Demi bantu pulihkan kondisi ekonomi Indonesia, terutama pasca adanya pandemi COVID-19, beragam perusahaan berskala besar hingga start-up berlomba untuk berikan bantuan atau solusi bagi usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM di Indonesia. Salah satu di antaranya, BukuKas, turut berperan dengan memberikan solusi berbasis aplikasi.
Startup solusi digital tersebut baru saja mengumumkan pendanaan seri B yang berhasil didapat hanya empat bulan setelah putaran pendanaan seri A. Bila sebelumnya berhasil meraih nilai US$10 juta (atau sekitar Rp141 miliar), pendanaan kedua punya nilai jauh lebih tinggi. Yaitu sebesar US$50 juta (sekitar Rp709 miliar).
Dipimpin oleh Sequoia Capital India, pendanaan kali ini juga diikuti oleh sejumlah angel investor ternama lainnya seperti Gokul Rajaram dan Taavet Hinrikus, salah satu pendiri TransferWise. BukuKas sebutkan bila dana tersebut bakal digunakan untuk perkuat tim engineering dan produk, di kedua kantor yang terletak di Jakarta serta Bangalore.
Baca juga: Aplikasi BukuKas Integrasikan Metode Pembayaran Digital, Permudah Transaksi UMKM
BukuKas Penuhi Kebutuhan UMKM yang Terus Berubah
Selain perkuat tim internal, BukuKas juga berencana untuk memperluas jangkauan layanannya yang bisa ditawarkan kepada para pebisnis. Dengan tujuan agar sejalan sesuai visi perusahaan, yaitu menyediakan software yang menyeluruh (end-to-end) bagi pelaku UMKM di Indonesia. Krishnan Menon, CEO dan co-founder BukuKas menyebutkan bila pihaknya menyambut para investor dengan senang, untuk mengikuti fase selanjutnya dari startup yang didirikan di tahun 2019 ini.
“Putaran investasi baru ini akan mendorong pertumbuhan kami, seiring upaya yang tengah dijalankan dalam rangka membangun solusi keuangan lengkap untuk usaha kecil yang kami yakini sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia,” jelas Krishnan lewat sebuah rilis yang diterima Gizmologi (18/5).
Diinkubasi oleh Whiteboard Capital, startup ini telah menempatkan posisi kepemimpinan yang kuat di pasar aplikasi pencatatan keuangan digital, baik dalam skala dan tingkat penggunaan dalam kurung waktu 17 bulan pasca peluncurannya di 2019. Terus berevolusi untuk penuhi kebutuhan UMKM.
Dari yang awalnya hadir sebagai aplikasi catatan keuangan digital sederhana, kini telah berkembang lebih jauh menjadi aplikasi yang juga dapat mengatur inventaris, pembuatan faktur, hingga melakukan analitik. Putaran pendanaan ini juga diumumkan setelah perusahaan merilis fitur pembayaran terbarunya, BukuKasPay pada bulan April 2021 kemarin.
Bangun Kepercayaan Pengguna Sebagai Solusi Perbankan
Hingga April 2021, BukuKas berhasil merangkul 6,3 juta pemilik toko dan pelaku UMKM ke dalam platformnya. Jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai 3 juta, dengan akumulasi pencatatan nilai transaksi tahunan senilai mencapai US$25,9 miliar, atau sekitar Rp360 triliun. Nilai tersebut setara dengan 2,2% dari PDB Indonesia.
Sementara lewat BukuKasPay, pelaku usaha kecil bisa membayar ke pemasok dengan tepat waktu, serta dapat menagih hutang kepada konsumen mereka secara digital lewat beragam metode pembayaran digital. Meliputi virtual account bank, QRIS, sampai dompet elektronik populer seperti OVO, DANA, GoPay, LinkAja dan ShopeePay.
Dalam 4 minggu peluncuran, perusahaan telah mencatat transaksi pembayaran bulanan sebanyak puluhan juta dolar AS di dalam platform. Dan pada September 2020 lalu, pasca akuisisi aplikasi buku besar digital ‘Catatan Keuangan Harian’, dilhadirkan platform pembuatan toko daring ‘Tokko’, demi fasilitasi pelaku bisnis agar dapat berjualan secara lebih efektif di saluran perdagangan sosial dan mendigitalisasi toko mereka.
Setelah 6 bulan berjalan, Tokko sudah dimanfaatkan oleh 1,3 juta pelaku bisnis kecil dan menengah. Ke depannya, BukuKas bakal terus membangun kepercayaan dari penggunanya dan mendukung mereka dengan solusi perbankan dan perdagangan yang menyeluruh dalam waktu dekat.
from Gizmologi https://ift.tt/3uZmKmX
via IFTTT
0 Komentar