Pagi itu, Bu Amah sudah terlihat sibuk dengan ponsel dalam genggamannya. Entah sudah mandi atau belum, namun yang jelas sarapan di meja sepertinya sudah ada sejak pagi tadi. Setidaknya itu yang kami lihat di meja makan saat mendatangi rumahnya di Pengasinan, Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat.

Berkali-kali Bu Amah membuka ponselnya, sesekali merapikan jilbab birunya saat menatap layar ponsel yang dibungkus casing merah. Lalu ia mengetikkan kalimat di aplikasi pesan instan. Kemudian, telepon Bu Amah berdering. Layar pun diusap, dia tidak mendekatkan ponsel itu ke kupingnya, tapi ditatapnya lagi. Senyumnya melebar saat lanjut berbicara melalui panggilan video dengan teman yang wajahnya muncul di layar ponsel. Ternyata membicarakan pesanan Kentang Mustofa yang sepertinya akan repeat order.


Benar saja. Penelepon itu memesan Kentang Mustofa 1 kilogram yang dikemas menjadi empat bungkus dan dikirim ke Jakarta. Usai menutup telepon tersebut, Bu Amah langsung bergegas memanggil Ratih, anaknya, untuk membantu mempersiapkan pesanan sebanyak empat bungkus Kentang Mustofa dalam ukuran Seperempat kilogram.


“Dulu mah nyokap gue engga begini. Handphone ditaro aja di meja. Kalo bunyi, baru diangkat,” kata Ratih yang sedang bersiap mengemas Kentang Mustofa, sambil mengobrol dengan kami.

Dia bercerita, ponsel hitam milik ibunya sejatinya sudah digenggam sejak empat tahun lalu. Namun sayang, kala itu, ibunya tidak tertarik berlama-lama menggunakan internet di ponsel tersebut. Maklum, kata Ratih, kartunya dulu masih pakai 3G. 


“Itu nyokap baru ganti ke 4G baru kemarin. Gara-gara dapet SMS info kalo 3G mau dimatiin. Langsung deh, gue anter ke Grapari BCP, Bekasi. Kalo engga dapet SMS itu, masih 3G aja itu pasti,” kata Ratih seraya tertawa.


infografik 3G 4G Telkomsel
Infografik perbedaan jaringan 2G, 3G, dan 4G

Bu Amah menjelaskan, dirinya memang sudah sejak lama ingin berganti SIM Card 3G ke 4G. Kebetulan dia menggunakan layanan Telkomsel. Kendalanya, tak ada yang mengantar. Maklum, dirinya sudah tua, jadi harus ada yang mengantar saat dia bepergian, termasuk ketika ingin mengganti SIM Card 3G ke 4G Telkomsel.

 

“Kalau tau dulu pakai 4G bisa nelepon liat muka, bisa dapet orderan cepet, ya nyesel juga sih, kenapa engga dari dulu,” kata Bu Amah menimpali. 

 

Dia bilang, saat masih menggunakan 3G, dia tidak pernah lagi menggunakan internet jika tidak terpaksa. Pasalnya, waktunya habis terbuang percuma hanya untuk menunggu internet ‘nyambung’. “IIh, kalau inget dulu, nunggu Facebook kebuka aja lama banget. Ada kali 10 menit baru bisa baca status orang,” katanya gemas.

 

Kini dengan 4G, Bu Amah bisa lebih gercep menjual kentang mustofa. Yang usut punya usut, ternyata itu adalah usaha anaknya. Iya, Ratih yang memulai usaha tersebut lebih dulu. Hanya saja, dia masih bekerja kantoran sehingga tidak sempat mengurus usahanya tersebut.

“Jadilah nyokap yang urus. Buat kesibukan dia di rumah juga. Dulu mah mana mau ngurusin. Yang ada pulsa habis buat nelepon ke sana ke mari. Rugi di pulsa karena belum tentu ada yang mau order, yang ada pulsa abis buat ngegosip,” kata Ratih tertawa, disambut tawa Bu Amah.

Antara 4G, Usaha di Rumah dan Kangen Cucu

Kentang Mustofa Mama Sazie

Ratih dan Bu Amah sejatinya merupakan pendatang di Rawa Lumbu. Mereka pindah dari rumah lama mereka di Jakarta Timur ke Bekasi pada 2014. Kala itu, Ratih bercerita, wilayah ini belum tersentuh teknologi 4G. Sehari-hari mereka hanya bisa menelepon melalui layanan GSM berbasis 3G, bahkan masih banyak yang pakai 2G.

 

“Sejak pakai 4G, berasa banget apa-apa kerjaan cepet kelarnya. Dulu usaha Kentang Mustofa ini juga dibikin karena memang kita pengen punya usaha rumahan. Terima order dari WhatsApp, langsung kirim pakai kurir ojek online kalau deket. Kalau jauh, ya pakai jasa logistik lain. Tapi kan tetep ngelacaknya butuh internet. Berasa banget sih cepetnya (jaringan 4G),” kata Ratih.

 

Dulu mereka hanya menjajakan Kentang Mustofa ini hanya di sekitar rumah dan saudara-sadara terdekat. Namun sekarang, sejak Bu Amah beralih ke 4G, pasaran mereka mulai meluas. Bahkan tetangga lama di Jakarta Timur kerap repeat order. Sayangnya, mereka belum memanfaatkan toko online di ecommerce-ecommerce ternama. Pasalnya, orderan dari WhatsApp sudah membuat kewalahan, ditambah Ratih yang masih bekerja. Tidak mungkin Bu Amah mengelola ini semua sendirian.

 

“Udah banyaklah dari WhatsApp juga. Insya Allah nanti kita kembangin ke ecommerce, tapi kayaknya belum sekarang. Sesuai kemampuan dan tenaga aja dulu,” kata Ratih.

 

Bu Amah menambahkan jika dia cukup kewalahan menangani orderan dari WhatsApp. Meski sendirian, dia sangat menikmati kesibukannya. Apalagi sejak beralih ke 4G, dia bisa melakukan semua dari smartphone-nya. Terima order, pesan ojek online, bahkan menelepon cucu kesayangan yang sedang berkuliah di Undip Semarang, bisa dilakukannya kapan saja.

 

“Kadang kalau Ratih kerja, engga ada orang di rumah. Ya video call siapa aja gitu. Kadang iseng pengen liat muka yang nelepon. Apalagi nelepon ga pakai pulsa lagi, ga perlu takut abis pulsa, tiba-tiba telepon mati. Kalau sekarang video call juga engga ada putus-putus atau kresek-kresek, lancar aja gitu,” jelas Bu Amah.

3G Sudah "Mati" di Bekasi

Migrasi 4G Telkomsel 2

Bu Amah merupakan satu di antara puluhan ribu pelanggan Telkomsel yang kini sudah ‘hijrah’ dari 3G ke 4G. Meski terpaksa, akhirnya dia mengakui bahwa layanan 4G lebih baik daripada 3G. Tak hanya soal kecepatan tapi kesempatan yang lebih besar untuk bisa berkembang dan memperbaiki hidup di zaman yang serba digital ini.

 

 

Tidak heran jika Bu Amah baru saja merasakan 4G karena Telkomsel sendiri baru mematikan 3G di 20 Juli tahun ini. Sebuah langkah yang harus dilakukan karena pemanfaatan 3G sendiri tidak maksimal di masyarakat. Seperti keluhan Bu Amah yang menyebut 3G memiliki kecepatan yang sangat lambat dan membuatnya tidak produktif.

 

 

Menurut Pengamat Telekomunikasi, Heru Sutadi, teknologi yang terus berkembang mau tidak mau harus diikuti dan diadopsi. Apalagi jika demand di masyarakat pun berkembang. Misalnya SMS tak lagi banyak dipakai orang, lebih memilih menggunakan pesan instan. Atau aplikasi Zoom yang menggantikan rapat di kantor secara offline menjadi online. Semua hal ini juga membutuhkan kecepatan data yang lebih besar dan tidak bisa ditangani oleh jaringan 3G.

 

 

“Secara teknologi, 4G sudah stabil untuk diadopsi dan kita bisa beralih ke teknologi generasi berikutnya, yakni 5G. Namun kalau masih ada yang menggunakan 3G, kasihan mereka akan lompat langsung ke 5G. Makanya mau tidak mau harus dipaksa migrasi dulu, untuk pengalaman komunikasi dan kegiatan digital yang lebih baik,” ujar Heru.

 

 

Menurut Heru, dengan mematikan 3G sudah merupakan langkah yang tepat karena mau tidak mau mereka akan langsung berpindah ke 4G dan secara sengaja bisa merasakan dampak positif yang lebih besar dari teknologi tersebut.

Migrasi 3G ke 4G LTE

Upgrade 3G ke 4G LTE Telkomsel 9 1

Proses upgrade layanan jaringan 3G ke 4G/LTE dilakukan dalam empat tahap.

Tahap Pertama
Maret hingga Mei 2022 ___________________________86 kab/kota
Tahap Kedua
Selesai Juni 2022 _______________________________________ 91 kab/kota
Tahap ketiga
Juli - Oktober 2022 __________________________________________ 143 kab/kota
Tahap keempat
November - Desember 2022 __________________________________104 kab/kota

Telkomsel komitmen dalam mendorong pemerataan dan kesetaraan akses telekomunikasi broadband terdepan di seluruh negeri, Telkomsel terus melanjutkan proses peningkatan/pengalihan (upgrade) layanan jaringan 3G ke 4G/LTE di sepanjang tahun 2022. 

 

Proses peningkatan/pengalihan (upgrade) layanan jaringan 3G ke 4G/LTE dilakukan oleh Telkomsel secara bertahap dan terukur yang dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama telah selesai dilakukan pada Maret hingga Mei 2022 di 86 kota/kabupaten, tahap kedua selesai dilakukan pada Juni 2022 di 91 kota/kabupaten. Lalu tahap ketiga berlangsung mulai Juli 2022 dengan menargetkan 143 kota/kabupaten secara bertahap dan terukur. Saat inilah pelanggan Telkomsel di Bekasi yang masih menggunakan 3G, seperti Bu Amah, harus rela mengganti kartu SIM-nya ke 4G.

 

Saat ini, migrasi ke 4G masih berlangsung. Pasalnya, Pada Oktober 2022 ini, Telkomsel melakukan peningkatan layanan jaringan 3G ke 4G di 19 kota/kabupaten yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Jawa Tengah. Kota/kabupaten tersebut meliputi Merauke, Mandailing Natal, Seruyan, Kapuas, Kutai Barat, Karanganyar, Boyolali, hingga Sleman.

 

Antusias pelanggan Telkomsel yang berpindah ke 4G cukup besar. Berdasarkan data Telkomsel, pada tahap kedua proses upgrade jaringan dari 3G ke 4G/LTE berlangsung, Telkomsel mencatatkan adanya peningkatan jumlah pelanggan yang melakukan migrasi ke uSIM 4G, yakni sebanyak 500 ribu pelanggan perbulan. Usai tahap ketiga, Sampai dengan saat ini, Telkomsel telah melakukan proses peningkatan/pengalihan (upgrade) layanan jaringan 3G ke 4G/LTE di 185 kota/kabupaten. Melalui proses upgrade jaringan dari 3G ke 4G/LTE ini, Telkomsel mencatatkan adanya peningkatan jumlah pelanggan yang telah beralih menggunakan uSIM 4G hingga 10%.

 

Peningkatan tersebut tak terlepas dari rangkaian inisiatif Telkomsel dalam menghadirkan beragam program dan produk menarik, diantaranya menghadirkan paket kuota data 4G yang terjangkau seperti kartu perdana dan paket internet SeruMAX dengan kuota data hingga 138GB (untuk pelanggan di wilayah Pulau Jawa, Bali dan Lombok), Paket BundlingMAX dengan harga Rp 75 ribu mendapatkan kuota internet 16GB untuk pelanggan Telkomsel PraBayar baru yang bundling langsung dengan smartphone baru pilihan. Untuk pelanggan eksisting yang telah melakukan migrasi (upgrade) ke device 4G berhak mendapatkan paket BundlingMax 4G dengan kuota 96GB dengan harga Rp 60 untuk 6 bulan dan tambahan kuota hingga 30GB jika pelanggan melakukan  migrasi atau penukaran kartu non-4G ke kartu 4G (uSIM), baik dengan nomor yang sama maupun dengan nomor baru.

 

Menghadirkan program bundling smartphone 4G menjadi salah satu upaya Telkomsel untuk membuka peluang lebih luas bagi pelanggan yang terkendala karena belum memiliki device yang mendukung jaringan 4G agar bisa bermigrasi. Melalui program bundling smartphone 4G, Telkomsel menghadirkan ragam pilihan smartphone terjangkau yang telah mendukung akses jaringan 4G untuk dipilih pelanggan, seperti Samsung, Nokia, Advan, Oppo, Vivo dan lainnya. Telkomsel menghadirkan program bundling smartphone 4G dengan varian Samsung Galaxy A Series dan Galaxy M Series khusus di platform Blibli.com. Saat ini, Telkomsel mencatat adanya persentase peningkatan jumlah device yang bermigrasi ke 4G sebanyak 46 persen.


Meningkatnya jumlah pelanggan yang bermigrasi ke 4G juga tak terlepas dari upaya Telkomsel dalam memberikan kemudahan bagi pelanggan yang ingin menukarkan atau mengganti kartu non-4G ke uSIM 4G. Di antaranya pelanggan dapat memanfaatkan mekanisme online dengan mengakses mitra e-commerce (Shopee, Tokopedia, Bukalapak, JD.ID), serta memanfaatkan layanan GraPARI Online melalui tsel.me/graparionline. Pada mekanisme online, pelanggan dapat merasakan manfaat lebih karena kartu uSIM 4G akan diantarkan langsung ke alamat tujuan pelanggan.

Dukungan Pemerintah

Kominfo Kembali terapkan pembatasan kerja di kantor

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Dr. Ir.Ismail, M.T. mengatakan bahwa Kementerian Kominfo menyambut baik rencana peningkatan (improvement) 3G menjadi 4G. Kominfo berharap langkah yang diambil Telkomsel ini bisa terlihat dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat.


“Ini sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk dapat menikmati layanan Telkomsel yang lebih baik. Kami di Kominfo melihat inisiatif Telkomsel untuk melakukan peningkatan kapasitas dan kemampuan dari jaringannya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Karena jaringan telekomunikasi, khususnya koneksi mobile internet, saat ini sudah merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat.” jelas Ismail.


Menurut Ismail, untuk mendukung pengembangan jaringan 4G maupun 5G di Indonesia, diperlukan adanya improvement teknologi dari 3G menjadi teknologi yang lebih tinggi kemampuannya. Berdasarkan pengaturan di bidang telekomunikasi, operator seluler mempunyai hak untuk memilih teknologi dalam pengoperasian jaringannya sehingga hal ini dapat menjadi dasar bagi operator untuk dapat meningkatkan layanan berbasis 3G ke layanan berbasis 4G atau teknologi yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan kepentingan dan perlindungan pelanggan.


Direktur Network Telkomsel Nugroho mengapresiasi kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh Kementerian Kominfo RI dengan mulai dilakukannya proses upgrade seluruh jaringan 3G ke 4G/LTE secara bertahap dan terukur pada tahun ini.


“Dukungan tersebut memberikan semangat tambahan bagi kami untuk memastikan seluruh rangkaian proses upgrade jaringan yang dilakukan dapat berjalan lancar dan tuntas, dengan tetap mengedepankan kenyamanan pelanggan dalam mengakses jaringan broadband terdepan dari Telkomsel sesuai dengan target hingga akhir tahun 2022. Kami meyakini, upaya ini akan meningkatkan pengalaman gaya hidup digital masyarakat, sekaligus membuka percepatan transformasi perekonomian nasional melalui pemanfaatan teknologi berbasis digital terkini,” ujar Nugroho.


Dipastikan ada banyak Bu Amah – Bu Amah lain di seluruh Indonesia yang sudah merasakan kehebatan jaringan 4G Telkomsel di wilayahnya.



from Gizmologi https://ift.tt/5z0s42L
via IFTTT