Jakarta, Gizmologi – Dengan metode pembayaran yang semakin beragam, salah satu opsi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah melalui sistem kredit. Penentuan nilainya sendiri umumnya dibangun dari nilai pendapatan. Dan SkorLife hadir untuk berikan akses lebih transparan terhadap nilai kredit mereka, terutama dengan pencapaian pendanaan terbarunya.

Ya, startup yang belum genap berusia satu tahun ini baru saja berhasil raih pendanaan senilai US$2,2 juta lewat putaran pendanaan tahap awal. Pihak yang berpartisipasi cukup banyak, termasuk AC Ventures, Saison Capital dan sejumlah angel investor ternama Asia. Sebut saja Willy Arifin dari Koinworks, Krishnan Menon dari Lummo, dan Harshet Lunani dari Qoala.

Baca juga: OVO U Card, Kartu Kredit Digital BRI untuk Generasi Milenial

Hasil dari pendanaan tahap awal ini bakal dimanfaatkan oleh SkorLife untuk kembangkan produk, merekrut karyawan baru, serta untuk tingkatkan kesadaran publik terkait nilai kredit. Saat ini, jumlah karyawannya sendiri ada sekitar 19 orang, dan SkorLife berencana untuk menambah hingga mencapai 40 karyawan secara total.

SkorLife Hadir Tanpa Pesaing Langsung

(Kiri ke Kanan) Pendiri dan CEO SkorLife Ongki Kurniawan, Pendiri dan COO SkorLife Karan Khetan
(Kiri ke Kanan) Pendiri dan CEO SkorLife Ongki Kurniawan, Pendiri dan COO SkorLife Karan Khetan

Meski tergolong sangat baru, pendiri SkorLife sudah sangat berpengalaman dalam industri atau ekosistem teknologi local. Ongki Kurniawan selaku sang CEO merupakan mantan Country Head dari Stripe Indonesia. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Executive Director di Grab, serta beberapa posisi senior di perusahaan lain seperti LINE, XL Axiata, BCG dan lainnya.

“SkorLife adalah perusahaan pembangun kredit pertama di Indonesia. Meskipun ini masih awal, namun saat ini telah menjadi perusahaan yang menentukan kategori,” jelas Ongki lewat sebuah rilis yang diterima Gizmologi (5/9). Ia menambahkan, masyarakat yang gunakan layanan dari SkorLife bisa tingkatkan profil kredit mereka, melalui tip dan saran yang dipersonalisasi menggunakan AI.

Lebih lanjut, Karan Khetan selaku COO SkorLife menambahkan bila kebanyakan masyarakat tak mengetahui pinjaman yang mereka punya, atau tak merencanakan kelayakan kredit mereka. Kehadiran startup satu ini bakal berikan satu-satunya layanan pemantauan kredit yang berfokus pada konsumen. Bisa dimanfaatkan secara instan, gratis, dan berbasis seluler.

Versi awal (alpha) dari aplikasinya sendiri telah diunduh lebih dari 3000 kali, dan bertambah sekitar 2% pengguna baru setiap harinya. Jumlah penggunaannya sendiri telah melampaui target internal sebanyak 7 kali lipat, dan aplikasi versi finalnya bakal segera diluncurkan untuk publik, sehingga masyarakat umum bisa langsung menjajalnya.

Personalisasikan Layanan Menggunakan AI

SkorLife

Lebih lanjut terkait nilai kredit, saat ini kebanyakan bank dan institusi keuangan hanya mengandalkan kelayakan pendapatan alias income worthiness, dalam menentukan pemberian kredit kepada calon peminjam. SkorLife bakal membantu dengan menggunakan nilai kelayakan kredit (credit worthiness), dan membangun ‘category builder’ dalam kredit konsumen.

Bagi mereka yang sudah memiliki riwayat kredit, SkorLife bakal membantu dengan berikan akses terkait skor kredit, laporan kredit, dan data relevan lain dari biro kredit. Sementara untuk yang belum punya riwayat, bisa bantu mereka untuk mulai membangun skor kreditnya. Bakal diberikan tips berbasis kecerdasan buatan yang dipersonalisasi, supaya terbantu dalam berikan akses kredit lebih luas.

Saat ini, Indonesia sendiri sudah memiliki 92 juta catatan kredit di beragam biro. Tanpa ada pesaing langsung, SkorLife mengharapkan ada 2,5 juta pengguna New to Credit (NTC) dalam satu tahun ke depan. “kami percaya, SkorLife akan berperan penting dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan di negara ini,” tutup Karan.



from Gizmologi https://ift.tt/xgLTf6h
via IFTTT