ilustrasi trading aset kripto bitcoin

Jakarta, Gizmologi – Regulator China mempertegas keputusannya untuk melarang seluruh transaksi dan penambangan kripto. Alhasil, harga Bitcoin dan sejumlah aset kripto (Cryptocurrency) lainnya langsung anjlok.

Dilansir dari Bloomberg, bank sentral China, People Bank of China (PBoC) mengatakan, setiap transaksi yang berkaitan dengan mata uang kripto adalah ilegal dan dilarang. Hal itu merupakan penegasan dari otoritas setempat untuk melarang setiap operasional industri mata uang kripto di China.

“Pemerintah akan melarang spekulasi mata uang virtual untuk menjaga properti masyarakat, ekonomi, finansial dan ketertiban umum,” kata PBOC.

PBoC menyebut, semua mata uang kripto, termasuk di dalamnya bitcoin dan tether bukanlah uang fiat dan dilarang untuk disirkulasikan di pasar. Semua transaksi terkait dengan mata uang kripto, termasuk di dalamnya jasa yang disediakan oleh bursa luar negeri untuk pasar dalam negeri termasuk dalam kategori aktivitas keuangan ilegal.

Baca Juga: Tak Usah Panik, Penurunan Harga Bitcoin cs Masih Wajar

Harga Bitcoin cs Anjlok

Market Cryptocurrency

Seperti diketahui, harga Bitcoin terus merosot belakangan ini. Dilansir dari situs Coindesk, Minggu (26/9/2021) menunjukkan mayoritas harga aset kripto berada di zona merah.

Untuk harga Bitcoin berada di level US$ 42.291 atau sekitar Rp610 juta dengan asumsi kurs Rp14.293 per dolar AS. Ini menjadi harga terendah bagi Bitcoin dengan penurunan hampir 10 persen dalam sepekan terakhi.

Padahal saat pertengahan April lalu, Bitcoin sempat menembus rekor tertingginya di level US$ 64.804,7 atau sekitar Rp926 juta perkoin. Tak hanya aset kripto yang mayoritas dimiliki investor lainnya yang jeblok, sebut saja Ethereum (ETH) anjlok sebesar 9,15 persen dalam sehari menjadi 2.876,78 dollar AS atau sekitar Rp39,56 juta.

Hal serupa juga dialami alternatif coin lainnya, seperti Binance Coin (BNB), Solana (SOL), Dogecoin (DOGE) juga anjlok selama sepekan terakhir. Di samping, sentimen negatif dari pasar global mengenai krisis utang yang melibatkan pengembang properti raksasa China, Evergrande Group.

“Saat ini kondisi pasar kripto sedang mengkhawatirkan karena komentar SEC serta keseluruhan kondisi pasar secara makro karena berita Evergrande. Sehingga, setiap tanggapan yang berkaitan dengan mata uang kripto bakal menyebabkan aksi jual untuk aset-aset berisiko,” ujar Head of Asia Pacific Luno Vijay Ayyar.

 



from Gizmologi https://ift.tt/3EPhZ4S
via IFTTT