Jakarta, Gizmologi – Ekosistem kripto terus berkembang, termasuk mengadopsi dan memberi manfaat terhadap industri keuangan digital. Selain aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, BNB, dan lainnya, ada juga Stablecoin yang mengadopsi dari industri keuangan konvensional karena nilainya yang sama, 1:1.

Stablecoin hadir karena investasi aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi dengan nilai yang spekulatif, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga menjadi angin segar untuk investor yang ingin memiliki aset kripto namun bergerak dengan stabil.

“Volatilitas Stablecoin cenderung lebih rendah karena harga karena nilainya didasari terhadap aset konvensional, seperti kombinasi mata uang, emas, perak, atau aset berharga lainnya. Untuk alasan ini, stablecoin sering menjadi pilihan utama untuk keputusan keuangan dari pengguna aset kripto oleh institusional dan ritel,” kata Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto.

Baca juga: 
Inilah Perbedaan Stablecoin Terra Luna USD (UST) dengan USDT dan USDC
Luncurkan Aset Kripto, Ajaib Jadikan NFT Bored Ape sebagai Maskot Digital

Terdapat 134 Stablecoin dengan Kapitalisasi Pasar

Tether USDT
Ilustrasi stablecoin USD Tether USDT. (Foto: bitcoin)

Berdasarkan data dari CoinMarketCap, saat ini terdapat sebanyak 134 stablecoin dengan tiga stablecoin teratas yaitu, USDT, USDC, dan BUSD yang mewakili lebih dari 90% total kapitalisasi pasar stablecoin (US$127 miliar). Adapun dua stablecoin yang saat ini paling diminati investor adalah USDT dan USDC karena nilainya berdasarkan mata uang dolar AS dengan rasio 1:1.

USDT dan USDC menjadi stablecoin paling populer di pasar aset kripto. Setiap unit Aset Kripto stablecoin yang beredar, didukung oleh dolar AS senilai US$ 1 yang disimpan sebagai cadangan dalam bentuk campuran uang tunai dan obligasi Treasury AS jangka pendek.

“UDST dan USDC menjadi pairing aset kripto paling banyak digunakan di berbagai bursa kripto dunia, hal ini memudahkan para investor dalam melakukan transaksi  aset dalam jaringan stablecoin dengan pairing USDT dan USDC,” kata Panji.

Panji mencontohkan, investor dapat membeli aset kripto Bitcoin (BTC) dengan menggunakan persediaan USDT untuk di pairing menjadi BTC/USDT.

Adanya inovasi stablecoin pun turut meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset kripto. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat user baru aset kripto di 2022 sebesar 5,46 juta orang. Sehingga kini ada 16,7 juta investor aset kripto di tanah air.

Saat ini, transaksi stablecoin sudah bisa dilakukan melalui platform Ajaib Kripto yang menyediakan USDT dan USDC.  Investor bisa melakukan jual beli USDT dan USDC di Ajaib Kripto dengan biaya transaksi 0%. Selain itu, aplikasi Ajaib Kripto juga menyediakan fitur Kirim dan Terima Aset Kripto, termasuk stablecoin USDT dan USDC, dari platform lain seperti dompet digital atau crypto exchange lain.

“Stablecoin menjadi sarana pertukaran aset yang menjembatani kesenjangan antara mata uang fiat dan aset kripto, sehingga stablecoin seperti USDT dan USDC menjadi favorit investor. Pemilik dapat menyimpan aset kripto di dompet digital ataupun melakukan transfer aset dengan murah dan cepat dengan nilai yang stabil.” kata Panji.

 

Artikel berjudul Mengenal Apa Itu Stablecoin, Jenis Aset Kripto yang Dianggap Minim Risiko yang ditulis oleh Bambang Dwi Atmoko pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/pYOFHGP
via IFTTT