Google Pixel 6

Jakarta, Gizmologi – Hadir membawa pembaruan yang benar-benar jauh dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, Google Pixel 6 terus mendapat perhatian sejak diresmikan pada akhir Oktober kemarin. Hadir dalam dua varian, opsi paling sederhana dari Google Pixel 6 dibanderol mulai USD699 alias Rp9,8 jutaan, tergolong murah bila dibandingkan flagship sekelasnya.

Alhasil, banyak yang melihat Pixel 6 sebagai smartphone Android terbaik idaman saat ini, meski tidak untuk semua orang. Pasalnya, seperti yang kita tahu, Google sendiri tak hadirkan lini Pixel secara resmi di Tanah Air. Begitu pula dengan negara lain seperti India, yang absen sejak Pixel 4 akibat aturan mekanisme face unlock.

Kedepankan kemampuan AI dan menggunakan cip rancangan sendiri, lantas tak membuat Pixel 6 series terbebas dari isu hardware. Tidak sedikit penggunanya yang mengeluhkan kecepatan baca sensor sidik jari yang tidak instan, kalah terutama bila dibandingkan dengan smartphone rilisan BBK seperti OPPO dan realme. Plus daya tahan yang cukup rentan.

Baca juga: Google Pixel 6 & Pixel 6 Pro Unggulkan Kemampuan AI, Harga Mulai Rp9 Jutaan

Dibuat Atas Alasan Keamanan

Google Pixel 6

Ya, Google sendiri memang seperti kurang andal dalam implementasikan fitur keamanan yang satu ini. Sejak generasi pertama hingga Pixel 3, sistemnya gunakan sensor yang diletakkan pada bodi belakang alias konvensional. Baru pada Pixel 4 series, Google seolah mengikuti langkah Apple dengan menempatkan sejumlah sensor pada bagian atas layar.

Fitur face unlock tersebut memang bisa bekerja optimal, namun memerlukan regulasi baru yang pada akhirnya tak bisa diimplementasikan di beberapa negara termasuk India. Ditambah dengan bezel atas yang jauh lebih tebal, bahkan tak seperti iPhone X yang setidaknya berbentuk poni atau notch. Barulah Pixel 6 gunakan in-display fingerprint sensor pada layarnya.

Meski Samsung sudah gunakan teknologi yang sama sejak Galaxy S8, tak membuat produsen seperti Google bisa mengimplementasikannya dengan sempurna di 2021. Performanya dianggap lambat dengan tingkat akurasi rendah. Ketika salah satu penggunanya keluhkan hal tersebut, akun media sosial resmi Google berikan respon dengan alasan tertentu.

Melalui akun Twitter @MadeByGoogle, disebutkan bila sensor sidik jari pada Pixel 6 memiliki algoritma keamanan tambahan. Sehingga menyebabkan “waktu yang lebih lama untuk verifikasi atau membutuhkan kontak langsung yang lebih jauh dengan bagian sensor.” Dalam arti lain, harus lebih sabar atau menekan sensor lebih dalam supaya bisa berhasil membuka kunci layar.

Google Pixel 6 Series Juga Lebih Sulit Diperbaiki

Spesifikasi Pixel 6 Pro

Tak sampai di situ, penggunaan sensor sidik jari di balik layar Google Pixel 6 series juga menambah masalah baru ketika smartphone harus diperbaiki. Pasalnya, alih-alih hanya menempel ke bagian layar, sensor tersebut juga menempel di bagian motherboard, lebih tepatnya ke cip keamanan Titan M2 rancangan Google.

Artinya, ketika harus mengganti layar lewat pusat perbaikan pihak ketiga, sang teknisi harus bisa melepaskan bagian sensor tersebut dari layar lama dan menempelkannya ke layar baru—meningkatkan risiko kerusakan sensor. Google sendiri juga menyiapkan sebuah solusi “Software Repair tool” ketika hal yang tidak diinginkan terjadi.

Di dalam tools berbasis software tambahan tersebut, ada menu khusus “Fingerprint Calibration Software” yang bisa dipasangkan ke smartphone. Bukan dalam bentuk aplikasi, melainkan harus melalui fastboot dengan sambungan ke komputer.



from Gizmologi https://ift.tt/3kF6sgf
via IFTTT