Kehadiran startup yang dikelola anak muda sendiri memang telah menjamur di Indonesia, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Situasi tersebut sesuai dengan Laporan Mapping & Database Startup Indonesia pada 2018 lalu, yang diterbitkan lewat situs Kemenparekraf. Disebutkan hampir 70% penggerak startup merupakan Generasi Y, atau yang umumnya Gizmo friends ketahui sebagai generasi milenial.
Data tersebut kemudian didukung dengan data dari startupranking.com, yang mencatat bila Indonesia duduki posisi kelima dengan jumlah startup terbanyak secara global. Telah ada sekitar 2,236 startup tercatat hingga pertengahan bulan Mei 2021.
Hangry dan Pahamify sendiri adalah contoh startup lokal yang berhasil maksimalkan inovasi, kreativitas dan pemanfaatan teknologi, sama-sama diluncurkan sejak 2019. Keduanya berhasil menjawab tantangan yang ada di tengah masyarakat dan sukses memikat hati para investor untuk peroleh pendanaan awal, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun setelah diluncurkan.
Baca juga: 5 Fakta Penting Grup GoTo, Hasil Merger Gojek dan Tokopedia
Tiga Tips Dasar Mendirikan Startup
Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng menyampaikan, sebelum mendapatkan pendanaan, tiap startup harus memiliki pondasi yang kuat. Menjadi tips pertama, menurutnya diperlukan tiga karakter penting dalam sebuah startup untuk menjadi “The Startup Triangle Team”.
Ketiganya adalah Hustler (ahli menjual ide dan perkenalkan perusahaan), Hipster (mahir membuat tampilan aplikasi maupun situs yang mudah digunakan dan menarik) serta Hacker (orang yang punya keahlian untuk maksimalkan penggunaan teknologi bagi pengembangan bisnis). Kombinasi yang tepat juga bakal menjadi daya tarik tersendiri untuk para investor.
Tips kedua adalah membangun dan menjalin relasi dengan beragam pemangku kepentingan. Akses untuk hal ini sudah terbuka lebih lebar lewat kemajuan teknologi saat ini. “Memperluas relasi atau networking termasuk kunci utama agar bisnis dapat terus berkembang,” jelas Abraham.
Di Hangry, perusahaan yang dimpimpinnya saat ini, pendanaan berhasil didapat salah satunya berkat terjalinnya hubungan baik dengan beragam pihak. “Sebagai milenial yang tumbuh di era digital, literasi teknologi merupakan salah satu keuntungan yang harus dimaksimalkan, untuk memperluas relasi seperti aktif berkenalan. Melalui jejaring sosial bisnis, bergabung di grup pebisnis dan banyak lagi,” tambahnya.
Yang terakhir dan tak kalah penting adalah lihai menangkap peluang di tengah industri yang dinamis. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kolaborasi dengan beragam pihak, yang dapat berikan nilai tambah dan perkaya layanan serta produk.
ShopeePay Dorong Perkembangan Startup yang Terus Meningkat
Menurut Eka Nilam Dri, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, pihaknya selalu memiliki semangat yang sama dalam mendorong pelaku bisnis untuk maksimalkan penggunaan teknologi digital. Shopee secara rutin menghadirkan ShopeePay Talk setelah melihat tingginya potensi anak muda, mendorong agar turut ambil bagian dalam dorong pertumbuhan ekonomi. Ke depannya, ShopeePay Talk akan terus dihadirkan setiap bulan untuk berdiskusi dan berbagi informasi dari perspektif bisnis secara ringan nan insightful.
“Kemudahan akses internet dan kemajuan infrastruktur telekomunikasi memungkinkan anak muda untuk terus menghasilkan inovasi produk dan jasa yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kehidupan masyarakat,” jelas Eka saat berbincang di ajang ShopeePay Talk (21/3).
Baca juga: ShopeePay Ungkap 3 Strategi Cerdas Tangkap Peluang di Bulan Ramadan
from Gizmologi https://ift.tt/3hMlu2V
via IFTTT
0 Komentar