Jakarta, Gizmologi – Satu per satu, perusahaan teknologi mengambil sikap atas invasi militer Rusia ke Ukraina. Kali ini giliran raksasa elektronik dari Korea Selatan, Samsung Electronics Co. yang menangguhkan pengiriman produk ke Rusia.

“Samsung terpaksa menghentikan pengiriman ke Rusia karena berbagai faktor, termasuk masalah logistik dan nilai tukar yang tidak stabil, seperti banyak perusahaan global lainnya,” kata juru bicara perusahaan kepada Kantor Berita Yonhap, Senin (7/3/2022).

Dikatakan langkah ini menjadi jawaban Samsung atas permintaan Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Jong Hee Han, Vice Chairman dan CEO divisi SET Samsung (gabungan divisi mobile dan bisnis consumer electronic), Fedorov meminta Samsung untuk menangguhkan pasokan produk dan memblokir sejumlah layanannya, seperti Samsung Pay, Galaxy Store, dan Samsung Shop di Rusia.

Tidak hanya menangguhkan penjualan di Negeri Beruang Merah. Samsung juga menyumbangkan dana sebesar 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86,2 miliar sebagai bentuk aksi kemanusiaan terhadap Ukraina. Donasi tersebut dikumpulkan dari sumbangan sukarela dari pihak karyawan Samsung. Sebanyak 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 14,3 miliar) dari dana tersebut didonasikan dalam bentuk produk elektronik.

“Kami berencana untuk secara aktif mendukung aksi kemanusiaan di sekitar wilayah, termasuk bantuan untuk pengungsi. Demi tujuan ini, kami mendonasikan 6 juta dollar AS, termasuk 1 juta dollar AS dalam bentuk produk elektronik, sekaligus sebagai donasi sukarela dari karyawan kami,” jelas Samsung dalam pernyataannya.

Tentunya penangguhan yang dilakukan Samsung akan memberikan dampak yang cukup signifikan. Mengingat Samsung merupakan vendor perangkat seluler terkemuka di Rusia dan menempati sekitar 26,6% pasar, diikuti oleh Apple.

Baca Juga: Jadi Ponsel Nomor Satu di Rusia, Samsung Mengalami Kesulitan Pengiriman

Microsot Setop Layanan di Rusia

Microsoft

Di sisi lain, Apple dan Microsoft juga menangguhkan penjualan produk dan layanan baru di Rusia sebagai protes terhadap invasi Ukraina. Keputusan ini ditempuh tidak lain karena operasi militer Rusia terhadap Ukraina.

Dalam postingan di blog Microsoft, Presiden dan Wakil Ketua Microsoft, Brad Smith mengumumkan “Kami akan menangguhkan semua penjualan produk maupun layanan baru Microsoft di Rusia”.

Kendati demikian, raksasa teknologi ini tidak merinci produk mana yang terdampak keputusan penangguhan. Namun jika Microsoft menangguhkan produk sepenuhnya, itu artinya mencakup sistem operasi Windows dan Office, perangkat Surface dan Xbox, layanan cloud Azure, dan layanan lain seperti OneDrive dan Xbox Game Pass.

Kendati demikian, perusahaan menegaskan pihaknya mematuhi sanksi global yang dijatuhkan kepada Rusia. “Upaya paling efektif dalam membantu Ukraina adalah saat kami mengambil langkah konkrit dalam koordinasi dengan keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dan kami akan mengambil langkah lain mengingat situasinya terus berkembang,” ujar Smith di blog resmi Microsoft.



from Gizmologi https://ift.tt/IRbz7Cp
via IFTTT