Dampak pandemi, sangat terasa bagi seluruh sektor termasuk pariwisata. Banyak tempat wisata di berbagai belahan dunia yang membatasi bahkan melarang kehadiran pengunjung. Dengan keterbatasan yang ada, pengelola tempat wisata berputar otak untuk bertahan dari ancaman kebangkrutan. Salah inovasi yang dibuat adalah menvisualisasikan berbagai macam wisata ke dalam bentuk Virtual Reality (VR).
Perjalanan sejauh apapun di seluruh dunia dapat dilakukan dengan sekejap melalui teknologi ini. Banyak orang beralih ke realitas virtual untuk mengobati rasa rindu dalam melakukan perjalanan liburan yang terpendam.
Baca juga: Sony PlayStation 5 Bisa Mainkan Game PS4 dan Support VR
Tak perlu keluar rumah, kita dapat menikmati seluruh destinasi wisata yang berbeda melalui teknologi VR. Dengan alat ini, diharapkan dapat menumbuhkan hasrat setiap orang untuk berlibur pasca pandemi dan menjadi momen penting untuk teknologi dalam sektor pariwisata.
Virtual Reality Bisa Jadi Solusi Wisata di Masa Pandemi
“Selama pandemi meningkat dan kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, kita harus mengadopsi (teknologi Virtual Reality) agar terus tumbuh,” ungkap Ralph Hollister, seorang analis pariwisata di Global Data dan penulis laporan terbaru tentang VR dalam pariwisata dikutip dari The Guardian.
Meski demikian, Hollister mengatakan VR masih dipandang sebagai tipu muslihat. Walau begitu, dengan adanya peninjauan penggunaan VR, dirinya optimis dapat meningkatkan penggunaan VR untuk perjalanan pariwisata yang berkesan.
“Saya pikir peningkatan akan berkelanjutan, terutama dengan Gen Z dan milenial di tahun-tahun mendatang, saat mereka pindah ke pekerjaan bergaji lebih tinggi, dan pemasar menganggap mereka lebih serius sebagai kelompok konsumen. Mereka tidak akan merasa terasing dengan teknologi, ”ujar Hollister.
Berbagai Macam Teknologi Virtual Reality
Pada Oktober 2020, Oculus meluncurkan perangkat VR Quest 2 dan menawarkan pengalaman paling populer termasuk National Geographic VR yang dapat membawa pengguna ke tempat-tempat seperti Antartika. Dengan menggunakan teknologi ini, kita dapat menelusuri sekitar gunung es seperti memanjat gunung, dan bertahan dari badai salju yang sedang terjadi layaknya kita sedang mencari koloni penguin kaisar yang hilang.
“Pada masa jaga jarak sosial, orang mencari cara berbeda untuk tetap terhibur, terhubung dan aktif, dan VR menawarkan itu,” kata juru bicara Oculus. Ia menambahkan, jika kita ingin membawa diri ke berbagai tempat di dunia, bermain dengan teman, menjadi bugar, atau hanya nongkrong bersama dapat dilakukan bersama dengan VR.
Selain Oculus, Wander dapat membawa kita berpindah tempat dengan cepat seperti dari piramida Mesir ke taman Taj Mahal. Untuk Alcove menawarkan pengalaman imersif mulai dari naik balon udara hingga wisata kota.
Salah satu pengadopsian teknologi virtual rality saat pandemi yang menonjol adalah dewan pariwisata nasional Jerman, yang telah meluncurkan sejumlah proyek imersif. Sementara itu, perusahaan pemasaran dan humas Maladewa menggunakan VR untuk menampilkan pengalaman seperti yoga di pantai dan snorkeling
from Gizmologi https://ift.tt/3a29hmD
via IFTTT
0 Komentar