Hadir sebagai penyedia layanan asuransi berbasis teknologi (insurtech), perkembangan PasarPolis dalam satu tahun belakangan sedang positif-positifnya. Sepanjang 2020, telah tercetak 70 juta polis yang dikeluarkan setiap bulannya. Bahkan sempat meraih lebih dari empat juta pelanggan baru hanya di bulan Juni 2020.
Meski sebenarnya kesenjangan akses asuransi masih menjadi isu di berbagai negara ASEAN, di mana tingkat penetrasinya masih berada pada angka 3,6%. Untuk menjawab tantangan tersebut, PasarPolis sebagai perusahaan insurtech yang diklaim terdepan di Indonesia dan Asia Teggara, bakal terus berupaya perluas akses asuransinya secara lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, di daerah terpencil sekalipun.
Setelah lima tahun beroperasi, PasarPolis sudah mampu berikan perlindungan asuransi kepada 11% dari populasi masyarakat lokal, yang kurang lebih sejumlah 30 juta orang. Memiliki fokus untuk mendorong penetrasi asuransi di ASEAN, mereka telah berhasil menarik perhatian dari institusi terkemuka dunia. Dalam hal ini yaitu International Finance Corporation (IFC).
Baca juga: Bisnis Insurtech Naik, PasarPolis Raup Untung Sepanjang Tahun 2020
PasarPolis Ingin Tuntaskan Kesenjangan Akses Asuransi
IFC sendiri adalah sebuah institusi keuangan yang berada dalam naungan World Bank, fokus pada percepatan inklusi dan literasi keuangan di berbagai negara berkembang. Lewat kerja sama strategis ini, kedua pihak akan terus melanjutkan dan perkuat misi PasarPolis, untuk mendemokratisasikan asuransi secara lebih luas. Termasuk lewat pengembangan inovasi produk asuransi mikro yang terjangkau.
Dalam sebuah sesi diskusi daring yang diadakan Kamis (4/2), Cleosent Randing selaku founder dan CEO PasarPolis mengatakan bila adanya kesenjangan akses auransi dan tidak meratanya distribusi asuransi menjadi tantangan utama. “Melalui adopsi teknologi di industri ini, kami mampu menjembatani kesenjangan akses bagi masyarakat yang sebelumnya sulit tersentuh layanan asuransi.”
Tercatat 90% konsumen PasarPolis sebelumnya belum pernah membeli polis asuransi. Dan 40% pemegang polis dari PasarPolis merupakan pekerja sektor informal, seperti pengemudi ojek daring, kurir hingga pelaku UMKM daring. Dalam kesempatan yang sama, Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timur-Leste juga menyampaikan antusiasme dari pihak IFC atas kerja sama yang telah dijalin.
Menurut Azam, investasi yang dilakukan pada waktu yang tepat bertujuan untuk mendukung upaya negara, untuk mempercepat pembangunan ekonomi digital dan mencapai integrasi digital yang lebih besar di ASEAN. Dengan lebih dari 80 produk aktif, PasarPolis bertekad agar perlindungan asuransi dapat hadir di berbagai kalangan masyarakat.
Perlu Upaya Komprehensif dari Berbagai Pihak
Turut hadir dalam diskusi, Arif Baharudin, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan RI mengungkapkan, “tingkat penetrasi asuransi di Indonesia yang masih terbilang rendah dibanding negara tetangga di Asia Tenggara menjadikan peran digitalisasi menjadi sangat penting, untuk meningkatkan akses asuransi secara lebih luas.”
Menurut Arif, kehadiran insurtech diharapkan bisa tingkatkan ketersediaan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan harga yang terjangkau dan kompetitif. Ia juga berharap adanya digitalisasi industri asuransi dapat tingkatkan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia. Diperlukan pula upaya komprehensif dari berbagai pihak untuk ciptakan good corporate governance demi industri asuransi yang lebih baik.
Selain itu, Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir juga menyampaikan bila iklim investasi cukup terdampak oleh pandemi, termasuk startup di ekosistem keuangan. Pihak BEI terus berupaya mendukung perkembangan startup keuangan dalam hal permodalan, dan secara aktif berdiskusi dengan pelaku industri.
“Kami juga menyambut baik Kerjasama antara IFC dengan PasarPolis, yang menandakan sinyal positif iklim investasi Indonesia di awal 2021 ini,” tegas Pandu. Selain Indonesia, dua negara lain di ASEAN seperti Vietnam dan Thailand juga bakal menjadi salah satu prioritas peningkatan penetrasi serta literasi asuransi tahun ini.
from Gizmologi https://ift.tt/2LmYppP
via IFTTT
0 Komentar