Jakarta, Gizmologi – Disrupsi AI di tahun 2023 telah dikembangkan lebih dalam lagi oleh para ilmuwan. Sekelompok peneliti di Denmark melatih AI bisa prediksi kematian seseorang.

Tepatnya ilmuwan menggunakan teknologi AI untuk memprediksi kapan seseorang akan meninggal. Melansir dari Independent UK, ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU) melatih model AI menggunakan data personal dari jutaan populasi warga Denmark.

Ilmuwan tersebut memiliki tujuan dalam membuat model AI ini. Yaitu untuk memprediksi kehidupan serta resiko kematian dini seseorang. Para ilmuwan pun menceritakan detail terkait AI bisa prediksi kematian ini.

Baca Juga: Ini Dia Tampilan Desain Samsung Galaxy S24 Series, Punya Warna Titanium!

AI Bisa Prediksi Kematian Gunakan Teknologi LLM

AI Prediksi kematian
ilustrasi AI (Foto: 123rf/everythingpossible)

Ilmuwan dari Denmark tersebut mengatakan, model AI bisa prediksi kematian dilatih berdasarkan data pribadi penduduk Denmark. Mereka juga mengatakan bahwa penemuan tersebut terbukti memprediksi kemungkinan kematian penduduk secara lebih akurat dibandingkan sistem yang ada.

Para peneliti ini menganalisa data kesehatan data kesehatan dan pasar tenaga kerja dari enam juta data orang Denmark dari tahun 2008 hingga 2020. Data pribadi tersebut termasuk informasi terkait pendidikan masing-masing individual, kunjungan ke dokter dan rumah sakit, hasil diagnosa, pendapatan dan juga pekerjaan.

Kumpulan data ini kemudian dikonversi menjadi kata-kata lalu digunakan untuk melatih teknologi Large Language Model (LLM) dengan nama ‘life2vec’. Teknologi ini serupa dengan teknologi pendukung di balik aplikasi AI seperti ChatGPT.

Menurut penelitian yang dirilis dalam jurnal Nature Computational Science, setelah model AI bisa prediksi kematian ini mempelajari pola data tersebut, life2vec diklaim bisa memprediksi hasil seperti personalitas dan waktu kematian dengan akurasi tinggi.

Ilmuwan dalam membuat AI bisa prediksi kematian telah menghimpun data dari orang-orang berusia antara 35 tahun hingga 65 tahun. Lalu mereka meminta sistem AI untuk memprediksi individu yang masih hidup dan telah meninggal.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa setengah dari mereka telah meninggal antara tahun 2016 dan 2020. Hal ini menunjukkan akurasi 11 persen lebih akurat dibandingkan dengan model AI yang digunakan perusahaan asuransi jiwa.

Sebenarnya, terlepas dari prediksi soal kematian itu sendiri, para peneliti menguji AI ini bertugas untuk mencari jawaban atas pertanyaan umum. Contohnya seperti kondisi seseorang termasuk kemungkinan seseorang meninggal dalam tenggat waktu empat tahun ke depan.

“Secara ilmiah, yang menarik bagi kami bukanlah prediksi itu sendiri, namun aspek data yang memungkinkan model memberikan jawaban yang tepat,” kata Dr. Sune Lehman, salah satu penulis dari DTU.

AI Bisa Prediksi Kematian Dihindari Untuk Perusahaan Asuransi Jiwa

Model AI ini memiliki prospek besar dengan akurasi prediksi yang diklaim tinggi. Namun peneliti DTU melarang penggunaan model AI untuk perusahaan asuransi jiwa.

“Jelas model kami tidak boleh digunakan oleh perusahaan asuransi, karena asuransi sendiri kurang lebih memiliki ide untuk berbagi beban bersama mengenai kejadian tak beruntung, termasuk kematian atau kehilangan sesuatu,” ujar Dr. Lehman.

Artikel berjudul Buat Merinding, Ilmuwan Latih AI Bisa Prediksi Kematian yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/h3OmE8A
via IFTTT