industri game

Pandemi Covid-19 memang menjadi momok bagi sebagian besar pelaku industri dan bisnis hiburan. Banyak sektor dalam dunia hiburan, seperti film, konser, dan pertunjukan terkena dampak nyata dari pandemi ini. Tapi hal itu justru berkebalikan dengan industri game – bagian dari industri hiburan – yang menemukan momentum dan meraup sukses besar-besaran di masa pandemi.

Kebiasaan baru selama pandemi yang memaksa masyarakat agar beraktivitas di rumah dan ruang tertutup membantu industri game mencapai puncak kejayaan. Masyarakat menjadikan game jadi sarana hiburan selama karantina atau isolasi mandiri di rumah. Bermain game bahkan dianggap sebagai alternatif pelepas stres selama pandemi. Menumbuhkan optimisme dan keceriaan, sambil tetap menjaga protokol kesehatan.

Puncaknya pada Maret 2021 lalu penjualan video game mencapai angka US$ 1,6 miliar. Meningkat 35% dari penjualan tahun sebelumnya. Pengguna Steam secara bersamaan mencapai puncaknya hingga 20 juta user di bulan yang sama. Penonton streaming Twitch berkembang hingga 67% dari 2019 ke 2020. Serupa dengan penonton streaming di Youtube maupun Facebook Gaming yang mengalami peningkatan signifikan selama pandemi.

Catatan itu menandai pencapaian besar dalam bisnis game. Sebuah kemajuan pesat namun kontras jika disandingkan dengan industri hiburan, seperti film misalnya. Ditutupnya bioskop dan terhentinya produksi membuat dunia perfilman “nyungsep”. Pertanyaan selanjutnya, sampai kapan progres menggembirakan terus terjadi? Apakah jika pandemi berakhir, dunia game akan kembali “normal” seperti sedia kala?

Baca juga: Review MSI GS66 Stealth: Laptop Gaming Elegan Bertenaga

Industri Game Tetap Berjaya Selepas Pandemi

industri game
GTA V jadi salah satu hiburan selama masa pandemi.

Keyakinan tentang berjayanya dunia permainan digital pasca Pandemi Covid-19 dilontarkan oleh CEO Take-Two Interactive, Strauss Zelnick. Dirinya menyebutkan selama sebuah game memiliki aspek sosial untuk ditawarkan maka itu akan menjaga industri game tetap berkembang meski pandemi telah usai. Salah satu judul yang disebut ialah mode online pada Grand Theft Auto 5, dimana gamer dapat berinteraksi dalam permainan layaknya di kehidupan nyata.

Perusahaan milik Zelnick sendiri turut merasakan dampak pandemi. Dengan pendapatan perusahaan mencapai angka US$ 3,09 miliar hingga US$ 3,37 miliar. Pencapaian positif yang salah satunya didapat dari suksesnya Grand Theft Auto dari Rockstar Games- anak perusahaan Take Two –  di pasaran. Bahkan game yang rilis pada 2013 tersebut masih diagendakan rilis ulang untuk Playstation 5 akhir tahun 2021 nanti. Luar biasa!

Belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir setelah lebih dari satu tahun berjalan. Namun adaptasi masyrakat pada kebiasaan baru, salah satunya lewat aktivitas gaming, akan menjadi kebiasaan yang sulit diubah begitu saja. Dan terbentuknya ekosistem gamer dari kondisi tersebut, tinggal dimanfaatkan para developer maupun publisher untuk memanjakan gamer dengan ragam permainan terbaik.



from Gizmologi https://ift.tt/3fa4emt
via IFTTT