Jakarta, Gizmologi – Dalam dua tahun terakhir, kita tentu sudah terbiasa untuk melakukan interaksi secara daring. Salah satunya lewat panggilan video yang berlangsung dari kamera smartphone maupun webcam. Khusus yang kedua, Opal C1 hadir untuk berikan solusi dari masalah yang dihadapi hampir semua orang.
Ya, webcam sendiri bukanlah sebuah teknologi baru, melainkan sudah eksis sejak bertahun-tahun lamanya. Namun hingga Apple hadirkan sebuah laptop dengan harga puluhan juta sekalipun, mereka masih belum bisa berikan kualitas webcam yang benar-benar berkualitas. Alternatifnya? Tentu dengan membeli webcam eksternal, atau bahkan memanfaatkan kamera smartphone maupun DSLR, lewat sambungkan kabel hingga nirkabel.
Sedikit ribet? Tentu saja. Pun penawaran dari merek yang sudah tepercaya seperti Logitech masih belum bisa mendekati, misalnya, kamera smartphone masa kini. Melihat masih belum ada yang benar-benar kompeten, sebuah startup bernama Opal dibangun sejak awal pandemi, dan akhirnya hadirkan Opal C1 sebagai produk pertamanya.
Baca juga: Razer Kiyo Pro, Webcam Canggih Berkemampuan HDR Harga Rp2 Jutaan
Diperkenalkan secara resmi pada September lalu, pengiriman unit yang telah dipesan lebih dari 16 ribu orang tersebut baru dimulai awal Desember 2021. Pendiri dari perusahaan penghasil Opal C1 sendiri tak main-main, merupakan mantan karyawan dari Google, Beats hingga Uber. Lantas bagaimana latar belakangnya?
Kamera Opal C1 Gunakan Sensor Sony
Tim Opal menyadari sebuah situasi, yakni bagaimana sebuah smartphone kini bisa hasilkan gambar mendekati DSLR, namun perkembangan serupa tidak terjadi untuk webcam. Mungkin sepele, namun dari hasil riset mereka, setidaknya cukup banyak orang yang habiskan waktu sampai 7 jam per hari untuk bertatap virtual. Sehingga webcam berkualitas tentu penting adanya.
Dari segi desain, langsung terlihat bila Opal C1 merupakan aksesori yang premium. Tampil mengotak, hanya ada dua opsi warna yakni hitam dan putih, dengan material dari aluminium, bisa didaur ulang dan hanya gunakan material plastik tak lebih dari 1%. Dilengkapi dengan penjepit khusus untuk layar laptop hingga monitor.
Pada bagian belakangnya, disematkan sebuah port USB-C untuk sumber daya. Sementara di depan, terlihat sebuah sensor dan sejumlah mikrofon. Keduanya tidak main-main, seperti sensor utamanya yang gunakan Sony IMX363. Punya diafragma f/1.8, sensor tersebut merupakan sensor yang digunakan Google Pixel generasi pertama. Dengan resolusi tertinggi mencapai 4K.
Sementara mikrofonnya sendiri terdiri dari serangkaian hardware yang disebut MicMesh, diklaim bisa berikan pengurangan noise serta hasilkan keluaran suara selayaknya studio—persis seperti janji Apple ketika rilis MacBook Pro terdahulu. Opal C1 juga dirancang plug-and-play, meski bakal lebih optimal untuk Mac karena dukungan software tambahan untuk Windows baru tersedia setidaknya akhir 2022 mendatang.
Manfaatkan AI & Machine Learning
Software tersebut merupakan bagian penting dari Opal C1. Masih dalam versi beta, nantinya pengguna yang ingin maksimalkan potensi kamera tersebut harus berlangganan dengan biaya USD4 tiap bulannya. Seperti Tesla, Opal akan berikan banyak fitur baru secara berkala ke depannya. Termasuk fitur canggih yang bisa tingkatkan kualitas kamera maupun jaminan penggantian unit apabila rusak.
Ya, seperti Google Pixel, Opal C1 juga tidak sekadar manfaatkan kemampuan sensor. Hasil yang optimal dibawa lewat cip Intel Myriad X di dalamnya, yang mampu berikan kemampuan olah digital. Hadirkan fitur canggih seperti efek bokeh yang bisa disesuaikan, kemampuan mengenali gestur, sampai mengikuti pergerakan wajah secara otomatis layaknya Center Stage pada kamera iPad terbaru.
Termasuk mengendalikan 12 mikrofon yang ada pada bagian depan, serta berikan kendali penuh seperti kecerahan, kontras dan white balance layaknya kamera DSLR. Hingga saat ini, Opal C1 masih dijual dalam sistem undangan atau terbatas. Harganya? USD300 atau sekitar Rp4,3 jutaan. Ya, tentu bukan buat team mending.
from Gizmologi https://ift.tt/3yH79uU
via IFTTT
0 Komentar