Jakarta, Gizmologi – Menjadi kebutuhan harian masyarakat luas, sambungan internet selalu dibutuhkan sepanjang hari. Di Indonesia sendiri, sudah ada jaringan operator seluler dan fixed broadband yang gabungkan layanan mereka—disebut dengan layanan konvergensi alias Fixed Mobile Convergence (FMC), dinilai bisa menjadi bisnis masa depan operator.

Lewat layanan konvergensi, dua perusahaan penyedia jaringan internet bisa gabungkan layanan mereka menjadi satu kesatuan, supaya pengguna yakni masyarakat bisa tersambung ke internet secara terus-menerus, kapan pun dan di mana pun. Setelah XL Axiata dengan Link Net yang sudah mengadopsi layanan konvergensi pertama sejak dua tahun lalu, sebentar lagi giliran Telkom serta Indihome yang sedang dalam tahap perampungan.

Layanan konvergensi sendiri juga diharap dapat meningkatkan pertumbuhan industri telekomunikasi. Ahmad Reza, SVP Corporate Communication & Investor Relation, Telkom mengatakan bila saat ini kondisi industri tersebut hanya memiliki pertumbuhan sebesar 2% dalam 10 tahun terakhir. Sementara belanja modal terus meningkat, dan Earnings Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) terus tertekan.

Baca juga: Proses Spin Off IndiHome ke Telkomsel Ditargetkan Rampung 1 Juli

Indihome & Telkomsel Siapkan Layanan Konvergensi Mereka Agustus Mendatang

diskusi layanan konvergensi FMC - Indotelko Forum

Lewat sebuah acara yang digelar oleh Indotelko di Jakarta (23/5), Reza mengatakan, “bagi Telkom harus ada bisnis baru yang menguntungkan masyarakat dan juga negara. Telkom melihat besarnya peluang pasar di fixed broadband, karena penetrasinya baru 14% dibanding mobile broadband (wireless).”

Ia memprediksi, dengan layanan konvergensi bisa mendapat 5 juta pelanggan baru dalam 5 tahun pertama.

Pencapaian tersebut bakal dicapai dengan cross selling, baik terhadap pengguna Indihome dan pengguna Telkomsel. Namun Reza mengatakan jika metode pemasarannya tidak akan masif, gunakan skema one-on-one selling dan menyasar keluarga sebagai target pengguna utama. “Bayangkan kalau kita gabungkan Indihome dengan Orbit nanti yang kick off pemasarannya akan dilakukan pada Agustus mendatang,” tambahnya.

Lebih lanjut, kabarnya nanti akan disiapkan nama produk baru yang merupakan gabungan dari operator seluler dan fixed broadband tersebut. Harganya pun diklaim bakal mendekati average revenue per user (ARPU) Indihome di kisaran Rp265 ribu. Terkait harga, Reza juga sebutkan bila pihaknya bakal lebih fokus untuk hadirkan pelayanan terbaik, alih-alih fokus untuk berikan harga kompetitif.

Membantu XL Raih Banyak Pelanggan Keluarga Muda

Teknologi yang diperlukan untuk memungkinkan hadirnya layanan konvergensi sendiri bukanlah sesuatu yang sangat baru seperti yang juga disampaikan oleh Reza. Sebelum Telkomsel dan Indihome, XL Axiata sudah hadirkan layanan XL Satu, sebuah hasil layanan konvergensi bersama penyedia fiex broadband, Link Net.

Junius Koestadi, Group Head Indirect Channel Management, XL Axiata menegaskan bila saat ini pengguna layanan XL Satu sudah mencapai 350 ribu pelanggan, melebihi target 30% dari pelanggan sebelumnya. Ia juga sebutkan bila sejak 2021, fokus bisnisnya telah menyasar keluarga muda.

“FMC (layanan konvergensi) ini demand-nya ada. Dari survei kami, pelanggan menyukai layanan XL Satu karena easy to manage, ada single app, single bill, single kuota dan lainnya yang belum ada di layanan operator negara lain,” tambah Junius. Ke depannya, XL Axiata targetkan layanan konvergensi XL Satu tersedia di lebih dari 150 kota pada 2025. Serta bisa capai 76 juta household (rumah tangga) dalam 10 tahun ke depan.

Diharap Tidak Membebani Pelanggan dengan Perubahan Layanan

layanan XL Satu

Dengan semakin banyak penyedia layanan konvergensi, juga bisa meningkatkan ARPU terutama untuk para operator seluler. Disampaikan oleh Niko Margaronis, Analis BRI Danareksa, layanan konvergensi bisa mendorong penetrasi fixed broadband hingga 20-30% ke depannya, serta beri peluang pendapatan baru terhadap operator.

ARPU layanan mobile sendiri saat ini berkisar antara Rp40.000 – Rp45.000, memiliki selisih sekitar Rp200 ribu dengan ARPU penyedia fixed broadband. “Itu very big plus, biaya bisa naik untuk meningkatkan ARPU, tapi tetap bisa mendapatkan pendapatan semakin banyak untuk operator yang sekarang.”

Selain potensi ARPU lebih tinggi, operator yang memberikan layanan konvergensi juga diharap tidak mendatangkan perubahan yang kemudian menyusahkan pelanggannya. Heru Sutadi selaku Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengatakan, setidaknya ada empat catatan yang harus diperhatikan oleh mereka yang sediakan layanan konvergensi.

Yakni supaya tidak ada layanan yang berubah lalu merugikan pelanggan, perubahan produk yang kemudian mencederai hak konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai, serta agar tidak memaksa atau memberikan beban tambahan untuk para pelanggan yang sudah ada saat ini. Yang terakhir, adalah sosialisasi yang baik dan tidak memberikan harapan lebih terhadap pelanggan.

Artikel berjudul FMC Jadi Cara Operator Menangkan Konsumen & Tingkatkan Pendapatan yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/wx5PmTW
via IFTTT