Jakarta, Gizmologi – Banyak fenomena di ekosistem blockchain yang terjadi pada kurun 2021. Bagaimana dengan prediksi crypto 2022? Di tahun ini, Bitcoin semakin mainstream di mana tak sedikit orang awam yang mulai mendengar dan aware perihal ini. Tak hanya itu, Bitcoin sudah digunakan sebagai devisa sebuah negara dan juga masuknya institusi investor.

El Salvador adalah negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Nantinya, dikabarkan negara Amerika Selatan lainnya juga akan mengikuti. Negara yang selama ini terikat dengan Dollar USD mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa negaranya.

Di sisi lain, muncul pula sejumlah hambatan seperti pemerintah China yang melarang semua transaksi mata uang kripto. Kebijakan tersebut sempat membuat harga aset kripto terjun bebas, meski sekarang sudah mulai merangkak naik. Di level dalam negeri, MUI juga memberikan fatwa haram aset kripto dengan sejumlah catatan.

Baca juga: Tokocrypto Raih The Most Innovative Crypto Apps di Indonesia Gadget Award 2021

Prediksi crypto 2022, performanya diharapkan akan lebih baik lagi dengan adanya ekosistem terbaru. CEO Indodax Oscar Darmawan memprediksi bahwa prediksi crypto 2022 akan ada suatu ekosistem baru. Setelah di tahun 2020 ada DeFi dan di tahun 2021 ada hype NFT dan juga Metaverse. Tentunya, ekosistem ini juga tidak akan ditinggalkan, meskipun ekosistem yang baru terbentuk.

Prediksi Crypto 2022

Ilustrasi bitcoin blockchain (Foto: 123rf/melpomen)
Ilustrasi bitcoin (Foto: 123rf/melpomen)

Oscar menandaskan bahwa berbagai hambatan yang coba merintangi Bitcoin, termasuk pernyataan IMF, tidak membuat aset kripto ini melemah. Bitcoin sudah sering dinyatakan mati dari sejak kemunculannya. Statement IMF yang bertentangan dengan eksistensi kripto tidak akan begitu pengaruh.

“Yang akan cukup berpengaruh adalah bagaimana negara akan membuat bitcoin sebagai devisa atau tidak. Kita juga bisa melihat bahwa Institusi juga sudah terjun dan gelombangnya cukup besar. Jika harga turun institusi akan memborong. Jika hal ini dilakukan terus menerus lama lama supply bitcoin akan terus menipis,” ujar Oscar saat menjadi pembicara dalam acara Indodax Room Special Edition Nataru.

Pada Januari 2021, Bitcoin berada di angka 500 juta rupiah sementara pada 31 Desember 2021, Bitcoin menyentuh angka 680 jutaan. Bitcoin sudah naik sekitar 47.4% bahkan pernah menyentuh harga all time high di bulan November dengan harga hampir 1 Milyar Rupiah/1 Bitcoin. Ini menandakan bahwa Bitcoin adalah aset kripto yang baik untuk investasi jangka panjang

Tidak hanya soal Bitcoin, Ethereum juga sangat menarik untuk dicermati terlebih setelah berevolusi. Dengan evolusi Ethereum 2.0, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan pun semakin meningkat sehingga dapat memproses lebih banyak transaksi dan mengurangi kemacetan.

“Secara teknologi, harga, dan ekosistem sebenarnya Ethereum sudah mengungguli Bitcoin. Ethereum itu bagus ekosistemnya juga luar biasa dan dipakai di dunia institusi juga. Tapi yang jadi masalah apakah Ethereum akan bisa scale-up lagi atau tidak untuk menurunkan biaya transaksinya karena biaya gas ini kuncinya. Jika di tahun 2022, pengembang Ethereum bisa menurunkan gas fee, ada kemungkinan Ethereum bisa meng off-lap Bitcoin,” tutur Oscar.

Berdasarkan data Coinmarketcap pada 31 Desember 2021, Ethereum menyentuh di kisaran angka 53,6 juta rupiah/1 ETH. Angka ini jika dibandingkan dengan awal Januari 2021, harga 1 ETH hanya berkisar 10 juta rupiah alias sudah naik lima kali lipat.

Baca juga: Rekomendasi 7 Game NFT Terpopuler, Bisa Hasilkan Uang dari Bermain

NFT dan Metaverse di Tahun 2022

ilustrasi NFT token 123rf fellowneko
ilustrasi Non Fungible Token (Foto: 123rf / fellowneko)

Di tahun 2021 orang-orang juga banyak yang membahas tren Metaverse dan juga NFT. Metaverse yang hype karena Facebook ini, membuat orang benar benar “hidup” di dalam dunia maya. Nah, tren NFT bergantung pada kesuksesannya Metaverse. Maka dari itu menurutnya, Metaverse sangat berperan besar terhadap NFT dan dunia kripto di tahun 2022.

Menurut Oscar, kalau bicara soal Metaverse dan dunia sudah digital, uangnya tidak akan tersentralisasi. Uangnya tentu akan digital dan terdesentralisasi. Itu akan menggerakkan kripto. Sama halnya dengan kita bicara soal NFT. Lukisan digital di NFT semahal apapun jika tidak ada fungsinya buat apa. Namun Jika kita hidup di dunia digital dan punya aset digital NFT yang harganya mahal tentu akan sangat berguna.

“Maka dari itu, menurut saya jika tren Metaverse ini bisa take off, maka NFT pun akan take off. Jika NFT tanpa adanya Metaverse hanya akan sebatas hype saja,” tambah Oscar.



from Gizmologi https://ift.tt/3t1PayT
via IFTTT