Jakarta, Gizmologi – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir akses tujuh situs dan lima grup media sosial yang memuat konten jual beli organ tubuh manusia. Di mana situs-situs tersebut dapat ditemukan dari mesin pencarian (browser) asal Rusia, Yandex.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan menyatakan, pemutusan akses itu sudah dilakukan sejak tanggal Kamis (12/01). Hal tersebut dilakukan sesuai permintaan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
“Kami melakukan pencarian situs jual beli organ tubuh manusia seperti yang disampaikan penyidik Kepolisian yang tengah menangani kasus di Makassar dengan laporan adanya situs jual beli organ tubuh lewat Yandex,” papar Samsuel dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).
Adapun tiga situs yang sudah Kominfo blokir antara lain https://organcity.com, https://heavenlyorgans.com, dan https://drsamuelbansal.blogspot.com. Selain menemukan situs, Tim AIS Kementerian Kominfo juga menemukan lima grup media sosial Facebook dengan konten serupa.
Kominfo Awasi Browser Yandex
Di sisi lain, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, mengatakan masih mengkaji dan mempelajari mesin pencari Yandex yang disebut pelaku kasus pembunuhan bocah berusia 11 tahun di Makassar. Di mana mereka menemukan informasi adanya transaksi jual beli organ tubuh di salah satu mesin pencarian otomatis Yandex.
“Yandex menempati urutan pertama sebagai browser paling tidak aman menurut survei yang dilakukan oleh situs ExpressVPN,” kata Usman dalam keterangan terpisah.
Perlu diketahui, Yandex merupakan mesin pencari yang paling banyak digunakan di Rusia. Selain untuk mesin pencari, Yandex juga menawarkan layanan lain yang mirip dengan Google termasuk email, penyimpanan cloud, dan peta.
Baca Juga: Dituding Memihak Rusia, CEO Yandex Mengundurkan Diri
Kendati demikian, Pakar Keamanan Teknologi Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan sebaliknya. Pembatasan akses Yandex bukan berarti dapat mencegah kasus pembunuhan bocah di Makassar.
“Yandex memang termasuk situs yang bisa memberikan banyak informasi, yang kontrol informasinya lebih minim dibandingkan situs pencarian lain,” kata Alfons.
Sebab tidak hanya melalui Yandex, informasi sejenis yang kurang pantas dan berbahaya juga bisa dengan mudah didapatkan dari platform media sosial lain. Dia menyarankan pemerintah memberikan edukasi kepada masyarakat dalam penggunaan teknologi internet.
from Gizmologi https://ift.tt/BpaDORF
via IFTTT
0 Komentar