cashlez card

Berdiri sejak 2015,  Cashlez merupakan perusahaan teknologi finansial pembayaran yang mengembangkan sistem mPOS (mobile point of sale) untuk pemilik usaha atau merchant agar dapat mengatur dan menumbuhkan bisnisnya.

Cashlez mendapatkan izin resmi sebagai Payment Gateway dari Bank Indonesia pada Mei 2019. Bergerak cepat, pada awal tahun 2020 mereka resmi menjadi perusahaan fintech pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CASH.

Baca juga: Mengenal LenMarc, Startup Cloud POS Besutan Couplepreneur Bandung

Sistem mPOS (mobile point of sale) yang mereka kembangkan telah dilengkapi dengan penerimaan pembayaran menggunakan kartu, baik kartu kredit atau kartu debit berbasis aplikasi pada smartphone (Android dan iOS) yang dihubungkan dengan card reader melalui bluetooth. Selain itu, merchant dapat menerima metode pembayaran digital lainnya seperti pembayaran QRIS, Cashlez‐Link untuk pembayaran e‐commerce dan pembayaran Virtual Account.

Nah, bagaimana kinerjanya setelah setahun melantai di bursa efek? Hari ini (2/6) menyelenggarakan Paparan Publik secara virtual mengenai kinerja perusahaan di tahun 2020. Perusahaan mengklaim sejak tahun 2015 hingga tahun 2020, Cashlez telah menoreh berbagai pencapaian positif.

Kinerja Cashlez di Tahun 2020

Manajemen Direksi Cashlez saat Public Expose 2021 di Jakarta Ki Ka Cendy Hadiputranto Suwandi dan Djayanto Suseno 2 1
Manajemen Direksi Cashlez saat Public Expose 2021 di Jakarta (Ki-Ka) Cendy Hadiputranto, Suwandi, dan Djayanto Suseno

Pada tahun 2020, pandemi telah mendorong dunia untuk mempercepat transformasi perekonomian digital. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola perilaku masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran ke arah cashless payment.

Cashlez turut beradaptasi dan fokus pada pengembangan solusi sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha di era digital. Hal tersebut pun menjadi faktor utama yang mendorong bisnis. Sehingga, sepanjang tahun 2020, perusahaan berhasil mencapai pertumbuhan yang pesat dengan mencatatkan peningkatan pendapatan bersih menjadi Rp84,32 miliar. Sebagai perbandingan, tahun 2019 pendapatan bersih Rp16,61 miliar, meningkat 407,73% secara tahunan.

Total aset per 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp199,87 miliar, lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2019 sebesar Rp53,49 miliar. Sedangkan kewajiban Perusahaan untuk tahun 2020 adalah Rp87,01milyar dibandingkan Rp22,95 miliar pada tahun 2019.

Peningkatan ini telah menghasilkan pertumbuhan di bagian laba Perseroan. Kendati demikian, perusahaan masih mencetak rugi bersih sebesar Rp7,13 miliar pada tahun 2020. Meski itu telah berkurang dibanding Rp10,85 miliar pada tahun 2019.

ringkasan laba rugi konsolidasi

Target 2021

Presiden Direktur Cashlez, Suwandi mengatakan, meski sempat terdampak pandemi, perusahaan berhasil mencapai pencapaian yang positif. Bahkan di tahun 2020, menjadi perusahaan terbuka dan mengakuisisi PT Softorb Technology Indonesia (STI).

“Kami juga memproses pembayaran QRIS, memperluas pilihan pembayaran dan bermitra dengan institusi keuangan untuk memberikan akses pendanaan. Kami percaya dengan upaya yang konsisten, akan membawa perusahaan ke babak baru dalam industri pembayaran di Indonesia,” ujarnya.

Suwandi menambahkan sampai dengan akhir Desember 2020, total merchant yang bergabung mencapai lebih dari 9.000 merchant. Termasuk didalamnya beberapa brand ternama seperti KalCare, Brawijaya Hospital, BFI Finance, Shafira, Zoya, dan Fish & Cheap.

Melihat perkembangan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat, ia melihat potensi yang sangat besar terhadap industri solusi pembayaran dan akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka di era digital saat ini.

“Kami optimis di tahun 2021, Cashlez dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik lagi dibandingkan tahun 2020 dengan target 5.000 merchant baru dan kenaikan transaksi bruto sebesar 10 Triliun,” pungkasnya.



from Gizmologi https://ift.tt/2S3nbyw
via IFTTT