lewat insight di atas, brand dapat lebih berusaha untuk menjadi bagian dari percakapan pengguna Twitter, terhubung dengan audiens secara langsung. Banyak brand yang dikenal oleh masyarakat setelah kehadiran atau kampanye mereka di Twitter. Hal tersebut karena pengguna Twitter lebih brand-concious, alias mementingkan merek (60%) dibandingkan yang tak menggunakan Twitter (34%).
Menariknya lagi, pengguna Twitter di Indonesia juga bersedia untuk membayar lebih demi produk ramah lingkungan, karena tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan. “Hasil dari analisa ini akan membantu brand menentukan strategi yang tepat untuk tepat terhubung dengan audiens mereka pada momen-momen penting, seperti misalnya pada bulan Ramadan yang akan datang,” tutup Dwi Adriansah.
from Gizmologi https://ift.tt/3dpZTew
via IFTTT
0 Komentar