Donald Trump

Jakarta, Gizmologi – Setelah diblokir Facebook dan Twitter, mantan Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump masih berusaha kembali ke dunia maya. Kali ini, Trump justru mengumumkan jaringan media sosial baru bernama TRUTH Social.

Sebagai catatan, Trump juga pernah membuat medsos tandingan Facebook dkk. Meski begitu platform “medsos” yang disebutkan oleh Trump hanya sebatas laman blog bernama “From the Desk of Donald J. Trump”

Kini Trump menantang kembali tirani raksasa teknologi dengan media sosial buatannya. Ia juga menuding raksasa teknologi itu telah membungkam suara-suara oposisi di Amerika Serikat.

“Kita hidup di dunia di mana Taliban memiliki pengikut besar di Twitter, namun Presiden Amerika Favorit Anda telah dibungkam,” ujar Trump.

Platform ini rencananya bakal diluncurkan secara umum pada kuartal I-2022. Platform ini dikembangkan oleh Trump Media & Technology Group (TMTG) di mana Donald Trump duduk sebagai chairman, seperti dikutip dari Reuters.

“Semua orang bertanya kepada saya mengapa tidak ada yang menentang raksasa teknologi? Ya, kita akan segera [melakukan itu].”

Selain soft launching aplikasi, Trump dan timnya berencana untuk merilis sebuah layanan video-on-demand yang nantinya akan menampilkan program hiburan, berita, dan podcast.

Akun Donald Trump di Banned

Donald Trump

Perlu diketahui, platform seperti Facebook dan Twitter telah menghapus dan melarang Donald Trump untuk bisa memiliki akun media sosial. Lantaran komentar Trump di media sosial telah menyulut massa pendukungnya untuk menyerbu gedung US Capitol pada Januari 2021 untuk membatalkan pelantikan Joe Biden sebagai presiden AS yang baru.

Penyerbuan US Capitol berlangsung ricuh. Alhasil Facebook dan Twitter sepakat menilai Donald Trump telah memanas-manasi pendukungnya untuk melakukan aksi tersebut meski tak pernah memberikan bukti langsung adanya kecurangan dalam pemilihan Presiden AS.

Di sisi lain, Trump juga telah meminta hakim federal di pengadilan Florida untuk memaksa Twitter membuka kembali akun miliknya. Donald Trump beralasan, Twitter secara tak pantas menangguhkan akunnya karena menerima tekanan dari anggota kongres.

Selain itu, pengajuan Trump mengklaim Twitter secara tidak benar melakukan sensor pada kontennya, dengan memberikan tanda seperti “informasi menyesatkan” dan label partisan lain di cuitannya.



from Gizmologi https://ift.tt/3joCgFg
via IFTTT