Twitter aplikasi

Meskipun banyak yang menyinyir karena dianggap terlalu ekslusif, pada akhirnya Clubhouse ditiru juga. Adalah Twitter yang baru-baru ini mengumumkan bakal menghasilkan fitur terbaru yang ekslusif, di mana tidak semua orang bisa menggunakannya.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/2/2021), Twitter berencana menghadirkan fitur bernama Super Follow yang memungkinkan akun tertentu menarik tarif kepada follower-nya untuk mengakses konten ekslusif yang dibuatnya. Bukan sekedar memberikan tip saja, tetapi juga akan ada biaya berlangganan.

Twitter juga berencana hadirkan fitur bernama Spaces yang saat ini telah diuji coba ke sekitar 1.000 pengguna, di mana mereka bisa berdiskusi via suara secara langsung. Di fitur ini, pengguna bisa membuat komunitas yang sesuai dengan minat dan kepentingan tertentu.

“Fitur Spaces memungkinkan pengguna bisa membuat komunitas dan membuat “norma sosial” di luar ketentuan yang ditetapkan Twitter,” ungkap Kayvon Beykpour, Head of Consumer Product Twitter.

Sepintas, dari deskripsi tersebut tentu saja fitur Spaces mirip dengan aplikasi yang sedang booming saat ini: Clubhouse. Ya, aplikasi ini memungkinkan pengguna melakukan percakapan via suara secara real-time dan memiliki ekslusivitas tinggi karena pengguna harus mendapatkan undangan dari pengguna lain untuk bisa menggunakannya.

Clubhouse sendiri menjadi viral setelah Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX dalam video yang diunggah di YouTube pada 2 Februari 2021 terlihat berbincang melalui aplikasi besutan Alpha Exploration Co ini. Sejak itu banyak netizen memperbincangkan aplikasi yang saat ini baru bisa digunakan perangkat berbasis iOS tersebut.

Saham Twitter Meningkat

Twitter “pede” menghadirkan fitur ekslusif tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, baru-baru ini sahamnya di lantai bursa meningkat sebanyak 3,9% mendekati angka US$ 74,71 per lembar setelah sempat mencapai rekor tertinggi US$ 80,75.

Dengan adanya fitur terbaru, Twitter berharap bisnisnya semakin meningkat setelah sempat lesu bertahun-tahun lamanya stagnan. Jack Dorsey, sang CEO bahkan sesumbar pihaknya bisa menggandakan pendapatan di tahun 2023.

“Mengapa kita tidak mulai dari apa yang membuat orang tidak mempercayai kita. Itu tergantung pada tiga kritik: kita lambat, tidak inovatif, dan tidak dipercaya,” ujar Dorsey ketika melakukan presentasi virtual di hadapan para investor.

Twitter

Dengan adanya inovasi melalui fitur terbaru, Twitter berharap bisa mencapai pendapatan tahunan setidaknya US$7,5 miliar dan 315 juta pengguna aktif harian yang bisa dimonetisasi. Semua ini ditargetkan tercapai di akhir 2023.

Apa yang ditargetkan Twitter memang bukan hal yang muluk-muluk, mengingat sejak pandemi COVID-19 pertumbuhan pengguna media sosial ini meningkat tajam. Rata-rata setiap hari lonjakannya mencapai 35% pada kuartal kedua 2020, ketika pandemi mulai merambah dunia.

Jumlah pengguna aktif Twitter meningkat menjadi 186 juta pengguna pada periode tersebut. Angka daily active user (DAU) ini bahkan melebihi perkiraan para analisis, di mana hanya mentok 176 pengguna.

Peningkatan tersebut mungkin “berkah” dari pandemi COVID-19, di mana Twiter belum pernah mengalami sebelumnya. Namun dari sisi pendapatan belum menguntungkan, mengingat terjadi penurunan iklan sekitar seperlima dari biasanya menjadi hanya US$683 juta, jauh dari perkiraan sebelumnya yang berada di angka US$702 juta.

Dengan target yang terbilang tinggi hingga akhir tahun 2023, apakah Twitter sanggup mencapainya? Kita lihat saja nanti bagaimana respon dari para pengguna terhadap kehadiran fitur terbarunya.

Untuk sementara, Gizmin mau bertanya: apakah Gizmofriends masih ada yang main Twitter?



from Gizmologi https://ift.tt/37OjSQC
via IFTTT