Jakarta, Gizmologi – Pluang membuka tahun 2022 dengan guyuran dana segar. Platform aplikasi investasi fraksional yang diklaim pertumbuhannya tercepat di Asia Tenggara ini meraih pendanaan US$55 juta atau sekitar Rp787,3 miliar.

Putaran investasi yang dipimpin oleh Accel ini merupakan lanjutan pendanaan seri B yang diumumkan sebelumnya. Sehingga Pluang kini telah mengantongi total pendanaan sebesar US$110 juta sepanjang 2021.
Baca juga: Pintu Token (PTU), Aset Kripto Lokal Berbasis Ethereum Blockchain

Menurut Pluang, aksi korporasi ini didasarkan atas tingginya tingkat penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar di Indonesia. Sehingga ekonomi digital Indonesia ke depan mampu bertumbuh cepat berkat pemanfaatan teknologi informasi.

Selain itu, nilai tabungan per kapita Indonesia diramal akan berlipat ganda selama satu dekade berikutnya. Sehingga investor pemula memiliki kesempatan besar untuk mengelola uangnya secara lebih bijak dengan memanfaatkan teknologi finansial terkini.

Mudahkan akses investasi digital di beragam kelas aset

Claudia Kolonas Pluang
Claudia Kolonas, Co-Founder Pluang

Dengan pendanaan ini, Pluang berupaya terus memudahkan dan membuka akses investasi di beragam kelas aset seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang dan tingkat pendapatannya.

Aplikasi Pluang memungkinkan jutaan investor ritel Indonesia untuk berinvestasi ke beragam kelas aset secara praktis dan tanpa hambatan mengingat diversifikasi aset adalah kunci utama bagi investor pemula untuk meminimalisasi risiko investasinya.

“Menyediakan akses yang mudah secara digital ke berbagai produk investasi adalah kunci utama dalam meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara,” kata Claudia Kolonas, Co-Founder Pluang, dalam siaran pers yang diterima Gizmologi di Jakarta (12/6).

Ia menambahkan, akses terhadap beragam kelas aset investasi yang saat ini tersedia di Pluang di masa lalu hanya dapat diperoleh oleh kalangan tertentu dan berkecukupan. Sementara itu, kalangan populasi lainnya masih memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah dan hanya memiliki pilihan investasi yang sangat terbatas.
“Dengan pendanaan tambahan ini, tim kami bisa mempercepat momentum dan menyediakan alat, sumber daya, pengetahuan, serta wawasan yang diperlukan agar lebih banyak masyarakat mampu menciptakan kekayaan jangka panjang,” imbuhnya.

Pluang miliki lebih dari 4 juta pengguna

PluangSejak menyediakan pilihan investasi emas pada 2019, Pluang secara bertahap membuka akses terhadap beragam kelas aset investasi di dalam aplikasinya, menjadikannya sebagai tujuan utama investor untuk berinvestasi dan mengelola keuangan pribadi. Kini, pengguna dapat berinvestasi di emas, Micro E-Mini index futures, reksa dana, dan aset digital di aplikasi Pluang. Selain itu, dalam waktu dekat Pluang akan meluncurkan produk investasi pertama di Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk berinvestasi saham AS mulai dari 0,1 unit saham saja.

Pluang telah memiliki lebih dari 4 juta pengguna terdaftar di Indonesia dan angkanya terus berkembang pesat. Pluang berhasil mencetak pertumbuhan pengguna yang aktif melakukan transaksi sebanyak 22 kali lipat antara Januari 2020 hingga November 2021. Di samping itu, Pluang juga mencatat pertumbuhan pengguna yang memiliki saldo aktif sebanyak 28,5 kali lipat di periode yang sama.

Keberhasilan pertumbuhan Pluang tidak terlepas dari kemitraan dengan beberapa aplikasi super apps di kawasan Asia Tenggara seperti Gojek, DANA, Tokopedia, dan Bukalapak untuk membuka akses investasi seluas-luasnya ke masyarakat.

Selain memperluas akses investasi di dalam negeri, Pluang juga berencana memanfaatkan dana tersebut untuk memperbesar cakupan bisnisnya ke Asia Tenggara. Ekspansi tersebut sejalan dengan misi perusahaan untuk memberdayakan dan meningkatkan literasi serta inklusi keuangan di kawasan Asia.

Selain Accel, investor yang terlibat dalam putaran investasi kali ini adalah Trung Nguyen, Andy Ho, Aleksander Leonard Larsen, dan Jeffrey Zirlin (pendiri Axie Infinity), Alexa von Tobel (mantan CEO Learnvest), Daniela Binatti (CTO Pismo), Jannick Malling dan Leif Abraham (Co-CEO Public.com), Raghu Yarlagadda (CEO FalconX), Sergio Jimenez (CEO Flink), The Chainsmokers, BRI Ventures, Gold House, beserta investor Pluang sebelumnya yang terdiri dari Square Peg, Go-Ventures, UOB Venture Management, dan Openspace Ventures.

Para investor global pun telah menyadari besarnya ukuran dan potensi pasar ekonomi digital di Asia Tenggara. Sebagai buktinya, mereka telah menggelontorkan investasi sebesar US$8,2 miliar bagi perusahaan rintisan di Asia Tenggara pada 2020.



from Gizmologi https://ift.tt/3Fqmn9H
via IFTTT