coocaa S3U

Hidup di zaman serba canggih, rasanya agak ‘nanggung’ kalau kita membeli sebuah gadget atau elektronik yang hanya punya fungsi tunggal atau sedikit saja. Televisi, misalnya, di mana kini sudah banyak sekali opsi smart TV yang berikan kemampuan menjelajah internet. Salah satu penawaran terbaru dan terjangkau saat ini adalah coocaa S3U.

coocaa sendiri bukanlah pemain lama—menjadi bagian dari Skyworth, vendor ini sudah eksis sejak tahun 2006. Persepsi saya pribadi terkait smart TV coocaa juga cukup positif, dikenal memiliki kualitas panel yang oke, sebuah hal yang krusial untuk dimiliki oleh sebuah perangkat yang memang fungsinya untuk dipandang berlama-lama.

Namun coocaa S3U tidaklah seperti smart TV Android pada umumnya. Ini adalah sebuah smart TV pertama yang menjalankan Coolita OS, sistem operasi rancangan sendiri, hadir untuk memberikan perangkat dengan harga yang lebih terjangkau lagi. Sembari mengklaim masih cocok untuk berikan konten-konten terbaik lewat aplikasi yang ada.

Bila dipandang sebagai sebuah TV standar, coocaa S3U tergolong cukup berkualitas. Namun sebagai smart TV, setidaknya untuk saat ini, baru sekadar punya potensi di masa depan. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Desain

coocaa S3U

Kalau sudah mendengar “smart TV terjangkau”, umumnya produk tersebut bakal memiliki beberapa spesifikasi yang dikurangi demi menekan harga. Bagian desain tentu bukan menjadi salah satunya, karena coocaa S3U tergolong punya tampilan seperti sebuah TV modern yang cantik dan stylish.

Ada paduan dua warna di tampilan dengan coocaa S3U; warna hitam pada ketiga bezel kiri, kanan dan atas, sementara bagian bawah diberikan warna silver yang cerah. Ketiga bezel hitamnya tergolong tipis dan samar, berikan efek menonton konten yang lebih imersif. Begitu pula aksen bawahnya yang terlihat premium.

coocaa S3U coocaa S3U coocaa S3U

coocaa S3U memiliki desain yang tipis, sehingga mudah untuk diletakkan di berbagai sudut ruangan maupun ditempelkan ke dinding, dengan bobot yang juga cukup ringan di kisaran 3,5kg. Nah, situasi yang umum terjadi juga di smart TV murah adalah kelengkapan port terbatas, serta susah dijangkau.

Tentu coocaa sudah memikirkan hal ini, dan semua port yang ada di belakang mudah dijangkau. Pun pilihannya cukup lengkap, mulai dari dua port HDMI, LAN port sampai USB 2.0. Jadi nilai plus yang tentunya sangat menarik.

Layar

coocaa S3U

Menjadi unggulan lain, layar coocaa S3U melebihi ekspektasi awal saya. Secara resolusi memang standar—untuk sebuah smart TV 32 inci, masih 768p alias belum sampai full HD. Punya rasio 16:9, refresh rate 50/60Hz serta gunakan tipe panel DLED.

Cakupan warnanya mencapai 68% NTSC yang juga standar, dengan kecerahan maksimum 200 nits. Artinya, bakal lebih sering menonton konten dengan tingkat kecerahan mendekati maksimum. Masih sangat oke untuk penggunaan indoor, kecuali siang hari dan TV diletakkan dekat dengan jendela besar yang terbuka.

Sejak awal setup, tampilan antarmuka coocaa S3U didominasi dengan warna gelap seperti hitam dan abu-abu. Warna kedua umumnya bakal tunjukkan kelemahan sebuah panel TV terjangkau, seperti kecerahan yang tidak seimbang atau screen bleeding pada ujung-ujung layar. Secara mengejutkan, coocaa S3U bebas dari kedua isu tersebut.

Padahal kalau ada pun masih tergolong normal. Begitu pula dengan reproduksi warnanya yang sangat baik, memanjakan mata. Disediakan mode khusus untuk konten gim dan konten olahraga, supaya pergerakan kontennya terlihat lebih halus. Kontrasnya juga cukup tinggi, walaupun tidak ada dukungan konten HDR khusus.

Audio

coocaa S3U

Kesan positif juga berlanjut ke sektor audio pada coocaa S3U. Disematkan dua speaker yang diletakkan di bagian bawah, masing-masing bertenaga 10 watt. Selain ada opsi untuk atur equalizer dan efek surround sound, coocaa berikan dukungan audio dari Dolby.

Yaitu Dolby Digital Plus, hingga coocaa Sound AES (Audio Enhanced Surround). Keduanya bisa diaktifkan dan mampu eskalasi keluaran suara agar lebih imersif. Secara volume, memang bukan yang paling kencang, alias kamu harus menaikkan tingkat volume cukup tinggi. Nggak sampai bikin sember, kok, alias keluaran suaranya bakal tetap utuh dan tidak pecah.

Sayangnya, coocaa S3U belum dilengkapi dengan opsi Bluetooth. Sehingga bila kamu hendak memasangkannya dengan soundbar yang pakai konektivitas tersebut masih belum bisa, kecuali menggunakan opsi kabel konvensional.

Fitur Coolita OS

coocaa S3U

Seperti yang disebutkan sebelumnya, coocaa S3U merupakan smart TV pertama yang menjalankan Coolita OS. Ini adalah Lite WebOS berbasis Kernel Linux, bertujuan agar bisa diproduksi dengan spesifikasi hardware lebih minimalis. Sembari beri performa kencang dan tampilan antarmuka intuitif.

Tujuannya? Dengan begitu, harga produksi bisa ditekan, agar harga jual bisa lebih terjangkau, menjadi bagian dari komitmen coocaa untuk bawa pengalaman smart TV ke lebih banyak orang di seluruh dunia. Kehadiran Coolita OS di coocaa S3U dimulai di Asia Tenggara terlebih dahulu, salah satunya Indonesia tentunya.

coocaa S3U coocaa S3U

Tampilan antarmuka Coolita OS jauh lebih simpel dari Android, gunakan menu pop-up setengah layar dua lapisan atau layer. Ketika menekan tombol Home, menu bakal muncul setengah layar di atas konten yang sedang ditampilkan (tayangan TV digital, misalnya). Jadi konten yang sedang diakses masih tetap bisa terlihat, sembari cek aplikasi lain

Secara teori, hal ini mempersingkat waktu dan lebih sederhana, daripada harus kembali ke menu awal. Namun tidak berlaku di semua aplikasi—saat mengakses YouTube 2021, ketika pencet Home, tampilan konten bakal berganti ke TV digital.

coocaa S3U coocaa S3U coocaa S3U coocaa S3U coocaa S3U coocaa S3U

Coolita OS pada coocaa S3U juga dilengkapi dengan browser yang cukup lancar untuk membuka situs-situs populer. Meski memang, agak sulit untuk mengetikkan alamat menggunakan papan ketik virtual. Nah, karena bukan Android, sistem casting konten dari smartphone ke TV juga berbeda.

Gunakan aplikasi khusus, cara kerjanya seperti Miracast. Positifnya, TV tidak perlu tersambung ke internet, dan konten pun berjalan cukup lancar dengan delay relatif singkat. Minusnya, ketika layar smartphone mati, tampilan TV juga bakal sama. Dan tak bisa digunakan untuk menonton lewat platform seperti Netflix, karena gambar bakal tidak tampil.

Ketersediaan Aplikasi

coocaa S3U

Mengoperasikan Coolita OS pada coocaa S3U mengingatkan saya ketika menggunakan smartphone dengan OS Windows Phone. Tampilannya memang simpel nan intuitif, namun lagi-lagi, yang lebih banyak kita akses sehari-hari adalah aplikasi di dalamnya.

Tak perlu berlomba untuk raih jumlah terbanyak, setidaknya aplikasi esensial harus ada. Saat ini, platform mainstream yang bisa saya temukan hanyalah YouTube—yang uniknya punya tampilan persis versi Android, termasuk fitur cast yang juga berfungsi.

Lalu bagaimana dengan aplikasi lain seperti Netflix, Amazon Prime, Disney+ sampai Apple TV? Tidak ada. Bahkan Spotify pun tak bisa saya temukan. Bisa sih, akses lewat browser, tapi bakal cukup melelahkan ketika harus melalui proses login, bukan?

coocaa S3U
Error yang muncul saat mencoba akses pintasan ke aplikasi Deezer.

Saya sempat menemukan Deezer di halaman depan, namun ketika dibuka, aplikasi tidak tersedia. Ada juga pilihan aplikasi penyedia konten seperti film, sebut saja CC Plus dan beberapa yang bisa kamu temukan di dalamnya. Filmnya cukup banyak, tapi juga dengan judul yang asing.

Ketika saya konfirmasi kepada pihak resmi, terbilang bila coocaa sedang berusaha untuk integrasikan aplikasi-aplikasi mainstream di atas dengan Coolita OS untuk pasar global, termasuk aplikasi lokal Indonesia. Hanya saja, belum ada kepastian kapan akan hadir, apakah dalam waktu dekat atau beberapa bulan ke depan.

Kesimpulan

Bila dinilai sebagai TV digital pada umumya, coocaa S3U punya kualitas cukup tinggi. Desainnya stylish, port cukup lengkap, panel berkualitas dengan speaker bawaan yang masih oke. Namun karena hadir sebagai smart TV, tentu aspek penilaian jadi bertambah.

Karena belum banyak aplikasi yang tersedia, membeli coocaa S3U sekarang terasa seperti berinvestasi. Iya, memang, pasti bakal tersedia aplikasi lain yang ada di Android ke Coolita OS, namun harus menunggu dalam waktu yang belum pasti. Sementara harus puas dengan opsi seperti YouTube dan Miracast.

Namun yang perlu diingat, harga coocaa S3U cukup signifikan lebih murah dari smart TV Android paling terjangkau sekalipun, atau malah mendekati harga LED TV konvensional. Jadi kalau memang budget terbatas, smart TV coocaa satu ini bisa banget jadi opsi terbaik.


Spesifikasi coocaa S3U Smart TV

CPU: Quad-core Cortex A35
OS: Coolita OS 1.0
Memory: 512MB RAM, 4GB ROM
Dimensi: 718,2 x 85,2 x 425,8mm / 3,53kg
Panel: DLED, 1366x768p, 50/60Hz, 200 nits
Fitur: 5 Picture Presets, Anti Blue Light, Dolby Audio
Konektivitas: Wi-Fi 2.4GHz
Port: USB 2.0 5V, LAN, AV input, HDMI 1.4 (x2), Tuner, Line Out
Audio: Stereo speakers (10W)
Harga: Rp2,099 juta (32″)


from Gizmologi https://ift.tt/3u6dZYV
via IFTTT