Menjangan Taman Nasional Bali Barat 123rf dmosreg

Buleleng, Gizmologi – Bali menyimpan potensi yang tak habis digali. Tak hanya kawasan Kuta(Legian, Tuban, Seminyak) dan Ubud yang telah menjadi tujuan pertama bagi pelancong, tetapi juga Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Terletak di bagian barat Pulau Bali, TNBB memang masih belum sepopuler kawasan Kuta dan Ubud. Tapi ternyata memiliki pesona yang memikat. Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu Kawasan Pelestarian Alam (KPA) di Bali yang memiliki ekosistem asli habitat terakhir satwa prioritas Curik Bali (Leucopsar rothschildi).

Baca juga: Berkat Teknologi AI, Ponsel Bekas Bisa Cegah Perusakan Hutan di Sumatra Barat

Setidaknya ada tiga tujuan dari kawasan konservasi seluas 19.026,97ha ini. Pertama, perlindungan populasi Jalak Bali beserta ekosistem terumbu karang, mangrove, hutan pantai dan lainnya. Kedua, pengawetan keragaman jenis flora dan fauna serta ekosistemnya. Ketiga, pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya sebagai laboratorium lapangan bagi peneliti untuk pengembangan ilmu dan teknologi.

Nah, keberadaan Taman Nasional Bali Barat bakal diperkuat dengan dukungan teknologi canggih. Alita Praya Mitra hari ini (28/10) menandatangani kerja sama dengan Taman Nasional Bali Barat. Mereka akan melakukan pembangunan sarana komunikasi jaringan kabel serat optik di zona khusus Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Buleleng, Bali.

Infrastruktur IoT di Taman Nasional Bali Barat 

Alita Taman Nasional Bali BaratTeguh Prasetya, Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, mengatakan tujuan kerja sama ini adalah untuk menjamin terwujudnya kelestarian keanekaragaman hayati, keutuhan, dukungan penguatan fungsi. Hal ini dalam rangka mendukung efektivitas penyelenggaraan TNBB melalui pemasangan solusi Internet of Things thermal terminal, CCTV dengan sistem monitoring dan analitik, pendampingan konsultan teknologi, serta meminimalkan dampak langsung maupun tidak langsung akibat kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan kabel serat optik yang melintasi kawasan tersebut.

“Pembangunan jaringan kabel serat optik diperlukan dalam pengembangkan dan peningkatan layanan penyediaan jaringan infrastruktur untuk menghadirkan akses internet berkualitas bagi masyarakat Pulau Bali, sekaligus bagian dari program penyediaan jaringan 5G,” ujar Teguh dalam siaran pers yang diterima Gizmologi.

Sementara Agus Ngurah Krisna, Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup, menambahkan ruang lingkup kerja sama ini meliputi pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan jaringan kabel serat optik, peningkatan kualittas pengembangan dan promosi pariwisata alam, dukungan sarana dan prasarana pengelolaan, serta monitoring dan evaluasi.

“Kerja sama ini berlangsung selama sepuluh tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.

Alita saat ini memiliki lebih dari 1.300km kabel serat optik di Pulau Bali dan memberikan layanan berupa fiber access network, managed service, active network, smart pole, dan site access termination.



from Gizmologi https://ift.tt/3bhofos
via IFTTT