Dikenal sebagai smartphone dengan keunggulan spesifik pada kamera depan, vivo mencoba untuk tingkatkan kualitas smartphone kelas menengahnya tahun ini. vivo V21 5G dihadirkan dengan lebih banyak keunggulan, sekaligus menjadi opsi tambahan bagi mereka yang inginkan perangkat dengan dukungan 5G tanpa harus membeli seri flagship-nya.
– Review vivo X60 Pro 5G: Lebih Bertenaga dengan Kamera ZEISS
– Review OPPO Reno5 5G: Lebih Mahal, Lebih Maksimal
Secara spesifikasi, smartphone ini sangat menjanjikan. Tak hanya besaran megapikselnya saja yang besar, baik sensor kamera depan maupun belakang memiliki stabilisasi tingkat hardware—pertama kali di Indonesia. Prosesor yang digunakan pun dikenal bertenaga, kapasitas RAM ekstra lega, dibalut dalam desain yang stylish.
Meski begitu, ada beberapa poin yang membuat smartphone ini menjadi sedikit kurang nyaman. Mulai dari hal sangat kecil yang tak mengganggu sampai kekurangan yang membuat kompetitor jadi terlihat lebih unggul. Apa saja itu? Berikut ulasan lengkap vivo V21 5G.
Desain
Dirancang cukup mirip dengan seri flagship-nya, desain dari vivo V21 5G tentu bisa dijadikan salah satu daya tarik paling utama. Saat diluncurkan, smartphone ini menjadi perangkat 5G paling tipis yang tersedia secara resmi di Indonesia. Ketebalannya mulai dari 7,29mm saja, dengan bobot 176 gram.
Padahal material yang digunakan cukup premium, termasuk bodi belakang kaca yang gunakan tekstur matte. Pada varian warna Sunset Dazzle, pancaran warna pelanginya sedikit lebih dominan dari vivo X60 Pro. Namun sayangnya sedikit lebih mudah membekas sidik jari, meski hanya tipis saja bekasnya.
Di tangan sih cukup nyaman, tapi masih sedikit lebih nyaman vivo V20. Hal tersebut karena sisi sampingnya dibuat flat, jadi di permukaan telapak rasanya sedikit lebih kaku. Tidak begitu licin, dan karena profilnya ramping, masih cukup nyaman meski digunakan bersama dengan soft case yang berkualitas—dengan bagian khusus untuk melindungi port USB-C.
Layar
Sudah sesuai dengan kompetitornya, spesifikasi layar dari vivo V21 5G cukup memanjakan mata. Panel-nya AMOLED, cukup lebar di 6,44 inci, beresolusi full HD+ 90Hz, dan juga sudah mendukung konten standar HDR10+. Kontrasnya tinggi, dengan kecerahan yang cukup untuk penggunaan luar ruangan.
Bezel kiri, kanan dan bawah sudah dibuat cukup tipis. Permukaannya pun dibuat flat, dengan lapisan pelindung layar yang sudah terpasang. Lebih baik tetap dipasang bila tak inginkan baret halus, karena saya tidak menemukan informasi perlindungan seperti Gorilla Glass di situs resminya.
Terdapat tiga mode warna yang bisa dipilih; standar, utamakan akurasi atau saturasi, dengan opsi pengaturan temperatur warna terpisah. Refresh rate-nya juga bisa dibuat tetap 60Hz, 90Hz maupun smart switch alias berganti otomatis sesuai kebutuhan konten yang diakses.
Kamera
Awalnya, saya mengira setup-nya bakal sama seperti generasi sebelumnya, gunakan tiga sensor yang efektif di bodi belakang dan ditambahkan OIS. Ternyata, ada bagian yang bisa dibilang mengalami downgrade. Yaitu ada pada kamera ultra wide-angle 8MP, kini tak lagi dilengkapi autofokus.
Dengan begitu, sensor ketiga yang sebelumnya untuk hasilkan efek potret, kini berubah menjadi sensor makro 2MP. Otomatis berarti dua hal; hasil foto makro lebih halus, dan olah efek bokeh dilakukan dengan software. Sementara sensor utamanya kini lebih superior, yaitu 64MP f/1.8 dengan stabilisasi berbasis hardware.
Lantas bagaimana dengan hasil fotonya? Untuk sensor utamanya sendiri sudah cukup baik, dengan reproduksi warna cukup akurat. Sedikit catatan ada pada hasil yang cenderung sedikit over-exposure, dengan rentang dinamis yang kurang lebar—seolah fitur HDR masih kurang efektif. Adanya OIS membuat pengambilan foto malam lebih mudah meski dengan shutter 2 detik.
Sayangnya, sensor ultra-wide pada vivo V21 5G menurut saya kurang kompetitif. Hasilnya cenderung halus layaknya sensor 5MP dengan dynamic range yang lebih sempit. Bila terkena cahaya langsung, bakal terlihat seperti difoto dari kaca kamera yang sedikit berembun, padahal kaca sudah dibersihkan.
Saat menggunakan mode potret, separasi antar objek utama dengan latar sudah cukup baik. Namun beberapa kali saat saya gunakan untuk ambil foto objek yang sama, jepretan pertama dan kedua bisa hasilkan warna skin tone berbeda, alias kurang konsisten.
Hasil foto lengkap dari kamera vivo V21 5G bisa diakses pada album berikut ini.
Untuk kamera depan, hasilnya memang sangat tajam. Sensor 44MP f/2.0 yang dilengkapi autofokus membuat kamu bisa ambil selfie dalam berbagai jarak, dan hasilnya bakal tetap tajam. Overall bisa hasilkan foto bagus di beragam kondisi pencahayaan, ditambah dengan dua lampu LED flash yang bisa pancarkan cahaya halus.
Tajam? Iya. Namun tetap hasilkan skin tone yang masih kurang natural, cenderung sedikit pucat atau mendekati putih, meski efek beauty sudah dinonaktifkan. Lalu untuk perekaman video, bisa ambil hingga resolusi 4K 30fps (untuk kamera depan & 4K 60fps kamera belakang). Adanya OIS membuat video lebih stabil tanpa efek cropping yang signifikan.
Dan adanya autofokus di kamera depan bakalan cocok buat kamu vlogger yang mungkin perlu untuk ubah fokus ke objek yang ada di depan kamera. Juga ada mode steadiface yang secara otomatis sesuaikan frame terdahap arah kepala.
Catatan tambahan: berbeda dari sang flagship, untuk berganti ke sensor lain termasuk ultra wide-angle, pengguna harus akses tombol khusus, tak semudah menekan tombol 0,5x zoom atau dengan gerakan cubit layar. Entah kenapa tak bisa disamakan dengan sang flagship, jadi sedikit membingungkan di awal.
Fitur
Menjalankan Funtouch OS 11.1 berbasis Android 11, secara UX sudah cukup modern. ‘Gangguan’ pertama yang saya alami ketika baru gunakan smartphone ini dalam beberapa hari pertama adalah banyaknya notifikasi yang muncul dari bloatware bawaan. Bisa dinonaktifkan, memang, juga bloatware tertentu yang dapat dihapus.
Kustomisasinya lengkap termasuk tampilan always-on display, sayangnya hanya bisa tampilkan notifikasi dari tiga aplikasi; telepon, pesan teks dan WhatsApp. Ada beberapa hal kecil yang menurut saya mengganggu; tampilan bar notifikasi masih kurang dipoles, serta kita tidak bisa berpindah aplikasi hanya dengan menggeser bar navigasi ketika pakai gestur layar penuh, alias harus ditahan ke atas dulu.
Termasuk pula UI kameranya yang sudah saya sebut di atas, entah mengapa diubah dari vivo X60 Pro yang sudah normal. Untuk bagian audio, speaker mono-nya cukup lantang. Tak ada jack audio 3,5mm pada sisi samping vivo V21 5G—sebagai gantinya, disertakan adapter dari port USB-C ke jack 3,5mm dalam paket penjualan.
Performa
Sebelumnya, saya belum pernah menggunakan smartphone Android dengan chipset seri Dimensity dari MediaTek. Dan vivo V21 5G jadi yang pertama dengan Dimensity 800U, sebuah cip yang umumnya digunakan smartphone mid-range dengan dukungan 5G. Overall, performanya cukup terjaga, mampu berjalan dengan baik meski pakai refresh rate konstan 90Hz.
Hanya saja, dalam beberapa gim belum bisa menampilkan opsi grafis rata kanan, dugaan saya karena belum banyak yang membuat gimnya optimal untuk chipset dengan GPU Mali-G57 MC3 ini. Tak terasa suhu panas berlebih meski dibuat tipis. Dan untuk tingkatkan proses multitasking, vivo berikan sebuah fitur menarik.
Yaitu Extended RAM, di mana smartphone dapat mengalokasikan sedikit bagian dari memori internalnya, agar digunakan sebagai virtual RAM. Dari yang secara bawaan berkapasitas 8GB, bisa ditingkatkan hingga 11GB. Alhasil, proses multitasking bisa berjalan lebih lancar, tanpa khawatir RAM kepenuhan. Fabrikasi 7nm juga sepertinya membantu konsumsi daya lebih irit.
Baterai
Saat mengetahui kapasitas baterainya yang hanya 4,000 mAh, awalnya saya cukup skeptis bila vivo V21 5G bisa digunakan setidaknya seharian penuh pemakaian. Nyatanya masih bisa-bisa saja, dengan refresh rate 90Hz, always-on display aktif hingga tersambung ke perangkat Bluetooth 24/7. Belum bisa sampai dua hari atau 1,5 hari, memang. Dan mungkin akan lebih boros ketika kelak 5G sudah tersedia.
Pengisian dayanya sudah mendukung standar fast charging rancangan vivo sendiri, yaitu FlashCharge 2.0 33 watt. Sesuai klaimnya, mengisi daya selama 30 menit dapat menambah persentase baterai hingga 63%. Sementara untuk mengisi dari hampir kosong sampai penuh hanya memerlukan waktu satu jam lebih sedikit. Sayangnya, tidak mendukung standar lain seperti USB PD maupun QuickCharge.
Kesimpulan
Tidak hanya sekadar untuk kamu yang mencari smartphone dengan kamera depan terbaik, vivo V21 5G hadir selayaknya paket lengkap. Tak hanya stylish, ini adalah perangkat 5G paling tipis, setidaknya untuk saat ini. Punya kamera belakang dan depan yang sama-sama berkualitas dengan OIS.
Performanya kencang, ada fitur Extended RAM, juga dengan kustomisasi Funtouch OS yang melimpah, meski sedikit kurang rapih. Beberapa kekurangan kecil seperti kualitas kamera ultra wide-angle maupun absennya jack audio 3,5mm mungkin masih bisa diakomodir bila memang bukan fitur utama yang dicari. Overall, untuk harga yang ditawarkan, bisa jadi pilihan utama.
No review box found! Insert a valid box ID.
Cek harga smartphone vivo di e-commerce:
LAZADA Blibli JD.ID Shopee Tokopedia.com
Spesifikasi vivo V21 5G
General
Device Type | Smartphone |
Model / Series | vivo V21 5G |
Released | 24 Mei, 2021 |
Status | Available |
Price | Rp5.799.000 |
Platform
Chipset | MediaTek MT6853 Dimensity 800U 5G (7 nm) |
CPU | Octa-core (2x2.4 GHz Cortex-A76 & 6x2.0 GHz Cortex-A55) |
GPU | Mali-G57 MC3 |
RAM (Memory) | 8 GB |
Storage | 128 GB |
External Storage | MicroSD (hingga 1TB) |
Operating System | Android 11 |
User Interface | Funtouch 11.1 |
Design
Dimensions | 159.7 x 73.9 x 7.3 mm |
Weight | 176 gram |
Design Features | Dual SIM hybrid (Nano-SIM, dual stand-by) |
Battery | Li-Po 4000 mAh, non-removable Fast charging 33W |
Network
Network Frequency | GSM / HSPA / LTE / 5G |
SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Data Speed | HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, 5G |
Display
Screen Type | AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors |
Size and Resolution | 6.44 inches, 100.1 cm2 (~83.7% screen-to-body ratio) |
Touch Screen | capacitive touchscreen, 16M colors |
Features | 1080 x 2400 pixels, 20:9 ratio (~409 ppi density) 90Hz refresh rate HDR10+ |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 64 MP, f/1.8, 26mm (wide), 1/1.72", 0.8µm, PDAF, OIS; 8 MP, f/2.2, 120˚, 16mm (ultrawide), 1/4.0", 1.12µm; 2 MP, f/2.4, (macro) |
Front | 44 MP, f/2.0, (wide), AF, OIS |
Flash | Yes |
Video | 4K@30fps, 1080p@30fps, gyro-EIS |
Camera Features | Kamera Depan: Eye Autofocus, Super Night Selfie, Selfie Softlight, Steadiface Selfie Video, Slo-Mo Selfie Video, Dual-View Video, Art Portrait Video, Multi-Style Portrait Kamera Belakang: Eye Autofocus, Super Night Mode, Super Wide-Angle Night Mode, Tripod Night Mode, Ultra Stable Video, Art Portrait video, Super Macro, Bokeh Portrait, Multi-Style Portrait |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.1, A2DP, LE |
USB | USB Type-C 2.0, USB On-The-Go |
GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, GALILEO, BDS |
HDMI | Yes |
Wireless Charging | No |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
Multimedia Features | Pemutaran Audio: WAV, MP3, MP2, AMR-NB, AMR-WB, MIDI, Vorbis, APE, FLAC Pemutaran Video: MP4, 3GP, AVI, FLV, TS, MKV Format Rekaman: VideoMP4 Rekaman Suara: Didukung |
FM Radio | Yes |
Web Browser | Vivo Browser |
Messaging | SMS, MMS, Multimedia, Messenger |
Sensors | Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Other | Warna: Dusk Blue, Sunset Dazzle |
from Gizmologi https://ift.tt/3vuo69v
via IFTTT
0 Komentar