Jakarta, Gizmologi – Beredar poster ajakan mengenai aksi massa yang akan dilakukan sejumlah elemen massa untuk menghentikan PPKM Darurat di Jakarta pada Sabtu (24/7) hari ini. Dari informasi yang beredar diperlihatkan pula sejumlah logo, mulai dari Gojek, Grab, hingga Shoppe dalam undangan demo tersebut.

Terkait poster yang viral di media sosial tersebut, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, memastikan bahwa mereka tidak terlibat sama sekali dalam aksi tersebut. Grab pun melarang keras mitra driver mereka untuk ikut aksi demo itu.

“Bersama ini kami tegaskan bahwa Grab tidak terlibat sama sekali dalam gerakan ini di mana penyertaan logo perusahaan dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Ridzki dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/7).

Menurutnya, para pengemudi ojek online (ojol) yang dinaungi Grab, tidak boleh terlibat provokasi. Bila ada mitra Grab yang tetap ikut aksi tersebut, maka mitra Grab tersebut harus mempertanggungjawabkan sikapnya secara pribadi.

Secara institusi perusahaan, Grab tidak terlibat sikap politik pribadi-pribadi mitranya. Apabila ada mitra Grab yang ikut aksi tersebut, maka itu adalah sikap pribadi mitra Grab.

“Mitra yang terlibat akan bertanggung jawab secara pribadi dan karenanya membebaskan Grab dari segala pertanggungjawaban,” tambah dia.

Senada, Gojek Indonesia juga membantah terlibat dalam aksi dan terjadi pencatutan logo. Lewat keterangan resmi, Gojek menyebut pencantuman logo Gojek pada poster merupakan bentuk pelanggaran atas penyalahgunaan logo perusahaan.

“Kami sangat menyayangkan penyalahgunaan logo Gojek tanpa izin dan sepengetahuan kami pada konten atau poster terkait unjuk rasa dan kegiatan politik,” ujar Rubi W. Purnomo, SVP Corporate Affairs Gojek.

Gojek juga tegas mengatur penggunaan atribut perusahaannya oleh semua mitra driver, sebutan mereka untuk para ojol yang bekerja di Gojek. Atribut Gojek tidak boleh digunakan untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan Gojek.

Seruan Aksi Massa

Seperti diketahui, poster seruan aksi massa yang bertuliskan ‘Jokowi End Game’ beredar di media sosial. Seruan itu mengajak masyarakat turun ke jalan dengan ajakan longmarch dari Glodok ke Istana Negara, pada 24 Juli.

Dalam pamflet yang beredar, turut disampaikan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus meminta masyarakat tak menggelar demo Jokowi End Game untuk menghindari kemunculan klaster penularan Covid-19. Lebih lanjut, Yusrijuga mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya masih belum menerima surat pemberitahuan terkait rencana demo Jokowi End Game.

“Secara bijak untuk kita bisa hindari kerumunan supaya jangan jadi klaster lagi. Bagaimana kita bisa relaksasi kalau kegiatan kerumunan lagi. Kasihan rumah sakit, kuburan, sudah penuh,” kata Yusri di Polda Metro Jaya.



from Gizmologi https://ift.tt/2UL1ODx
via IFTTT