Jakarta, Gizmologi – Dengan menggunakan media sosial, kita dapat berinteraksi terhadap orang lain secara langsung dan virtual, saling terhubung dan memahami dunia luar maupun sebagai bentuk hiburan. Namun tak jarang masyarakat yang justru menerima rundungan (bullying). Twitter mencoba atasi hal tersebut lewat sebuah fitur baru Bernama Safety Mode.
Sebelumnya, dikutip dari sebuah studi terbaru oleh Facts Against Hate yang mewakili pemerintah Finlandia, Twitter digadang-gadang menjadi perusahaan teknologi yang terburuk, dalam hal hate speech atau ujaran kebencian. Sulit untuk mengendalikan respon orang lain ketika kita sudah membuka diri melalui platform media sosial seperti Twitter.
Baca juga: Twitter Uji Coba “Birdwatch”, Fitur Khusus Tangkal Hoaks
Twitter juga telah rilis beberapa fitur untuk membantu penggunanya agar lebih nyaman dalam mengirim cuitan, seperti mengendalikan siapa saja yang bisa membalas twit dan sebagainya. Safety Mode pun hadir sebagai salah satu pelengkap. Ditujukan untuk mengurangi interaksi yang disruptif, atau yang tidak diinginkan oleh para penggunanya.
Cara Kerja Blokir Temporer Twitter Safety Mode
Introducing Safety Mode. A new way to limit unwelcome interactions on Twitter. pic.twitter.com/xa5Ot2TVhF
— Twitter Safety (@TwitterSafety) September 1, 2021
Perlu diketahui, fitur ini baru hadir dalam tahap ujicoba, khusus untuk sekelompok pengguna yang terpilih saja. Ke depannya, Twitter bakal terus evaluasi Safety Mode sampai pada akhirnya digulirkan ke semua pengguna. Lantas bagaimana cara kerjanya?
Pernahkan Gizmo friends mengirimkan sebuah twit, lalu menerima respon yang sangat banyak, tidak diduga, dan cenderung memiliki tone atau perkataan negatif? Safety Mode secara spesifik menyasar situasi tersebut, ditujukan agar penggunanya tak lagi mengkhawatirkan hal seperti itu terjadi.
Caranya? Dengan memblokir akun yang ‘berkonflik’ dalam masa temporer alias 7 hari. Akun jenis apa yang bakal terblokir otomatis? Twitter gunakan kecerdasan buatan untuk menentukan apakah sebuah akun berikan ujaran kebencian, atau ucapan yang repetitif serta datang tanpa di-mention.
Bila akun yang membalas sebuah twit diikuti oleh pengguna, atau setidaknya sering berinteraksi lewat mention, maka akun tersebut tidak akan terblokir otomatis. Selama diblokir, akun yang lakukan perundungan tentu bakal tak bisa ikuti akun, melihat twit sampai mengirim pesan pribadi (DM) kepada pengguna yang dirundung.
Fitur Safety Mode bisa diaktifkan melalui menu Settings – Privacy pada aplikasi Twitter, tentunya muncul bila kamu termasuk dalam bagian beta tester. Sebelum masa blokir mencapai batas 7 hari, pemilik akun bakal terima notifikasi terkait mengapa Twitter lakukan pemblokiran.
Kehadiran Awal Hanya Untuk Sejumlah Pengguna
Pihak Twitter juga menyadari bila fitur ini tak akan bekerja akurat. Sehingga pengguna juga bisa lakukan proses unblock kapan pun ketika dirasa otomatis blokir orang yang sejatinya teman baik, misalnya. Tingkat akurasinya juga bakal terus dimonitor oleh pihak Twitter, agar dapat tingkatkan kemampuan deteksi akurat.
Meski tak pernah disebutkan jumlah moderator yang ada pada pihak Twitter, dikutip dari BBC, sebuah laporan dari NYU Stern pada tahun 2020 mengungkap bila perusahaan yang dipimpin oleh Jack Dorsey ini punya sekitar 1,500 karyawan. Bertugas untuk memantau perilaku 199 juta pengguna aktif harian, sembari bangun algoritma AI.
Fitur Safety Mode ini hadir dalam masa ujicoba, dan baru tersedia kepada sejumlah orang-orang terpilih saja. Tersedia baik dalam situs web, aplikasi iOS dan Android, Twitter fokuskan kepada pengguna yang gunakan bahasa Inggris lebih dulu.
from Gizmologi https://ift.tt/3t6A6Oa
via IFTTT
0 Komentar