Jakarta, Gizmologi ­– Dalam beberapa tahun terakhir, HMD sebagai perusahaan yang baru dilahirkan khusus untuk rilis produk smartphone Nokia, sudah tidak pernah rilis flagship Nokia. Terakhir yang dirilis sudah sejak awal 2019 lalu. Dan hingga saat ini, yang tersedia hanya penawaran kelas menengah saja, termasuk di Indonesia.

Ya, harga Nokia XR20 yang diluncurkan tahun lalu memang cukup mahal, yakni mencapai 499 Euro atau kisaran Rp8 jutaan. Namun apakah perangkat tersebut bisa dianggap sebagai flagship Nokia baru? Tidak juga, karena mahal akibat daya tahannya. Sementara chipset-nya sendiri gunakan kelas low-end, yakni Snapdragon 480 5G.

Para penggemar teknologi terutama penggemar merek smartphone Nokia kemudian hanya bisa mengharapkan kehadiran flagship Nokia baru di masa mendatang. Namun sepertinya harapan tersebut terpaksa harus dihilangkan, mengingat HMD sadar kalau persaingan di lini flagship bukanlah strategi terbaik untuk perusahaan agar bisa bertahan ke depannya. Alias lebih baik bersaing di segmen lainnya.

Baca juga: Review Nokia T20: Unggulkan Desain & Daya Tahan Baterai

Flagship Nokia Dihilangkan dari Strategi Perusahaan

flagship Nokia 9 PureView

Saat flagship Nokia 9 PureView dirilis, sempat muncul rumor suksesornya yang bakal gunakan chipset lebih kencang. Namun kemudian informasi bocoran tersebut diikuti dengan jadwal peluncuran yang delay, hingga akhirnya tidak ada sampai sekarang. Kini, pihak HMD pun mengonfirmasi secara resmi kalau tidak akan ada flagship Nokia di masa mendatang—setidaknya untuk beberapa waktu ke depan.

Lewat sebuah obrolan dengan Android Authority, Adam Ferguson selaku Head of Product Marketing HMD Global menyebutkan bila membuat smartphone dengan harga USD800 tergolong tidak masuk akal untuk mereka saat ini. Ia juga menambahkan beberapa poin untuk mendukung argumennya tersebut,

Nokia G50

“HMD tidak ingin ikut-ikutan perang spesifikasi (smartphone) secara masif seperti pemain lainnya,” tambah Adam. Dengan begitu, HMD memilih untuk ‘berdiri’ lewat hal yang sangat berbeda. Yakni dengan hadirkan smartphone yang memiliki DNA khas smartphone Nokia, yakni terjangkau, punya daya tahan baterai awet, serta tahan lama Termasuk secara software, didukung pembaruan keamanan bulan selama beberapa tahun.

Namun begitu, kompetitor lain kini juga mulai berani untuk berikan jaminan pembaruan software yang oke. Samsung, misalnya, secara berani berikan jaminan 4 tahun pembaruan OS untuk lini flagship, alias sudah bisa menyaingi Google Pixel sekalipun, meski tak gunakan stock Android. Sehingga HMD nampaknya harus memikirkan diferensiasi yang berbeda.

HMD Global Terus Mendapat Profit Sejak 2020

HMD Global profit

Walaupun flagship Nokia tak pernah hadir sejak 2019, ternyata perusahaan pencipta smartphone-nya sendiri sudah mulai meraup keuntungan. Adal menambahkan, HMD sudah mendapatkan profit secara berturut-turut selama enam kuartal terakhir, berkat penggantian strateginya.

Diambil dari data milik firma Strategy Analytics, HMD mendapatkan profit tertinggi pada Q4 2021, mampu mengapalkan sejumlah 3,2 juta unit perangkat, naik dari 2,8 juta di Q4 2019. Keuntungannya pun naik hingga 41% year-on-year, dari 2020 ke 2021.

Selain fokus rilis smartphone di segmen kelas entri dan menengah, HMD juga targetkan menjadi pemimpin untuk smartphone berjenis pre-paid di pasar Amerika Serikat, setidaknya di akhir 2022 mendatang. Tentu situasi ini sangat berbeda dibandingkan dengan saat pertama kali hadir 2017 lalu. Di mana semua kelas smartphone dirilis, termasuk flagship Nokia 8 yang didukung oleh ZEISS.



from Gizmologi https://ift.tt/sMIU0ix
via IFTTT