Gimana, Gizmo friends, sudah menemui teman atau kenalan yang mendadak beli atau pindah ke iPhone demi bisa mencoba aplikasi Clubhouse? Ya, aplikasi media sosial berbasis suara yang satu ini berkembang sangat pesat di Indonesia, dianggap punya metode yang pas daripada mengirim teks atau berbagi video. Di sisi lain, Twitter punya ‘saingannya’ sendiri dengan Twitter Spaces.
Sejatinya, Clubhouse dan Twitter Spaces masih tergolong eksklusif. Selain baru tersedia untuk iOS, sistemnya juga masih selektif. Untuk Clubhouse, kamu masih harus mendapatkan invitation dari pengguna lain. Sementara untuk Twitter Spaces, karena masih dalam tahap sangat awal, hanya pihak Twitter saja yang memilih akun yang bisa mencoba fitur terbarunya ini.
Ini Prediksi Tren & Topik Obrolan Ramadan 2021 di Twitter
Mengenal Clubhouse, Aplikasi Media Sosial Audio untuk Pengguna iPhone
Twitter Spaces Dirilis Secara Privat Desember Lalu
Selama momentumnya masih sangat tinggi, Twitter terus berusaha untuk percepat pengembangannya agar segera bisa dinikmati oleh seluruh penggunanya. Meski mirip dengan Clubhouse, Twitter Spaces punya beberapa perbedaan yang bisa dianggap lebih superior.
Sebelum membahas keunggulan tersebut, perlu diketahui kalau sebenarnya Twitter sudah kembangkan dan luncurkan Twitter Spaces sejak pertengahan Desember lalu. Diluncurkan dalam bentuk private beta, hanya pihak Twitter saja yang bisa memilih siapa-siapa saja penggunanya yang berkesempatan mencoba metode obrolan lewat suara tersebut.
Menurut Twitter, fitur Twitter Spaces perlu benar-benar dimatangkan. Terutama aspek keamanan, di mana antar pengguna bisa menyampaikan keluh kesah masing-masing secara instan, bila memang semua berkesempatan untuk menjadi speaker atau pembicara. Di Clubhouse sendiri, telah terjadi beberapa insiden pelecehan, termasuk insiden terhadap reporter New York Times.
Sama seperti Clubhouse, dalam sebuah Twitter Spaces berisi pendengar dan pembicara. Ketika ada pengguna yang memulai Spaces, siapa pun yang mengikuti orang tersebut bakal melihat sebuah notifikasi di tampilan paling atas aplikasi Twitter, di jajaran konten Fleets.
Beberapa Perbedaan dan Keunggulan Twitter Spaces
Dirangkum dari SocialMediaToday, Twitter Spaces memiliki beberapa fitur yang menjadi pembeda dari Clubhouse. Meski belum final, tampilan sejak awal hingga sekarang mengalami beberapa perubahan. Sebelumnya, ketika membuka sebuah ‘spaces’, hanya ditampilkan sejumlah peserta dengan jumlah total di ujung peserta, tombol mikrofon, opsi menjadi speaker, reaction dan berbagai spaces.
Ya, dibuat sedikit lebih interaktif, peserta ruangan di Twitter Spaces bisa berikan reaction berupa sejumlah emoji seperti hati, terompet, emoji tertawa dan lainnya. Karena masih dalam tahap pengembangan, Twitter hadirkan beberapa perubahan. Kini disediakan sebuah tombol baru yaitu “guest management”.
Dalam menu tersebut, peserta Twitter Spaces bisa melihat daftar pembicara, pendengar dan mereka yang request sebagai pembicara. Untuk tingkatan kelas ini, Twitter bakal tampilkan siapa “host” atau inisiator dari sebuah space. Tak hanya di dalam, Twitter juga sedang mencari cara untuk tampilan di timeline bila following (akun yang diikuti) sedang mencari host atau pembicara.
Bakal Seperti Snapchat dan Instagram Stories?
Dari yang awalnya sama sekali tidak pernah didengar, Clubhouse saat ini sudah meraih lebih dari dua juta pengguna, akibat diporomosikan oleh profil-profil terkenal dunia seperti Elon Musk. Namun bila nanti Twitter Spaces sudah rilis secara publik, tentu saja jutaan pengguna Twitter saat ini bisa meramaikan fitur tersebut dalam sekejap, mengingat tak hadir dalam aplikasi terpisah.
Twitter juga memiliki tim di balik Periscope, layanan untuk melakukan live dalam bentuk video yang saat ini sudah diturunkan. Sehingga secara pondasi, bakal cukup kuat untuk terus kembangkan metode baru dalam berinteraksi lewat suara satu ini. Dengan pengguna Twitter yang sudah mencapai lebih dari 192 juta jumlah pengguna hariannya.
Tak menutup kemungkinan bila Clubhouse bakal berujung seperti Snapchat, yang jumlah pengguna baru maupun pengguna aktifnya menurun derastis sejak adanya Instagram Stories. Pada akhirnya, yang paling banyak diminati adalah yang lebih banyak pengguna, serta kemudahan akses. Lewat Twitter dan Instagram, besar kemungkinan kedua aplikasi tersebut menjadi yang wajib terpasang di sebuah smartphone.
Kalau Gizmo friends sendiri gimana, apakah sudah mencoba Clubhouse beberapa hari belakangan agar tidak FOMO alias fear of missing out (takut tertinggal suatu tren)? Kira-kira, bakal lebih tertarik menggunakan Clubhouse atau Twitter Spaces ketika kelak sudah tersedia di Android dan iOS? Coba tulis pada kolom komentar di bawah ya!
from Gizmologi https://ift.tt/2MgyAZ2
via IFTTT
0 Komentar