Jakarta, Gizmologi – PT Bukalapak.com Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “BUKA” sebagai penawarannya. Sebanyak 96.000 investor antusias mengikuti pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) Bukalapak dan berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp21.9 Triliun.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyebutkan bahwa Bukalapak menjadi perusahaan ke-28 yang melakukan IPO pada tahun ini. Termasuk jadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek.

“Pencatatan saham ini telah menoreh sejarah, Perseroan merupakan unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia dan bahkan di Bursa kawasan Asia Tenggara. PT Bukalapak.com Tbk merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak. Tercatat sekitar 96.000 investor berpartisipasi pada pelaksanaan Initial Public Offering Perseroan,” ujar Inarno dalam Seremoni Virtual Pencatatan Perdana Saham BUKA, Jumat (6/8/2021).

Data resmi BEI mencatat, perusahaan menawarkan saham perdana Rp850/saham, dengan melepas saham ke publik sebanyak 25.765.504.800 saham sehingga dana IPO sebesar Rp21,90 triliun, nyaris Rp 22 triliun. Adapun jumlah saham pendiri yang juga dicatatkan adalah sebanyak 77.296.514.554 sehingga total saham beredar menjadi 103.062.019.254 saham.

Dengan adanya IPO Bukalapak ini, kata Inarno, BEI berharap dapat memberikan inspirasi bagi para pemilik dan manajemen perusahaan-perusahaan termasuk unicorn maupun centaur dan startup lainnya untuk terus memberikan karya terbaik bagi negeri ini. “Dengan menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai house of growth bagi perkembangan bisnis perusahaan,” kata dia.

Sebelum resmi melantai di BEI, Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow sejak tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum yang dimulai 27-30 Juli. Tercatat jumlah pemesanan dalam penawaran umum perdana BUKA, melalui metode pooling allotment mencapai sekitar Rp4,8 triliun.

Untuk mengantisipasi tingginya antusias investor, Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2,5 persen menjadi 5 persen dari total pemesanan yang tersedia. Dengan demikian, nilai dari saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment ini naik menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya hanya Rp547,5 miliar.

“Kami sangat bersyukur bahwa proses Initial Public Offering (IPO) dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. Hari ini, di bulan yang sangat baik bagi bangsa Indonesia, Bukalapak secara resmi tercatat di BEI,” ujar Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk dalam keterangan resminya.

Baca juga: Gelar IPO, Bukalapak Unicorn Pertama Melantai di Bursa Efek Indonesia

Rencana Bukalapak Setelah IPO

bukalapak IPO aplikasiRachmat mengatakan dana yang terkumpulkan dalam proses IPO akan menjadi modal kerja perseroan dan juga entitas anak usaha. Fokus pendanaan ke depan ialah untuk pengembangan sektor UMKM yang juga menjadi misi mereka di masa depan.

“Seluruh penggunaan dana IPO 100 persen modal kerja perseroan dan entitas anak atau entitas anak atau subsidiary-nya. Kami punya misi menciptakan affair economy for all dengan cara kita ingin selalu memberdayakan UMKM, bisnis lebih maju, volume lebih tinggi pake proses lebih modern, channel lebih banyak,” kata Rahmat.

Mantan bos Grup Bosowa itu menjelaskan pihaknya berkeinginan untuk UMKM di Indonesia dapat naik kelas, yakni melalui platform ecommerce dan aplikasi yang dimiliki perusahaan. Adapun strategi bisnisnya cukup konsisten, yaitu akan fokus menguatkan platform all-commerce, yaitu e-commerce dan mitra.

“Karena kita lihat di situ paling membutuhkan pelayanan seperti teknologi atau layanan seperti Bukalapak. Memang saat ini menjadi bisa dibilang pemain commerce terbesar di segmen itu,” kata Rahmat.

Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.

Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia)

Dalam pelaksanaan IPO, situs belanja tersebut menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah juga ditunjuk untuk bertindak sebagai penjamin emisi efek.



from Gizmologi https://ift.tt/2X3b3jd
via IFTTT