Ritase

Keterbatasan mobilitas bagi masyarakat telah dimulai sejak adanya pandemi COVID-19 awal tahun 2020. Tentunya tak hanya berdampak pada kegiatan pribadi, namun juga laju bisnis secara global. Dengan demikian, peran layanan logistik sangat penting dalam momen tak menentu ini. Ritase menjadi salah satu penjawab tuntutan baru tersebut.

Menjadi perusahaan startup yang baru berdiri sejak 2019, Ritase bertujuan untuk sediakan solusi inovatif dalam layanan logistik, utamanya fokus untuk segmen B2B. Dalam mendukung kegiatan operasionalnya, Ritase menggunakan infrastruktur cloud yang disediakan oleh Amazon Web Services. Demi berjalannya tiga jenis aplikasi utama; pelaku bisnis, penyedia jasa pengiriman dan pengemudi (driver).

Menurut salah satu penemu sekaligus CTO dari Ritase, David Samuel, kata kunci untuk sebuah startup adalah “bergerak cepat”. Supaya bisa bergerak cepat, sebuah startup yang umumnya punya jumlah SDM terbatas, tak boleh terbebani hal-hal yang bersifat teknis dan mendasar. Pihaknya pun memulai dengan hanya tiga orang engineer saja.

Baca juga: AWS Partner Network Bantu Perusahaan Global Capai Transformasi Digital

Ritase Memilih AWS Demi Efisiensi & Responsivitas Tinggi

Ritase - Iman Kusnadi
CEO Ritase, Iman Kusnadi

Untuk itulah Ritase memilih AWS, agar jumlah SDM yang sedikit tidak terbebani dengan hal yang bersifat teknis dan mendasar. Seperti pemeliharaan server berkala dan pekerjaan infrastruktur lainnya, supaya lebih efisien dan optimal. “Kami melihat bahwa AWS menyediakan tiga keunggulan dari segi platform, yakni keamanan, kecepatan dan keandalan,” tambah David dalam sebuah sesi virtual (27/4).

Lebih lanjut, menurut David, keamanan menjadi fundamental bagi para pelanggan dalam konteks model bisnis B2B yang dijalankan. Sementara kecepatan berarti bila Ritase dapat membuat produk, meninjau pasar sampai belajar dari kesalahan dalam tempo yang cepat. Terakhir, keandalan menjadi sangat penting karena logistik B2B menuntut “zero downtime”.

CEO Ritase Iman Kusnadi menambahkan bila layanan cloud AWS sangat membantu terutama dalam antisipasi tingginya lonjakan saat pandemi, yang dapat terjadi dalam kurun waktu beberapa hari saja, “Sekarang kami telah menangani lebih dari 150 hingga 200 ribu transaksi yang mencakup pemesanan, pembayaran, booking dan proses bergabungnya mitra pengemudi,” tambahnya.

Terdapat beragam teknologi dari layanan berbasis cloud AWS yang dimanfaatkan oleh Ritase. Beberapa di antaranya adalah AWS Lambda dan API Gatewat untuk kelola API dan proses backend, RDS SQL untuk simpan data relasional, Amazon Glue untuk ekstraksi, transformasi dan pemuatan (ETL), serta Cloudwatch untuk memantau performa tiap subsistem di setiap layanannya.

Juga Menerima Benefit Bimbingan dari Tim AWS

Ritase

David memperkirakan, 30% waktu dan biaya bisa dihemat dengan menggunakan AWS Lambda serta API Gateway. Sementara lewat AWS Cost Explorer, tim dapat optimalisasi biaya lebih lanjut. “Ritase menjadi salah satu early adopter dalam menggunakan AWS Lambda secara di luar ranah riset, melainkan hingga ke tahap produksi,” jelas David.

Dengan memanfaatkan layanan cloud AWS, Ritase juga tentu mampu beroperasi dengan tim yang lebih ramping. Kurang lebih, timnya mempekerjakan 50% lebih sedikit engineer maupun DevOps, dibandingkan kebutuhan aktualnya bila tanpa menggunakan cloud. David juga menambahkan bila pihaknya juga tergabung dalam program AWS Activate untuk startup.

Ia mendapatkan banyak bimbingan dari tim AWS, sebagai salah satu manfaat yang ditawarkan. Seperti bagaimana menghemat biaya tanpa mengorbankan service-level agreement (SLA) yang telah dijanjikan kepada pelanggan. Dengan diajak bertukar pikiran serta berikan best practices untuk mencapai tujuan terbaik.



from Gizmologi https://ift.tt/3e6HqUc
via IFTTT