Jakarta, Gizmologi – Pemerintah terus melakukan percepatan transformasi digital ke seluruh pelosok Tanah Air. Sejumlah proyek dari Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) turut andil dalam pemerataan jaringan internet di Indonesia.

Salah satunya melalui kerja sama dengan penyedia solusi global, SES untuk konektivitas telekomunikasi yang didukung satelit. Terlebih baru-baru ini, SES akan meluncurkan konsteleasi sateli O3b mPOWER next-gen miliknya di Indonesia.

Bahkan menurut Research Director dari Northern Sky Research (NSR) Jose Del Rosario, jumlah penduduk Indonesia yang terhubung dengan internet terus bertambah. Hal ini membuktikan konektivitas satelit dalam menghubungkan jaringan internet menjadi sangat penting.

“Satelit penting untuk menjangkau area-area yang sulit dijangkau serat optik. Bahkan lewat kerja sama BAKTI dengan SES membuat konektivitas internet naik 74% dari total populasi di Indonesia,” ungkap Jose dalam diskusi daringnya, pada Kamis (19/8).

Cakupan satelit SES

Sekadar informasi, pada 2019 Teleglobal dan BAKTI telah menandatangani proyek kerja sama pengadaan kapasitas sambungan internet sebesar 1,3 GHz. Kapasitas tersebut disediakan melalui satelit high-throughput SES-12 milik SES Networks.

Proyek pengadaan kapasitas satelit Bakti adalah program universal service obligation (USO) yang bertujuan untuk menyediakan sambungan internet pita lebar di 150.000 titik di seluruh Indonesia. Perjanjian kerja sama antara Teleglobal dan Bakti berjangka waktu 5 tahun dengan opsi perpanjangan untuk 5 tahun ke depan.

SES Network sendiri diklaim memiliki konstelasi satelit Geo HTS terbesar di kawasan Asia Pasifik yang dilengkapi dengan enam beam regional dan 72 high-throughput user spot beams. Menyusul konstelasi satelit O3b mPOWER yang baru dari pengembangan model pendahulunya sejak 2014 lalu, dalam menghadirkan konektivitas internet broadband berkecepatan tinggi dan rendah latensi bagi pelanggan di lebih dari 50 negara.

“Keberadaan satelit menjadi penyempurna bagi bangunan jaringan berbasis terestrial, fiber broadband, serta cable links yang sudah ada, karena sifat jangkauan satelit yang luas serta memungkinkan untuk digelar dengan cepat. Tidak saja mampu menghadirkan konektivitas hingga ke mil-mil terakhir di wilayah-wilayah pelosok, namun kehadiran satelit mampu meningkatkan resiliensi dan keandalan jaringan,” ungkap Sales Director Asia for Fixed Data SES Harsh Verma.

Baca Juga: Bangun Stasiun Bumi Satelit Satria-1 di Cikarang, Upaya Pemerintah Percepat Transformasi Digital

Harsh mengatakan SES Network menyediakan satelit dengan kapasitas sebesar 4Gbps untuk menyuntikan internet ke sejumlah daerah rural di Indonesia. Sebagai contoh dalam proyek BAKTI, mereka telah memangkas kesenjangan digital, khusus di daerah Timur Indonesia seperti Papua.

Selain itu, mereka berhasil mendukung konektivitas di sebanyak 1.114 terminal jarak jauh ke jaringan, layanan ini terbukti mampu mendukung pemerataan akses internet bagi sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit, hingga lembaga-lembaga pemerintahan setempat di area perdesaan Indonesia, baik melalui koneksi 3G, hingga Wi-Fi.

Konstelasi ini juga mendukung dihasilkannya bandwidth yang jauh lebih tinggi pada masing-masing satelit O3b, sehingga skalabilitas satelit makin meningkat dalam memancarkan throughput dari satuan megabit hingga berlipat-lipat Gigabits. Belum lagi, jika dikombinasikan dengan multiple spot beams maka akan mampu menjangkau hingga 100 persen wilayah Indonesia.

“Fokus untuk teknologi satelit memang digunakan oleh pemerintah di negara lain untuk memangkas kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan,” kata Hars.

Satelit SES Generasi Terbaru

SES o3b satelit launch

Peluncuran tahap pertama dengan sebanyak tiga satelit O3b mPOWER akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Sementara peluncuran tiga satelit berikutnya akan dilakukan pada awal tahun 2022. Konstelasi ini diharapkan akan siap beroperasi sepenuhnya dalam menghadirkan jangkauan global pada Kuartal III tahun 2022.

Selain itu, posisinya yang terletak di sepanjang Medium Earth Orbit (MEO) 8.000 Km di atas permukaan bumi menjamin dihadirkannya konektivitas dengan tingkat latensi yang rendah, sekelas dengan kualitas fiber optic. Kehadiran konstelasi satelit ini sebagai dukungan dalam upaya mereka mewujudkan infrastruktur dan pemerataan jaringan digital maupun pertumbuhan ekonomi digital.

“Kebutuhan bandwith yang semakin besar, menciptakan peluang provider menggunakan satelit sebagai toolkit yang paling relevan untuk memperluas keterjangkauan layanannya. Terutama wilayah Indonesia yang memiliki geografis besar dengan tingkat penetrasi internet yang belum merata,” papar Jose.

Baca Juga: Perluas Jangkauan Internet, SpaceX Luncurkan 60 Unit Satelit Starlink ke Luar Angkasa

Hal ini selaras dengan visi Indonesia 4.0 menjadi negara maju yang tumbuh berbasiskan riset dan inovasi serta menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital dunia pada tahun 2045. Terlebih komitmen pemerintah dalam pemerataan akses internet, termasuk mengadopsi layanan cloud hingga jaringan mobile 5G.

Berdasarkan catatan NSR, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia mencapai 10% selama pandemi berlangsung. Hal ini menyumbang 4% dari total PDB Indonesia di tahun 2021, dengan target selanjutnya yang ditargetkan mampu mencapai proporsi sebesar 18% di tahun 2030

“Tentunya dengan meningkatkan kapasitas infrastruktur TIK, GDP suatu negara juga akan meningkat. Otomatis pertumbuhan ekonomi digital akan meningkat, seiring konektivitas dan kapabilitas sumber daya yang dibutuhkan,” pungkasnya.



from Gizmologi https://ift.tt/37YNUk5
via IFTTT