Jakarta, Gizmologi – GoTo Financial menginisiasi Komunitas Retail GoTo Financial (KONTAG), sebagai solusi terbaru dalam pengembangan kompetensi UMKM khususnya di luar industri kuliner untuk bisa bersaing. Komunitas ini merupakan bagian dari inisiatif Akademi Mitra Usaha (KAMUS) yang sebelumnya telah melatih lebih dari 50.000 UMKM di seluruh Tanah Air.

Inisiatif ini ditujukan kepada mitra usaha kecil menengah dari berbagai industri mulai dari industri fesyen, handicraft, penyedia jasa kecantikan, hingga pedagang eceran. KONTAG menaungi mitra usaha gabungan Moka dan GoStore, Midtrans, Selly, serta GoSend dan GoShop.

“Melalui pengalaman kami dalam membantu jutaan UMKM melalui Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), kami telah melihat dan membuktikan pentingnya kehadiran komunitas dan pelatihan untuk membantu mereka mengembangkan usahanya,” kata Head of Merchant Platform Business GoTo Financial, Novi Tandjung dalam jumpa pers daring, Rabu (25/8/2021).

Menurut data dari UNESCO pada 2020, ada tiga jenis UMKM yang paling terdampak pandemi COVID-19 yaitu kuliner sebesar 43,09 persen, jasa 26,02 persen, dan fashion sebesar 13,09 persen. Oleh karena itu, KONTAG hadir dalam pengembangan usaha yang diharapkan dapat membekali pelaku UMKM dengan kompetensi yang lebih mumpuni, yaitu pendampingan melalui Bimbingan Merchant dan wadah saling berbagi melalui Tamu Merchant.

“Maka melalui KONTAG, kami ingin semakin memperluas manfaat ini dengan merangkul berbagai lini pelaku usaha yang tidak hanya terbatas pada sektor kuliner,” imbuhnya.

Novi melanjutkan, solusi teknologi dan non-teknologi GoTo Financial telah terbukti membantu mitra usaha untuk beradaptasi dan bertumbuh sehingga bisa Bangkit Bersama di masa pandemi. Berdasarkan data internal, solusi teknologi GoTo Financial mencatatkan angka pertumbuhan positif.

Inovasi terbaru dari jaringan Point of Sale (POS) Moka melalui GoStore yang memfasilitasi UMKM untuk membuat toko online sendiri,berhasil mencatat peningkatan jumlah mitra usaha empat kali lipat di kuartal 2 tahun ini.

Baca Juga: GoToko, Platform B2B Gojek untuk Digitalisasi Warung Kelontong

Payment Gateway Midtrans mencatat peningkatan transaksi non-tunai hingga 75 persen sepanjang 2020. Selain itu, penggunaan fitur payment link untuk membantu toko offline dalam menerima pembayaran non-tunai lewat aplikasi chat dan email meningkat hingga empat kali lipat sejak pandemi.

Aplikasi keyboard multifungsi Selly berhasil mempermudah proses administrasi UMKM yang mengandalkan penjualan di media sosial. Sejak pandemi, jumlah UMKM yang terdaftar pada aplikasi Selly meningkat hampir dua kali lipat.

GoTo Financial juga hadir untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui pembayaran, layanan keuangan dan solusi bisnis di dalam ekosistem ekonomi digital. GoTo sendiri merupakan grup teknologi terbesar di Indonesia yang menggabungkan layanan on-demand, e-commerce, serta layanan keuangan dan pembayaran melalui Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.

Beradaptasi dalam Ekosistem Digital

KONTAG GoTo Financial

Pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda ekonomi terbesar di Indonesia yang terkena imbas paling besar dari pandemi COVID-19. Akibatnya, tidak sedikit pengusaha kecil yang gulung tikar.

“Di era digital saat ini, aspek kolaborasi dan sinergi, kreativitas, inovasi, dan kecepatan itu sangat penting sehingga adaptasi dengan era baru ini jadi kunci mutlak yang diperlukan di era digital, dan tak terkecuali dalam upaya penanganan pandemi,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan

Lebih lanjut, Oke memaparkan setidaknya ada beberapa permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM di masa pandemi yaitu penurunan daya beli, hambatan distribusi, akses permodalan dan pembiayaan, kesulitan bahan baku, dan terhambatnya produksi.

“Tak sedikit UMKM yang belum ada akses permodalan dari bank, malah mengambil dari alternatif lain. Segmen ini perlu dibantu untuk mendapatkan pinjaman dari jasa keuangan formal,” kata Oke.

Selain itu penurunan penjualan dan juga bahan baku karena pembatasan mobilitas dan impor, menjadi tantangan mengingat banyak pula negara yang membatasi mobilitas di era pandemi.

“Hambatan produksi ini bukan hanya mobilitas dibatasi, mesin produksi yang belum memadai juga sulit untuk memenuhi kebutuhan domestik dan bahkan internasional yang permintaannya mulai meningkat,” ujar Oke.



from Gizmologi https://ift.tt/3sKO8VC
via IFTTT