Jakarta, Gizmologi – Pemerintah berupaya meningkatkan penggunaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) buatan lokal, khususnya gawai laptop. Konsorsium proyek laptop buatan dalam negeri ini diberi nama “Merah Putih” di bawah naungan Dikti Edu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek laptop Merah Putih akan dikembangkan konsorsium industri TIK bersama Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada. Luhut menjelaskan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk TIK lokal, khususnya di bidang pendidikan.

“Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri betul-betul kita dorong. Tidak boleh kita impor – impor, padahal kita bisa produksi. Harus dibasmi orang-orang yang masih main di sini,” ujar Luhut dalam tayangan YouTube Kemenko Marves, pada Kamis (22/7).

Luhut berujar, pengadaan laptop dalam jumlah besar ini salah satu strategi meningkatkan Tingkatan Kandungan Dalam Negeri (TKDN) khususnya gawai elektronik. Mengingat 95 persen laptop di Indonesia masih di pasok dari produk impor.

Oleh Karenanya, pemerintah telah menetapkan target pengadaan TIK lokal untuk bidang pendidikan sebesar Rp17 triliun hingga 2024. Upaya membangkitkan industri TIK dalam negeri melalui berbagai program, termasuk penyediaan akses pasar, penyerapan produksi dalam negeri untuk barang dan jasa pemerintah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga permodalan.

“Ini juga jadi salah satu kebanggaan kita, selain itu produsen PDN juga diminta meningkatkan peserta didik SMK dalam praktek perakitan dan tenaga after sales service, jadi semua ekosistem semua bergerak. Ini jadi praktik baik dalam pembelian dalam negeri,” jelasnya.

100% Produksi Dalam Negeri

Adapun pada 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mengalokasikan APBN senilai Rp 1,3 triliun untuk pengadaan 189.165 unit laptop yang seluruhnya diproduksi oleh industri lokal. Sedangkan pemerintah daerah memiliki dana alokasi khusus atau DAK fisik sebesar Rp 2,4 triliun untuk pengadaan 242.565 unit laptop.

Nantinya, terdapat enam produsen dalam negeri yang menyatakan mampu memenuhi kebutuhan pengadaan laptop pemerintah. Keenam produsen di antaranya adalah PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonesia, PT Supertone, PTEvercross Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia.

Seluruh pabrikan laptop memenuhi ketentuan produksi dengan tingkat komponen dalam negeri lebih dari 25 persen. Berdasarkan catatan Luhut, kesiapan produksi laptop dalam negeri mencapai 351 unit pada September 2021 dan total sebanyak 781.100 pada November 2021.

“Kita berharap makin banyak yang diproduksi (laptop) dalam negeri, sejalan dengan dana yang pemerintah punya. Kita akan bikin aturan untuk menambah produk dalam negeri,” ujar Luhut.



from Gizmologi https://ift.tt/3zuoztZ
via IFTTT