Jakarta, Gizmologi – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste H.E Owen Jenkins. Dalam pertemuan keduanya membahas kerja sama terkait pembangunan Satelit SATRIA-2.

Mengutip siaran pers Kemenkominfo, Johnny mengatakan bahwa SATRIA-2 yang akan dibangun Airbus dan merupakan High Throughput Satellite (HTS) kedua Indonesia. Kapasitas SATRIA-2 dirancang sama dengan SATRIA-1 sebesar 150 Gbps.

“Pemerintah Inggris memberikan dukungan yang serius untuk pembiayaan satelit baru ini. Dan dalam rangka itu, saya juga akan segera berkunjung ke Inggris untuk membicarakan dengan Airbus dan pemerintah Inggris untuk menindaklanjutinya,” ujar Johnny dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2).

Disampaikan Johnny, satelit Satria-2 telah masuk ke dalam Green Book Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sehingga, kata dia, skema yang dilakukan dimungkinkan melalui direct lending ke Pemerintah Indonesia.

“Sehingga skema yang dilakukan dimungkinkan melalui direct lending ke pemerintah Indonesia. Untuk itu, dokumen-dokumen pembiayaannya nanti akan dibicarakan antara UK Export Financing dengan Kementerian Keuangan. Karena hal ini untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Inggris,” jelasnya.

Kerjasama Inggris untuk Satelit SATRIA-2

Inggris Danai Satelit SATRIA-2

Dalam kesempatan itu, Duta Besar Owen Jenkins mengatakan, pertemuan ini akan memperkuat jalinan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris, khususnya di sektor teknologi informasi dan komunikasi.

“Pemerintah Inggris dan perusahaan Airbus yang didukung melalui pembiayaan UK Export Financing dapat membantu Pemerintah Indonesia dalam menyiapkan kebutuhan akses internet. Melalui keuangan ekspor Inggris, kami dapat mendukung pekerjaan luar biasa yang dilakukan oleh Bapak Menteri Kominfo untuk menyediakan akses internet di seluruh kepulauan yang menakjubkan ini,” ujar Owen.

Perlu diketahui, Satelit Republik Indonesia (Satria) generasi pertama atau Satria-1 Satelit berjenis High Throughput Satellite (HTS) dan memuat kapasitas hingga 150 Gbps. Satelit Satria-1 ini dirancang oleh Thales Alenia Space, dan akan rampung pada 2023 mendatang.

Baca Juga: Kominfo Operasikan SATRIA-1 dengan Dukungan 11 Satelit Bumi

Pembangunan Satelit SATRIA-1

Satelit SATRIA-1
dok. BAKTI Kominfo

Nantinya, satelit pemerintah ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 kepunyaan SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, AS, pada tahun 2023. Diharapkan SATRIA-1 akan dapat menyebarkan akses internet sampai 150 ribu titik di seluruh Indonesia, dengan rincian 93.900 titik sekolah, 47.900 titik kantor pemerintah daerah, 3.900 titik markas polisi dan TNI, dan 3.700 titik puskemas.

Nantinya satelit Satria-1 ini mengisi slot orbit 146 derajat Bujur Timur yang dioperasikan oleh PT Satelit Nusantara Tiga, perusahaan bentukan konsorsium PSN. Satelit Satria-1 dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU dan memerlukan total investasi US$ 540 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun (kurs Rp 14.300).

Guna mendukung operasional SATRIA-1, pemerintah juga menyiapkan sebanyak 11 stasiun Bumi disiapkan sebagai penghubung komunikasi dengan satelit Satria-1, yang lokasinya di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.



from Gizmologi https://ift.tt/gzOE4u1
via IFTTT