Telegram trading saham

Jakarta, Gizmologi – Beberapa waktu lalu, pengguna aplikasi berkirim pesan bisa dibilang mengalami masa bersinar, namun juga masa yang cukup mengesalkan. Pasalnya ketika semua layanan dari Facebook termasuk Instagram dan WhatsApp down, mereka bisa tetap lancar berkirim pesan satu sama lain.

Bahkan sambil mengajak teman-temannya untuk berpindah ke platform yang diyakini jauh lebih aman tersebut. Namun di sisi lain, tak sedikit yang kesal karena harus menerima banyak notifikasi hadirnya pengguna baru. Mengingat sampai saat ini, tidak ada opsi untuk menyembunyikan notifikasi tersebut dari halaman depan Telegram. Sehingga notifikasi menjadi penuh, meski ada opsi untuk “read all”.

Baca juga: Analisis Facebook Penyebab WhatsApp-Instagram Tumbang

Kalau Twitter dianggap sebagai media sosial pelarian pengguna Facebook dan Instagram saat sedang gangguan, mungkin Telegram pun bisa dibilang sejenis, hanya saja dalam bentuk media lain. Ketika WhatsApp munculkan sebuah isu privasi terkait data pengguna yang akan dibagikan ke pengiklan, Telegram juga kebanjiran banyak pengguna baru selama beberapa pekan.

Pavel Durov Menyambut Pengguna Baru dari WhatsApp

Pavel Durov Telegram
Pavel Durov, CEO & founder Telegram. (Sumber: Bloomberg)

Senin kemarin (4/10), tentu Telegram kembali berhasil meraup banyak jumlah pengguna baru, sejenak setelah Facebook dan seluruh platform di bawah naungannya mengalami gangguan jaringan. Tidak tanggung-tanggung, gangguan tersebut berjalan sekitar enam jam. Meski memang di Indonesia kebagian saat malam hari, sehingga mungkin tak banyak yang merasa terganggu.

Melalui kanal resmi milik sang penemu, Pavel Durov secara langsung menyampaikan bila platform-nya berhasil meraih rekor baru, spesifik untuk aktivitas registrasi pengguna baru. Tak tanggung-tanggung, mencapai lebih dari 70 juta orang hanya dalam satu hari, disebut “mengungsi” dari platform sejenis lainnya.

“Saya bangga dengan bagaimana tim kami menangani pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena Telegram terus bekerja dengan sempurna untuk sebagian besar pengguna kami,” jelas Durov. Saking banyaknya jumlah pendaftar, kecepatan servernya sempat melambat untuk pengguna spesifik di wilayah Amerika Serikat. Setidaknya tidak sampai berhenti beroperasi, meski menerima jutaan pengguna baru dalam waktu yang sangat singkat.

Selain Telegram, Signal Juga Menerima Jutaan Pengguna Baru

Signal

Sebagai catatan, kini Telegram telah berhasil mencapai lebih dari 1 milyar unduhan pada Agustus 2021 kemarin. Sementara untuk pengguna aktif bulanan, jumlahnya pun tak kalah mencengangkan, di mana ada sekitar lebih dari 500 juta orang. Jumlah tersebut dalam catatan bulan Januari—tentu kini sudah bertambah jauh lebih banyak.

Telegram memang cukup bersemangat dan menyiapkan platform-nya sebagai alternatif maupun pengganti yang paling cocok bagi pengguna WhatsApp. Di awal 2021, diberikan sebuah cara untuk memindahkan histori obrolan termasuk file media lintas platform. Kemudian untuk fitur, Telegram juga mengejar ketertinggalan dengan cepat. Hingga kini mendukung panggilan video dengan ratusan anggota secara bersamaan, tanpa batasan waktu dan gratis.

Selain Telegram, tentu platform kirim pesan lainnya juga mendapatkan keuntungan. Dalam sebuah cuitan akun resminya, Signal juga sebutkan telah mendapat jutaan pengguna baru dalam waktu yang sama, meski tak disebutkan jumlah persisnya. Termasuk mengalami gangguan dalam hal menampilkan kontak baru—saking banyaknya pengguna baru dalam waktu singkat.



from Gizmologi https://ift.tt/3BmvoiF
via IFTTT