Jakarta, Gizmologi – Jutaan data pasien dari berbagai rumah sakit di Indonesia, dikabarkan bocor dan disebarluaskan pada forum online. Besaran data yang bocor berukuran 720 GB, termasuk 6 juta informasi pasien di dalamnya.

Informasi ini pertama kali diunggah oleh pemilik akun Twitter @ibnux. Dalam unggahannya, ia menunjukkan screenshot dari forum Reddit yang membahas kebocoran data tersebut.

“Indonesia Open Source database again,” tulis @ibnux, dikutip Kamis (6/1/2022).

Sesuai deskripsi, database yang bocor itu berisikan laporan rekam medis dari sejumlah rumah sakit besar di Indonesia. Mencakup catatan medis seperti hasil pemeriksaan radiologi, elektrokardiogram (EKG), dan laboratorium.

Data Pasien dari Berbagai Rumah Sakit

Data Pasien Rumah Sakit Bocor

Bila dirinci catatan medis tersebut berisikan nama pasien, rumah sakit, tanggal pengambilan scan, form hasil pemeriksaan, CT scan, foto pasien, hasil tes Covid-19, surat rujukan, dan lainnya. Ada juga data soal surat rujukan BPJS, laporan hasil medis, dan beberapa laporan dari laboratorium.

Selain itu juga dituliskan pula jumlah data yang bocor mencapai 238,999 files dengan besaran 199GB dari folder ECG. Berikutnya laboratorium 753.504 file sebesar 479 GB, dan Radiologi 43.460 file dengan 42GB.

Dalam salah satu kolom, ada juga contoh data pribadi pasien yang didapatkan. Ini mulai dari nama, nomor kontak, alamat, tempat dan tanggal lahir, nomor kartu JKN, dan NIK.

Pada kolom komentar, sang pemilik akun mengklaim kalau data itu berasal dari server Kementerian Kesehatan, tak hanya dari BPJS Kesehatan. Sebab tahun lalu, data-data BPJS Kesehatan juga sempat dilaporkan bocor dan dijual di internet

Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah, Situs PSSI Kembali Diretas Hacker

Respon Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan menyatakan sedang menelusuri dugaan data pasien yang berada di server mereka bocor dan dijual ke forum gelap. Di mana peretas mengklaim data ini berasal dari “server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia” pada 28 Desember 2021.

“Kami sedang melakukan ‘assessment’ permasalahan yang terjadi dan mengevaluasi sistem kami,” kata Chief Digital Transformation Officer, Kemenkes, Setiaji dikutip dari Antara.



from Gizmologi https://ift.tt/3EYliFJ
via IFTTT