Jakarta, Gizmologi – Pasar smartphone Indonesia masih belum bergairah, bahkan selama periode (Juli-September) atau kuartal ketiga (Q3) 2022 tidak ada perubahan siknifikan. Firma riset international data corporation (IDC) mencatat pasar smartphone Indonesia mengalami penurunan sebesar 12,4% YoY dan 14,6% QoQ, atau mencapai 8,1 juta unit.

Berdasarkan laporan International Data Corporation’s (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, melemahnya daya beli pasar smartphone INdonesia diakibatkan inflasi yang mencapai 5,95% YoY di bulan September. Terlebih setelah pemerintah efektif menaikkan harga BBM subsidi dan non-subsidi.

“Tekanan lebih besar dirasakan oleh segmen ultra-low-end (kurang dari Rp1,5 juta) dan segmen low-end (Rp1,5-3 juta) sehingga jumlah pangsa keduanya turun menjadi 75% dari 81% di 3Q21, sedangkan segmen mid-range (Rp3-6 juta) terlihat tetap stabil,” ujar Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst, IDC Indonesia, Senin (21/11/2022).

Sebaliknya, Vanessa memaparkan, penguatan signifikan terlihat pada segmen lebih dari Rp6 juta di mana permintaan di segmen ini relatif tidak elastis dibandingkan dengan segmen harga yang lebih rendah. “Para vendor merilis produk mereka secara strategis, serta menawarkan berbagai diskon dan cashback untuk mendorong permintaan,” imbuh Vanessa.

Baca Juga: Resmi Masuk Indonesia, Ini Strategi IQOO Bersaing di Pasar Smartphone

Pasar Smartphone Indonesia Q3 2022

Pasar Smartphone Indonesia

Lebih lanjut, menurutnya di tengah perjuangan dunia melawan inflasi yang meroket, pergerakan kurs yang bergejolak, serta kenaikan suku bunga, pasar smartphone Indonesia diperkirakan akan terus mengalami tekanan. Maka dari itu, Vanessa memperkirakan pengiriman smartphone secara keseluruhan pada tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

IDC juga melaporkan 5 besar vendor ponsel di Indonesia. Oppo kembali menempati peringkat pertama dengan pangsa pasar sebesar 22,9 persen, naik 2,3 persen dari kuartal II-2022.

Adapun posisi kedua disusul oleh Samsung dengan pangsa pasar 21,6 persen, ketiga ada Vivo (18,8 persen), keempat Xiaomi (13,6 persen), terakhir ada Realme sebesar 11 persen.

Bila dibandingkan dengan kuartal II-2022 sebelumnya, ketiga vendor seperti Oppo, Samsung, dan Vivo mengalami pertumbuhan sekitar 1 hingga 2,3 persen, sementara Vivo dan Xiaomi mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu berkisar -1 sampai -1,1 persen.



from Gizmologi https://ift.tt/j4dPyVS
via IFTTT