Jakarta, Gizmologi – Startup fintech yang bergerak di bidang agrobisnis, Tanijoy jadi perbincangan hangat di media sosial. Lantaran diduga melakukan penggelapan uang para investornya mencapai lebih dari Rp4 miliar.

Dilihat di Twitter, seorang pengguna bernama Akbar Prastyo merugi setelah berinvestasi di Tanijoy. Lewat akun pribadinya @akbarprasetioo, ia menjelaskan kronologi kejadian yang ia alami bersama 400 investor lainnya.

“Sudah lama nggak main Twitter, malam ini Saya mau cerita pengalaman saya dan 400 investor lain yang investasi dengan total sekitar Rp 4 miliar di @tanijoy_id, hilang tidak ada kabar,” tulisnya dengan geram, seperti dikutip Gizmologi, Senin (26/7/2021).

Tanijoy sendiri merupakan startup peer to peer lending (P2P) yang menghubungkan petani ke akses permodalan untuk budidaya pertanian. Startup ini bertindak sebagai perantara antara pengguna sebagai pendana (lender) dan petani sebagai peminjam.

Baca juga: Sepanjang 2020, TaniHub Group Raih Pertumbuhan Bisnis Lebih dari 600 Persen

Menurut Akbar, ia tergerak untuk membantu para petani seperti yang dijanjikan dari visi Tanijoy. Ia memutuskan berinvestasi sebesar Rp12.408.000 pada proyek kentang granola tele IV dengan total enam slot pada Juli tahun lalu. Namun uangnya seharusnya cair pada Maret 2021, tidak ada kabarnya.

“Update proyek terakhir saya tanggal 30 Desember sudah melakukan pemupukan. 7 Bulan lebih tidak ada update dari @tanijoy_id mengenai proyek ini dan beberapa proyek lainnya,” sambungnya.

Sempat berpikir baik, Akbar makin curiga melihat banyak laporan dari investor yang ada di review Google dan komentar yang ada di Instagram @Tanijoy_id. Mereka ternyata mengaku mengalami nasib yang sama dengan Akbar.

Dugaan Investasi Fiktif Tanijoy

Ilustrasi reksa dana investasi trading saham
Ilustrasi investasi (Foto: 123rf/solarseven)

Cerita mengenai dugaan penipuan yang dilakukan startup pertanian ini langsung viral di Twitter dengan lebih dari 1,8 ribu retweets dan 2,8 likes. Hal ini juga diperkuat dengan keterangan dari Ketua I Himpunan Lender Tanijoy Fadhilah Pijar Ash Shiddiq.

Terdapat beberapa poin yang disampaikan Himpunan Lender Tanijoy terkait dugaan penggelapan uang ini. Pertama, Tanijoy diduga memanipulasi semua laporan proyek tani tahun 2020-2021.

“Tanijoy diduga membuat projek investasi fiktif dan menggunakan uang pendana untuk bisnisnya yang lain (Tanijoy Trade),” tulisnya.

Kemudian, Tanijoy diduga penggelapan dana (lender) yang projek dan perhitungan bagi hasilnya telah selesai. Tanijoy juga disebutkan mengelola uang publik tanpa diawasi OJK dan badan pemerintahan apapun sebesar Rp 19 miliar.

Fadhil menceritakan permasalahan yang dialaminya dan juga ratusan pengguna lain. Terkait kegagalan pembayaran hak pendana dan mediasi yang tak berjalan mulus sejak September 2020, akhirnya dibentuk Himpunan Lender Tanijoy pada April 2021.

Per 24 Juli 2021, anggota himpunan tersebut sudah mencapai lebih dari 400 orang dengan total 106 proyek yang bermasalah. Sementara, total uang yang tertahan di Tanijoy, menurut klaim sudah mencapai Rp4,5 miliar dan akan terus bertambah.

“Seharusnya jika projek tani Tanijoy sudah selesai, maka uang yang menjadi hak pendana (lender) dapat diambil baik dalam keadaan projek untung ataupun rugi,” tulisnya.

Terkait tudingan penggelapan dana investor, pihak terkait sampai saat ini masih belum memberikan keterangan resmi. Adapun, media sosial Tanijoy baik di Instagram dan Twitter @tanijoy_id terakhir kali aktif pada Desember 2020 silam.

Profil Startup Agritech Tanijoy

pendiri tanijoy
Para pendiri Tanijoy (Foto: Tempo)

Tanijoy resmi didirikan pada April 2018 oleh Muhammad Nanda Putra (Co-Founder & Chief Executive Officer), Kukuh Budi Santoso (Co-Founder & Chief Operation Officer) dan Febrian Imanda Effendy (Co-Founder & Chief Technology Officer). Ada pula Erlangga Setyawan yang menjabat sebagai Chief Risk Management Officer.

Startup ini berada di bawah bendera PT. Tanijoy Agroteknologi Nusantara yang menyebut sebagai platform investasi online yang berfokus pada bidang pertanian.

Pada website resminya, disebutkan startup ini memiliki tujuan untuk menjadi penyedia layanan permodalan digital bidang pertanian yang berdasar pada prinsip keuangan syariah. Mereka memberikan platform untuk menghubungkan petani kecil dengan akses permodalan dari publik dengan sistem yang transparan, adil, beretika dan fleksibel.

Startup pertanian ini memiliki awal yang sangat menjanjikan. Dengan gagasan yang dinilai bisa membuat perkembangan di bidang pertanian, banyak investor yang tertarik untuk menanam modal di startup ini. Termasuk meraih sejumlah penghargaan seperti Best Social Impact Startup Pilihan Tempo 2018, Top 100 Echelon 2018 di Singapure dan Top 20 Tought for Food di Rio de Janeiro.

Meski telah banyak mendapat sorotan dan dinilai sangat menjanjikan, Tanijoy belum mendapatkan surat izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) padahal dana yang mereka kelola mencapai Rp19 Miliar. Selain belum mengantongi izin OJK, Tanijoy juga belum mendapatkan serfitikasi dari DSN-MUI atau Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia atas investasi berbasis syariah yang mereka kampanyekan.



from Gizmologi https://ift.tt/3iUuJwS
via IFTTT