Laptop yang dirancang khusus untuk para kreator konten mungkin sudah semakin menjamur beberapa tahun belakangan. Mulai dari yang terjangkau, sampai puluhan juta dengan fitur revolusioner, semua punya pangsa pasarnya tersendiri. Termasuk ASUS Zenbook Pro 15 OLED, yang dari namanya saja, tentu sudah bisa ditebak bagian mana yang diunggulkan.
Ya, laptop ASUS yang satu ini dirancang untuk berikan kemampuan penggunanya berkreasi di mana saja dan kapan saja. Dengan begitu, seluruh fitur yang dimiliki oleh ASUS Zenbook Pro 15 OLED harus berkualitas. Mulai dari layar, performa, daya tahan baterai, sampai portabilitas. Apakah semua bernilai baik? Bisa dibilang iya, sesuai lah dengan banderol harganya.
Review ASUS ZenBook 14 Ultralight: Portabilitas Nomor Satu
Review ASUS Chromebook Flip C436: Laptop Chrome OS Paling Mewah
Tapi kalau memang Gizmo friends ingin membeli laptop ini untuk sekadar layarnya yang superior, menurut saya sah-sah saja. Karena memang, kalau kata influencer masa kini, “sebagus itu, nggak ngerti lagi”. Sebelum membeli, ada baiknya untuk menyimak impresi lengkap dari ASUS Zenbook Pro 15 OLED (UX535) berikut ini.
Desain
Seperti Zenbook 14 Ultralight yang pernah saya ulas Mei kemarin, tapi disuntik steroid. Tampilan dari Zenbook Pro 15 terlihat sangat familiar, dan udah khas Zenbook pada umumnya. Bongsor karena dimensi layarnya yang memang besar, jadi sangat wajar. Tapi tergolong cukup portable.
Bobotnya masih sedikit lebih ringan dari rata-rata laptop gaming, mencapai 2kg. Finishing luarnya oke, cukup elegan dengan logo ASUS yang off-center, tentu terlihat lebih versatile ketika dibawa ke kantor atau kafe. Walau terlihat biasa, laptop ini sudah mengantongi sertifikasi MIL-STD 810G. Alias lolos uji suhu ekstrim sampai tes jatuh sekalipun.
Dari sisi samping justru terlihat garang berkat lubang ventilasi yang didesain besar, mirip seperti laptop gaming. Layarnya sendiri belum bisa dibuka satu tangan, memang, tapi dengan desain ErgoLift, bagian keyboard akan sedikit naik dan miring. Berikan kenyamanan ekstra, sekaligus memberikan ruang untuk ventilasi di bawah, plus output audio lebih optimal.
Menurut saya, yang agak terlihat kurang premium ada di bagian dalamnya ASUS Zenbook Pro 15 OLED, terutama area keyboard dan sekitarnya, rasanya seperti agak polos aja. Tapi bukan menjadi masalah yang berarti, karena secara otomatis mata akan mengarah ke satu, eh, dua layar yang ada di bagian atas dan bawahnya.
Layar
Sesuai dengan namanya, ASUS Zenbook Pro 15 OLED (UX535) ini mengusung layar yang… bikin sedih. Iya, karena begitu sudah terbiasa, balik ke laptop dengan layar konvensional jadi sedih aja rasanya. Oke, spesifikasi unggulannya dulu deh; 4K HDR OLED, cakupan warna full (100%) sRGB & DCI-P3, rasio kontras 1.000.000:1, dan touchscreen.
Rasanya seperti melihat layar smartphone flagship dalam ukuran yang (jauh) lebih besar. Nyaman banget! Jangankan untuk nonton film Netflix, untuk melihat wallpaper bawaan Windows 11 aja sudah nyaman. Plus, respon sentuh yang oke buat tap dan scroll. Enak dipandang, sekaligus akurat bagi mereka yang bekerja untuk konten visual baik foto dan video.
Bezel-nya juga dibuat cukup tipis, dengan permukaan layar yang glossy alias bukan anti-glare. Kelebihannya? Bening banget di mata, tapi memang jadi sedikit reflektif untuk penggunaan luar ruangan. Namun tidak begitu masalah karena bisa menyala cukup cerah, melebihi 400 nits.
Oh ya, nggak perlu khawatir akan daya tahan dari panel OLED di Zenbook Pro 15 ini. ASUS sudah memikirkan daya tahan dan berikan fitur khusus guna membuat lini laptop layar OLED-nya tetap awet, termasuk Zenbook Pro 15. Ketika layar menampilkan konten statis, tiap pikselnya otomatis sedikit bergeser, atau beralih ke mode screen saver.
Hal tersebut agar mencegah timbulnya burn-in, atau kondisi di mana layar akan membekas secara permanen di bagian tertentu. Selain bakal awet, juga tetap aman untuk dipandang, karena sudah tersertifikasi oleh TUV Rheinland untuk minimalisir cahaya biru serta bebas flickering.
Port & Konektivitas
Nah, walaupun dimensinya bongsor, situasi port pada Zenbook Pro 15 tidak sepenuhnya melegakan. Jenisnya sih cukup lengkap, memang, namun secara jumlah tergolong sedikit. Pada bagian kanan, hanya ada DC-in, audio combo jack dan satu port USB-C (Thunderbolt 3)
Sementara di sisi seberang, ada satu port USB-A 3.2 Gen 1, HDMI 2.0 dan SD card reader. Yup, masing-masing jenis port USB hanya ada satu. Well, setidaknya slot terakhir bakal jadi angin segar bagi para fotografer untuk perpindahan data yang praktis. Sementara sisanya dihabiskan untuk lubang ventilasi udara.
Keyboard Zenbook Pro 15 sendiri cukup nyaman, tidak ada komplain mulai dari key travel dan ukurannya. Tentu perlu penyesuaian dari pengguna laptop tanpa numpad, karena hurufnya jadi agak ke kiri. Ada Fn lock yang memudahkan, plus kemiringan dari hinge ErgoLift bikin lebih nyaman. Nah, yang baru buat saya, adalah ScreenPad 2.0 pada bagian touchpad-nya.
Maksimalkan produktivitas, touchpad Zenbook Pro 15 dilengkapi fitur-fitur tambahan untuk multitasking. Selain bisa jadi touchpad biasa tentunya, juga bisa jadi pintasan aplikasi tertentu, bahkan jalankan aplikasi dari layar utama. Mau buat nonton video dari YouTube? Bisa juga.
Cuma lagi-lagi, perlu pembiasaan aja, seperti kursor yang jadi bisa turun sampai ke touchpad dan langkah ekstra untuk mematikan fiturnya. Sebagai touchpad, dimensinya sudah cukup luas. Material kacanya juga jadi bikin enak untuk scroll dan sentuh secara presisi, nurut sama pergerakan jari.
Performa
Sebagai laptop yang hadir untuk menunjang produktivitas, tentu tidak cukup dengan layar 4K OLED saja. Varian Zenbook Pro 15 yang saya gunakan pakai CPU Intel Core i7-10870H (8-core, 2.2GHz, up to 5GHz), dipasangkan dengan GPU NVIDIA GTX 1650 Ti, RAM 16GB DDR4 dan penyimpanan berjenis M.2 NVMe PCIe yang sangat luas yakni 1TB.
Chipset yang digunakan memang bukan generasi yang paling baru, tapi menurut saya pribadi tidak menjadi masalah karena baterainya yang awet (ada di bagian berikutnya). Tentu dengan spesifikasi yang mentereng, performanya bakal terasa overkill bagi kamu yang membeli laptop ini untuk pekerjaan kantoran saja—saya nggak bilang ini salah, ya.
GPU eksternal yang dibawa Zenbook Pro 15 memang tidak setara dengan laptop gaming yang ada di kelas harga sama, tapi sudah cukup mumpuni untuk jalankan beberapa judul gim dengan penyesuaian grafis, atau aplikasi edit foto profesional sampai editor video tentunya. Suhu laptop ini juga relatif terjaga.
Mungkin karena ventilasi yang optimal di sisi kiri, kanan dan belakang ya. Ketika dipakai di ruangan senyap, bunyi kipasnya tergolong senyap untuk laptop sebesar dan se-powerful ini. Dan bila dibutuhkan, kecepatan kipas bisa dimaksimalkan lewat software bawaan dari ASUS.
Fitur Lain
Sama seperti seri Zenbook modern lainnya, ASUS Zenbook Pro 15 OLED juga sudah cocok untuk penggunaan gaya bekerja masa kini. Mikrofon dan speaker stereo-nya sama-sama didukung oleh AI, bisa maksimalkan suara pengguna dan meredam kebisingan di sekitar secara otomatis.
Bahkan ada mode multi-presenter khusus, di mana mikrofon secara cerdas menyamakan suara keempat orang yang berbicara dalam sebuah meeting, walaupun jarak bicara berbeda-beda dari laptop. Sayangnya, walaupun punya sudut pandang cukup lebar, kualitas webcam dari Zenbook Pro 15 yang beresolusi 720p tergolong biasa, setara laptop kurang dari Rp10 juta.
Kamera tersebut hadir bersama dengan sensor lainnya untuk hadirkan fitur face unlock dengan Windows Hello. Akurasinya sudah cukup oke meski terkadang sulit mendeteksi wajah di luar ruangan. Sementara speaker Zenbook Pro 15 yang menghadap ke bawah mampu mengimbangi kualitas layarnya, terdengar lantang dan penuh.
Baterai
Salah satu alasan kenapa laptop ini bisa punya bobot hampir 2 kilogram (meski standar untuk ukuran 15,6 inci), adalah kapasitas baterainya yang besar banget. Sampai 96Whr 6-cell! Tapi wajar aja sih, laptop ringan Zenbook 14 Ultralight saja bisa membawa kapasitas sampai 63Whr.
Adanya baterai besar di Zenbook Pro 15 ini penting banget, mengingat layarnya yang jauh lebih superior dari laptop kebanyakan, menyala lebih cerah dan punya resolusi sangat tinggi. Untuk penggunaan sehari-hari dengan mengutamakan browsing, bisa menyala kurang lebih 8 – 9 jam. Kalau lagi di kafe siang hari dengan full brightness (mode pamer), 5 – 6 jam deh. Tergolong impresif.
Sayangnya, memang Zenbook Pro 15 OLED ini tidak bisa mendukung GaN charger 65W aja, alias perlu charger khusus dari paket penjualannya. Dimensinya besar, cukup berat, dengan output 150W. Pengisian dayanya tentu memakan waktu sedikit lebih lama karena baterai yang besar.
Kesimpulan
Meski ditujukan untuk kreator konten, saya bisa membayangkan kalau ASUS Zenbook Pro 15 banyak digunakan untuk pengguna kasual, sekadar ingin laptop layar besar dengan kualitas panel terbaik. Apalagi kalau laptop ini dipajang di toko ritel ASUS, pasti bakal menarik banyak perhatian konsumen.
ASUS Zenbook Pro 15 OLED hadir sebagai paket yang lebih pas. Alih-alih membeli laptop gaming dengan kemampuan grafis tinggi namun mengesampingkan akurasi layar, penawaran premium ASUS yang satu ini bakal lebih pas untuk profesional dalam bidang yang relevan dengan poin tersebut. Layak menjustifikasi harga yang melebihi Rp20 juta.
Spesifikasi ASUS Zenbook Pro 15 OLED
General
Device Type | Laptop |
Model / Series | ASUS Zenbook Pro 15 OLED (UX535) |
Released | 13 Oktober, 2021 |
Status | Available |
Price | Rp 23.999.000 (Intel® Core i5-10300H/GTX1650TI/16G/1T PCIE/OLED 4K Touch/SCREENPAD/Windows 10 Home/Office pre installed) Rp 27.999.000 (Intel® Core i7-10870H/GTX1650TI/16G/1T PCIE/OLED 4K Touch/SCREENPAD/Windows 10 Home/Office pre installed) |
Platform
Processor | Intel Core i7-10870H/i5-10300H processor |
VGA (Graphic Card) | NVIDIA® GeForce® GTX 1650 Ti, 4GB GDDR6 |
RAM (Memory) | 16GB DDR4 on board |
Storage | 1TB M.2 NVMe PCIe® 3.0 Performance SSD |
Operating System | Windows 10 Home |
Body
Dimensions | 35.40 x 23.80 x 1.78 ~ 1.80 cm |
Display | 15.6-inch, 4K UHD (3840 x 2160) 16:9 aspect ratio OLED 440 nits Screen-to-body ratio: 88 %, Touch screen ScreenPad 2.0 (FHD+ (2160 x 1080) IPS-level Panel) |
Battery | 96WHrs, 3S2P, 6-cell Li-ion 150W AC Adapter Output: 20V DC, 7.5A, 150W Input: 100~240V AC, 50/60Hz universal |
Connectivity
Webcam | IR webcam with Windows Hello support |
Bluetooth | Bluetooth 5.0 |
Wi-fi | Wi-Fi 6(802.11ax) |
NFC | |
I/O Interface | 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A 1x Thunderbolt 3 supports display 1x HDMI 2.0b 1x 3.5mm Combo Audio Jack 1x DC-in 2 in1 card reader SD/MMC |
Other
Audio | SonicMaster, Audio by ICEpower®, Built-in speaker, Built-in array microphone, with Cortana and Alexa voice-recognition support |
Features | Warna: Pine Grey |
from Gizmologi https://ift.tt/3BSccZr
via IFTTT
0 Komentar