Waterloo (Canada), Gizmologi – Setelah tujuh tahun lalu pindah ke Android, awal tahun ini BlackBerry resmi menutup layanan sistem operasi BlackBerry OS. Tepatnya, sistem legendaris besutan BlackBerry ini akan dimatikan pada 4 Januari 2022. Artinya, dukungan pada sistem operasi akan berakhir dalam hitungan hari.

Pada tahun 2016, CEO BlackBerry John Chen mengumumkan transisi ke perusahaan perangkat lunak telah selesai. “Sejak itu, kami telah membuat langkah besar dalam menjalankan strategi bisnis kami dan hari ini, kami berfokus pada penyediaan perangkat lunak dan layanan keamanan yang cerdas kepada perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia,” ujar John Chen kala itu.

Dikutip dari laman FAQ dalam situs resmi BlackBerry, layanan BlackBerry 7.1 OS dan versi terbarunya, perangkat lunak BlackBerry 10, BlackBerry PlayBook OS 2.1 dan versi sebelumnya, tidak akan lagi tersedia setelah 4 Januari 2022.

Baca juga: Kinerja Kinclong di 2021, Ini Strategi OPPO Indonesia di 2022

Berhentinya BlackBerry OS dan layanan lainnya

Logo Blackberry OSDengan disuntik matinya BlackBerry OS, maka dukungan terhadap perangkat yang memakai sistem operasi ini pun dihentikan. Setelah tanggal 4 Januari 2022, perangkat yang menjalankan layanan dan sistem operasi BlackBerry melalui operator atau koneksi W-Fi tidak akan lagi berfungsi dengan andal. Termasuk fungsi data, panggilan telepon, SMS dan panggilan darurat 9-1-1.

BlackBerry berdalih bahwa kini mereka berfokus pada penyediaan perangkat lunak dan layanan keamanan cerdas untuk korporat dan pemerintah di seluruh dunia. Kini mereka sepenuhnya beralih menjadi perusahaan software dan keamanan siber.

Rupanya, bukan hanya BlackBerry OS saja yang dihentikan dukungannya. Penghentian penawaran layanan dan infrastruktur ini juga akan berdampak pada fungsionalitas untuk aplikasi. Di antaranya seperti Enhanced Sim Based Licensing (ESBL) / Identity Based Licensing (IBL), alamat email yang dihosting BlackBerry, BlackBerry Link, BlackBerry Desktop Manager, BlackBerry Blend, dan BlackBerry Protect.

Khusus untuk BlackBerry Protect, layanan yang dihentikan hanya dukungan terkait BBOS dan BlackBerry OS. Namun tidak berdampak pada layanan BlackBerry Protect baru yang merupakan solusi keamanan titik akhir berbasis AI.

Catatan Perjalanan BlackBerry

BlackBerry 8820 BlackBerry Bold 9900 and BlackBerry ClassicNasib BlackBerry memang sungguh tragis. Belasan tahun silam, perusahaan asal Kanada yang awalnya bernama Research In Motion (RIM) ini sungguh perkasa dengan perangkat smartphonenya. BlackBerry begitu terkenal dan memiliki tempat khusus di Indonesia yang merupakan salah satu pasar terbesarnya.

BlackBerry adalah salah satu merek ponsel cerdas paling terkemuka di dunia, di masanya. Mereka mengkhususkan diri dalam komunikasi yang aman dan pendukung produktivitas yang terkenal dengan keyboard di sebagian besar perangkatnya.

Namun, sebagaimana sistem operasi smartphone generasi awal lainnya yang bernasib serupa, BlackBerry terlambat mengantisipasi tren di mana kian banyak pengguna yang beralih ke Android dan iOS. Selain BlackBerry, sebenarnya kompetitor utamanya yaitu Nokia juga mengalami nasib yang tak kalah tragisnya. Mereka telah menjadi penguasa pasar ponsel global dengan sistem operasi Symbian yang kemudian mengibarkan bendera putih.

Lisensi ponsel Nokia sempat dijual ke Microsoft, kemudian diberi sistem operasi Windows Mobile, tetapi gagal. Sistem operasi Windows Mobile dihentikan pengembangannya. Lisensi ponsel Nokia berpindah ke HMD Global yang sampai kini masih tertatih-tatih untuk bangkit meski sudah menggunakan Android.

Pada September 2013, ada 85 juta pelanggan BlackBerry di seluruh dunia. Ini membuat mereka percaya diri bahwa BlackBerry masih digemari meski Android dan kian tinggi. Untuk mempertahankan posisinya, di tahun yang sama mereka memperkenalkan BlackBerry 10 yang berbasis QNX.

BB10 adalah merupakan perubahan besar untuk menggantikan BlackBerry OS yang sudah tua dengan sistem baru yang lebih sesuai dengan pengalaman pengguna platform Android dan iOS . Perangkat bertenaga BB10 pertama adalah BlackBerry Z10 diikuti oleh model lain yang dilengkapi semua sentuhan dan keyboard; termasuk BlackBerry Q10 , BlackBerry Classic , Blackberry Z30, BlackBerry Passport, dan BlackBerry Leap.

Namun rupanya sistem operasi baru dengat perangkat anyarnya tersebut gagal di pasaran. Tak butuh waktu lama, ada tahun 2015 BlackBerry banting setir dengan memfokuskan strategi bisnisnya dan mulai merilis smartphone berbasis Android. Praktis, sejak saat itu juga BBOS dan BB10 tidak lagi dikembangkan. Namun, pengguna masih mendapatkan dukungan hingga benar-benar dihentikan pada 4 Januari 2022 saat ini.

Di tahun 2016, mereka merilis BlackBerry Priv slider dan BlackBerry DTEK50, perangkat yang memiliki kekhasan ala BlackBerry namun dengan sistem operasi besutan Google.

Lagi-lagi, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. BlackBerry kehilangan posisi dominannya di pasar dengan jumlah penggunanya turun menjadi 23 juta pada Maret 2016. Saat itu juga BlackBerry mengumumkan berhenti mendesain ponselnya sendiri dan memberikan lisensi kepada mitra. BlackBerry Limited melisensikan perusahaan pihak ketiga untuk merancang, memproduksi, dan memasarkan ponsel cerdas di bawah merek BlackBerry.

Di pasar Indonesia, ada BB Merah Putih yang mendapatkan lisensi. Di Asia Selatan ada Optiemus Infracom. Sisanya, dipegang oleh TCL Teknologi yang memperoleh lisensi nama dagang BlackBerry Mobile.

 

(a nama dagang dari TCL Teknologi ) untuk semua pasar lainnya. [2][3] Pada musim panas 2020, startup OnwardMobility yang berbasis di Texas menandatangani perjanjian lisensi baru dengan BlackBerry Limited untuk mengembangkan Smartphone BlackBerry 5G baru. Perangkat yang kemungkinan akan dirilis pada tahun 2021 ini diharapkan memiliki spesifikasi andalan dan keyboard fisik khas BlackBerry. Untuk pembuatan smartphone baru bermerek BlackBerry, OnwardMobility bekerja sama dengan BlackBerry Limited dan FIH Mobile (anak perusahaan Foxconn ). [4]

 

 



from Gizmologi https://ift.tt/3mP0VVo
via IFTTT