Adanya Covid-19 telah mempercepat tren penggunaan e-commerce dan jasa pengiriman ke setiap rumah. Sebanding dengan itu telah terjadi peningkatan emisi yang sepadan. Pada Januari 2020, Forum Ekonomi Dunia mengharapkan pengiriman paket menghasilkan sekitar 25 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Di tambah saat ini beberapa negara melakukan beberapa larangan kendaraan paling berpolusi di kota-kota besar menjelang tahun 2030 seperti California, Massachusetts , Inggris dan Jerman. Negara- negara tersebut, sudah berupaya untuk melarang kendaraan berbahan bakar fosil. Adanya hal ini dapat menjadi momen yang tepat untuk meluncurkan kendaraan komersial yang terjangkau, andal, dan efisien.
Baca juga: Apple dan Huawei Siap Bersaing Kembangkan Mobil Listrik
Dikutip dari Engadget, Arrival meluncurkan van listriknya yang siap untuk memulai tahap pengujian. Sebanyak 25 mobil van, saat ini sedang dibangun di Oxfordshire dan akan melakukan produksi massal. Dibuat oleh salah satu pendiri Yota, Denis Sverdlov, Arrival akan berfokus pada pembuatan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Arrival Gunakan Sistem KonstruksiBerbeda
Penggunaan mobil listrik dapat diandalkan karena kebutuhan perawatan yang lebih sedikit, memenuhi syarat untuk penghematan pajak emisi, dan biaya bahan bakar yang lebih murah. Mobil van listrik akan bertahan lebih lama daripada truk bertenaga gas yang sebanding.
Arrival akan dibekali dengan baterai kapasitas 44 kWh hingga unit 133 kWh. Ini memungkinkan setiap kendaraan dapat menempuh perjalanan jauh, apalagi untuk kendaraan ekspedisi.
Untuk mengwujudkan hal ini, van menggunakan sejumlah teknik konstruksi yang menyimpang dari kebijaksanaan yang diterima otomotif. Pertama, kendaraan itu sendiri hampir seluruhnya berada di dalam “skateboard” yang dapat menampung motor, baterai, dan pengontrol yang diperlukan.
Pada atas kendaraan, pengguna akan menemukan bingkai aluminium yang secara struktural terikat ke skateboard. Arrival kemudian dibalut dengan panel komposit termoplastik, yang dibuat dari bahan daur ulang.
Menawarkan Ruang Lebih Luas dan Terang
Kepala produk Arrival, Patrick Bion mengatakan telah mengerahkan 1.500 karyawan dan lebih dari setengahnya adalah insinyur perangkat lunak yang bekerja untuk mengerjakan proyek ini. Ia menambahkan, strategi konstruksi sama pentingnya untuk kesuksesan masa depan seperti halnya roda yang dikendarai di jalan raya. “Nilai jual unik Arrival bukan hanya karena ia merancang EV di atas selembar kertas bersih dan mengharapkan dunia membuat suara kagum,” ujar Bion.
Dengan ukuran jendela yang lebih besar dan lebih banyak ruang untuk bergerak, Aririval akan menawarkan penerangan dan perasaan kebebasan yang lebih besar kepada penumpang. Bion menjelaskan, desain tersebut disusun bersama-sama dan belajar dari kesalahan perusahaan lain yang menganggap transisi dari pemain volume kecil ke produksi massal tidak mudah.
Baca juga: Mulai 2025, Jaguar Beralih Menjadi Kendaraan Bertenaga Listrik
Jika sesuai rencana, Arrival akan menjadi kendaraan van pengiriman jasa berteknologi mutakhir dan melebihi kendaraan sejenis. Perusahaan berharap dapat membangun setiap pabrik seharga $ 45 juta atau Rp 360 juta, dengan kapasitas maksimum produksi 10 ribu kendaraan setahun.
Untuk saat ini, perusahaan ini akan berfokus dalam tahap pengembangan produk dalam rangka membuktikan diri sebagai kendaraan listrik van yang dapat merevolusi dunia logistik.
from Gizmologi https://ift.tt/3ednxLE
via IFTTT
0 Komentar