Jakarta, Gizmologi – Pengembangan teknologi machine learning (ML) kini sudah dimanfaatkan oleh banyak skenario, alias tidak hanya pada perangkat seperti smartphone saja. Industri dalam skala yang lebih besar juga sudah menggunakan sistem modern tersebut, berikan beragam manfaat tersendiri, mulai dari sisi kecepatan hingga efisiensi.
Tak lagi dianggap asing, machine learning juga sudah masuk ke dalam jenis layanan yang dinikmati masyarakat sehari-hari. Salah satu lembaga riset dan konsultasi Gartner mengatakan bila kecerdasan buatan atau AI, di mana machine learning termasuk salah satu dari sekian turunan teknologi AI, bakal memiliki nilai hingga USD3,9 triliun pada tahun 2022.
Sebagai penyedia layanan cloud untuk industri, Amazon Web Services (AWS) baru-baru ini menggelar sebuah ajang berjudul AWS re:Invent 2021, yang diadakan secara hybrid alias kombinasi online dan offline. Salah satu bagian dari acara tersebut adalah diskusi terkait machine learning, dibawakan oleh Kumar Chellapilla, General Manager untuk Machine Learning di AWS.
Baca juga: AWS Beberkan Manfaat Machine Learning Berbasis Cloud untuk Enterprise
“Bukan hal yang mustahil apabila ML menjadi teknologi yang paling transformatif dan disruptif di masa depan,” jelas Kumar dalam sebuah sesi diskusi virtual yang diadakan Kamis (2/12). Menurutnya, ML memiliki banyak penerapan dalam kehidupan nyata, dari pelestarian satwa, pendeteksian virus hingga pembuatan vaksin.
Machine Learning AWS Diterapkan Di Berbagai Negara, Termasuk Indonesia
Kumar juga menyebutkan salah satu pelanggan AWS yang sudah gunakan teknologi ML, yakni Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali, untuk mengembangkan sistem absen virtual selama ASN harus work from home (WFH). Disebutkan bila anggaran berhasil dihemat sampai 69%, sekaligus akselerasi perjalanan menuju Smart Island.
Selain Diskominfos Bali, juga hadir dalam diskusi panel virtual sebuah perusahaan teknologi pertanian asal India, yakni CropIn. Hubungkan sekitar 7 juta petani di 7 negara bagian, perusahaan tersebut memanfaatkan kekuatan ML untuk identifikasi beragam data kritikal. Seperti prediksi bibit yang cocok untuk ditanam, penyakit pada tanaman tertentu, sampai beragam proses yang bisa dibuat lebih efisien.
Kunal Prasad, co-founder dan CEO CropIn mengatakan bila data dari machine learning juga bisa dimanfaatkan untuk pihak selain petani, seperti pemerintah, perbankan sampai penyedia asuransi. Namun pihaknya menempatkan para arsitek dan ilmuwan data di atas rantai komando. “Alhasil, CropIn mampu menyambungkan para petani dengan pembiayaan dan asuransi yang mereka butuhkan,” tambah Kunal.
Baca juga: Teknologi Cloud AWS Dampingi Perusahaan Tumbuh Berkelanjutan
Selain CropIn, turut hadir Omnilytics sebagai organisasi yang menyediakan market intelligence alias data dan wawasan tentang pasar untuk 5,000 merek di seluruh dunia. Berbasis di Singapura dan Malaysia, basis datanya sendiri mencakup lebih dari 100 ribu produk. Sejak gunakan analitik dan ML, pelanggannya mampu cetak pertumbuhan sampai 60% year-on-year (YoY).
James Smith, VP of Data Analytics, Omnilytics mengatakan bila tools ML semakin mudah diakses dan tersedia untuk banyak orang, dan rintangan untuk menggunakannya semakin berkurang. “Artinya, ML bisa menciptakan dampak yang semakin besar bagi bisnis.” Tim data scientist-nya pun dikembangkan dari 2 orang menjadi 13 orang secara keseluruhan, dari latar belakang berbeda.
Program Beasiswa Untuk Merancang Kendaraan Tanpa Awak Milik AWS
James juga menambahkan bila pengetahuan dan pelatihan yang didapat dari AWS mampukan karyawan barunya untuk belajar dan kuasai teknologi ML dengan cepat. Selaras dengan AWS yang ingin agar ML dapat dimanfaatkan oleh setiap orang, komunitas dan organisasi secara maksimal.
Dalam ajang AWS re:Invent 2021 yang berjalan pekan lalu, Swami Sivasubramanian selaku VP of Amazon Machine Learning di AWS umumkan beberapa inovasi serta program baru untuk buat teknologi ML lebih mudah diakses semua orang. Setidaknya ada enam kapabilitas baru pada layanan ML milik AWS, yakni Amazon SageMaker. Memudahkan pemberian label data, kolaborasi antar-praktisi ML, sampai proses kompilasi model ML.
Tak sampai di situ, AWS juga mengadakan AI & ML Scholarship, yakni sebuah program beasiswa pagi siswa dan mahasiswa untuk menempuh jenjang karir di bidang ML. Peserta akan pelajari terkait fundamental ML, dengan cara merancang model mobil balap tanpa awak yakni AWS DeepRacer. Sekaligus berpartisipasi dalam AWS DeepRacer Student League.
from Gizmologi https://ift.tt/3doHugZ
via IFTTT
0 Komentar