Lilium Ilustration taxi

Perusahaan teknologi asal Jerman, Lilium akan go public di bursa Nasdaq melalui penggabungan dengan perusahaan akuisisi khusus (SPAC) bersama Qell Acquisition. Startup tersebut menarik perhatian karena mengembangkan teknologi yang tak biasa, bahkan sangat futuristis. Layaknya di film science-fiction, Lilium akan membuat proyek transportasi udara berupa taksi terbang.

Startup Lilium GmbH didirikan pada tahun 2015 oleh empat insinyur dan mahasiswa PhD di Technical University of Munich. Mereka adalah Daniel Wiegand, Sebastian Born, Matthias Meiner, dan Patrick Nathen. Pada perjalanannya, Lilium didukung oleh Business Incubation Center Bavaria, European Space Agency (ESA), perusahaan Internet China Tencent, Atomico, Obvious, LGT dan perusahaan investasi Freigeist Capital milik Frank Thelen.

Sementara itu Qell Acquisition, perusahaan cek kosong asal Amerika Serikat yang menjadi mitra akuisisi Lilium didirikan oleh mantan eksekutif General Motors, Barry Engle. Dikutip dari The Verge, perusahaan yang baru dibentuk tersebut akan terdaftar di Nasdaq di bawah simbol ticker “LILM”. Engle akan masuk ke jajaran direksi bersama mantan CEO Airbus, Tom Enders.

Baca juga: NASA Kembangkan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Pesawat

Prototype Taksi Terbang Lilium 7 Kursi

Lilium Air Taxi
 

Sebagai bagian dari pengumuman tersebut, Lilium memperkenalkan pesawat listrik tujuh kursi baru yang digadang-gadang sebagai layanan taksi terbang antar kota pada tahun 2025. Sebelumnya, perusahaan telah meluncurkan prototipe pesawat berkapasitas lima kursi. Ke depannya, taksi terbang tersebut akan mengangkut lebih banyak penumpang seiring dengan berkembangnya bisnis perusahaan.

Setelah proses merger selesai, Lilium diharapkan menerima dana sekitar $ 830 juta atau sebesar Rp 12 miliar untuk dapat melaksanakan proyek tersebut. Hal ini termasuk pendanaan $ 450 juta dari penawaran saham PIPE yang dapat berkomitmen penuh dalam proyek dan $ 380 juta sebagai uang cadangan perusahaan. Kesepakatan itu diharapkan akan ditutup pada kuartal kedua 2021, di mana perusahaan akan memulai aktivitasnya di bursa perdagangan Nasdaq.

Jenis pesawat yang dikembangkan akan bertenaga listrik dan hanya dapat mengangkut sedikit penumpang. Nantinya pesawat ditujukan untuk penerbangan singkat di dalam kota atau antar kawasan. Pada saat ini, pesawat masih dalam tahap pengembangan dan belum diluncurkan untuk layanan komersial.

Perusahaan akan menyelesaikan tahap pertama pengujian prototipe listrik 36-rotor lima tempat duduk pada Oktober 2019, dengan kecepatan pesawat mencapai 100 km/jam. Perusahaan mengatakan tetap pada rencana untuk meluncurkan pesawat berpenumpang di beberapa lokasi di seluruh dunia pada tahun 2025.

Jet tujuh tempat duduk yang baru akan memiliki kecepatan jelajah 175 mph pada ketinggian 10.000 kaki dan jangkauan penerbangan hingga 250 km. Nantinya, pesawat tersebut akan memiliki kecepatan tertinggi  sebesar 186 mph dan jangkauan wilayah hingga 300 km.

Lilium Lewati Berbagai Sertifikasi Penerbangan

Lilium Jet

Untuk dapat beroperasi perusahaan harus melewati beberapa tahapan sertifikasi. Hingga saat ini, Lilium telah mengajukan permohonan sertifikasi dengan Administrasi Penerbangan Federal AS pada 2018 dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya. Perusahaan juga telah mengajukan permohonan dengan EASA Eropa untuk sertifikasi.

Selain Lilium, banyak perusahaan startup penerbangan menjanjikan pesawat baru yang revolusioner tetapi mengalami banyak masalah. Sebelumnya Kitty Hawk, usaha mobil terbang yang didukung oleh salah satu pendiri Google Larry Page, harus mengkonfigurasi ulang kendaraan akibat laporan kerusakan yang dialami pada baterai.

Startup lain, Zunum, masih harus berurusan dengan pihak hukum akibat memiliki masalah dengan mantan investornya, Boeing. Tak sampai disitu tahun lalu, Jet Lilium Jerman memiliki prototipe terbakar yang mengakibatkan pesawat gagal terbang.



from Gizmologi https://ift.tt/3fCdssx
via IFTTT