Jakarta, Gizmologi – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bermitra dengan perusahaan teknologi Huawei untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Lewat kerja sama ini bertujuan untuk peningkatan mutu SDM melalui pelatihan dan sertifikasi vokasi, pelatihan bagi fasilitator, pelatihan kerja di ketinggian, dan keselamatan serta kesehatan kerja (K3).

“Sebagai Menteri Ketenagakerjaan, saya berterima kasih kepada Huawei Indonesia karena telah menyerap 2.000 tenaga kerja Indonesia; membantu mengatasi pandemi COVID-19 dan berperan mendekatkan Indonesia agar menjadi lebih terhubung,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dalam pernyataan pers, Selasa (29/3).

Ida Fauziyah mengatakan pemerintah butuh keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk membangun ketenagakerjaan Indonesia. Peningkatan kompetensi dan literasi digital sangat penting bagi angkatan kerja Indonesia agar siap menghadapi Industri 4.0.

Menurut Menteri Ida, penekanan MoU pada pelatihan instruktur sangat penting untuk meningkatkan kompetensi para peserta pelatihan serta memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan terus menerus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu, kerja sama dalam peningkatan kompetensi khusus terkait K3 juga kritikal untuk memastikan jaminan keamanan bagi mereka yang bekerja di lingkungan kerja yang berisiko tinggi.

Nota kesepahaman kerja sama Kemnaker dan Huawei dalam pembangunan masa depan digital ditandatangani oleh Ken Qi, Vice President, Director of the Board, Huawei Indonesia dan Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan.

Kerja Sama Kemnaker dengan Huawei

Kemnaker Gandeng Huawei

Untuk kerja sama pelatihan ditandatangani oleh Lai Chaosen, Vice President of Delivery & Services, Huawei Indonesia, dan Budi Hartawan, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas (Binalavotas), Kementerian Ketenagakerjaan.

Sedangkan perjanjian kerja sama strategis untuk keselamatan kerja ditandatangani oleh Lai Chaosen, Vice President of Delivery & Services, Huawei Indonesia, dan Hery Sutanto, Direktur Bina Kelembagaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan.

Dalam kerja sama ini, kedua pihak mengembangkan serangkaian program pelatihan untuk fasilitator (TOT) untuk memastikan bahwa alih pengetahuan dan keterampilan dilakukan secara konsisten, disertai dengan program sertifikasi kompetensi standar industri. Huawei juga sedang mengembangkan silabus untuk kompetensi nasional bersama dengan Ditjen Binalavotas untuk mendorong link-and-match antara SDM yang dihasilkan dunia pendidikan dengan tuntutan industri.

“Pada tahun 2020, Huawei menyatakan komitmen untuk menyiapkan setidaknya 100 ribu SDM cakap digital untuk mendukung pencapaian tujuan pemerintah hingga tahun 2025. Saat ini kami sudah mencapai lebih dari separuh target kami tersebut,” kata CEO Huawei Indonesia Jacky Chen.

Lai Chaosen, Vice President of Delivery & Services, Huawei Indonesia, mengatakan, Huawei telah mengembangkan sistem keselamatan kerja berdasarkan teknologi kecerdasan artifisial dan prosedur keamanan tempat kerja dan kesehatan yang ketat, di mana kepatuhan pekerja di lapangan dapat dipantau, terutama terkait penggunaan perangkat keselamatan kerja. Huawei telah berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengembangkan sumber daya manusia di sektor telekomunikasi.

Bersama Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) Ditjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan (PNK3) sejak 2018 dan Binalatas sejak 2019, Huawei menandatangani PKS dalam rangka memperkuat kolaborasi dalam pembelajaran online dan pelatihan lapangan. Lebih dari 3.000 orang penerima manfaat pelatihan selama empat tahun terakhir.



from Gizmologi https://ift.tt/AdLGaYV
via IFTTT