Jakarta, Gizmologi – Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah banyak mengubah gaya hidup masyarakat yang dituntut untuk semakin digital. Salah satu perubahan besar terjadi pada masifnya adopsi e-wallet atau dompet elektronik sebagai alat pembayaran digital. Hal ini yang menjadi pokok pembicaraan di ajang e-Wallet User Research Challenge 2021.

Beberapa riset juga menunjukkan bahwa meningkatnya tren belanja online di tengah kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan sosial, dinilai berkontribusi pada meningkatnya penggunaan e-wallet. Data Bank Indonesia menunjukkan nilai transaksi uang elektronik pada Februari 2021 lalu tercatat sebesar Rp 19,2 triliun atau tumbuh 26,4 persen year on year.

Saat ini, ada beberapa pilihan e-wallet yang populer digunakan masyarakat. Namun adakah fitur tertentu yang perlu disesuaikan untuk mengakomodir kebutuhan pengguna saat ini? Ini yang menjadi perhatian Indosat Ooredoo sehingga mereka meluncurkan program e-Wallet User Research Challenge 2021.

e-Wallet User Research Challenge 2021

Ilustrasi smartphone Indosat IM3 Ooredoo Propaid 1Menurut Director & Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Ooredoo, Arief Musta’in, solusi pembayaran digital yang mengalami peningkatan belakangan ini, menjadi semakin relevan untuk dibahas, terutama di tengah situasi pandemi COVID-19.

“Perlunya keterlibatan dari berbagai pihak akan memunculkan solusi yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas. Indosat Ooredoo, yang terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari lahirnya inovasi, juga meluncurkan kompetisi untuk mengasah kompetensi generasi muda dalam menciptakan solusi pembayaran digital, bukan hanya sebagai pengguna,” kata Arief dalam webinar E-wallet User Research Challenge yang diselenggarakan bersama Telkom University (24/6/2021).

Acara ini merupakan program open innovation berbentuk kompetisi riset pengguna (user research) yang bertujuan memberdayakan talenta digital terbaik bangsa dalam menemukan ide dan solusi terbaik yang valid dan aplikatif untuk inovasi fitur e-wallet selanjutnya. User research juga berperan untuk mencari solusi yang semakin memudahkan dan menyederhanakan proses yang ada untuk pengalaman pengguna yang lebih baik.

Para peserta e-Wallet Challenge akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari para ahli selama kompetisi tersebut. Dengan menggunakan studi kasus yang nyata, peserta dapat mengasah kompetensi serta mendapatkan kesempatan berkarir yang lebih baik.

Pendaftaran peserta dan pengumpulan ide dimulai sejak hari ini hingga 19 Agustus 2021, di mana peserta bisa bergabung secara individu maupun kelompok beranggotakan maksimal 3 orang. Hadiah menarik di akhir periode menanti peserta terbaik yang memiliki ide yang inovatif dan aplikatif, aktif saat proses kompetisi, serta memiliki solusi terfavorit.

Potensi Ekonomi Digital Terus Meningkat

eWallet User ResearchPada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, mengatakan “Potensi ekonomi digital Indonesia akan terus meningkat dan mendominasi Asia Tenggara. Saat ini pemerintah sedang mencanangkan Indonesia sebagai largest digital economy di Asia Tenggara.

“Salah satu landasan pembangunan nasional dalam pencanangan ini adalah sektor digital. Kami mengapresiasi Indosat Ooredoo dengan peluncuran eWallet User Research Challenge yang diharapkan dapat mendorong talenta muda Indonesia untuk mengembangkan ide inovatif tentang e-Wallet melalui User Research dan juga menjadi langkah awal pengembangan inovasi dalam penguatan Industri Kreatif yang berkelanjutan,” ujar Sandiaga.

Selain Sandiaga, hadir sejumlah praktisi yang memberikan wawasan terkait tren ekonomi digital saat ini serta kompetensi yang dibutuhkan. Pembahasan ini juga relevan dengan tujuan pemerintah karena pembayaran digital menjadi satu dari lima pilar untuk meningkatkan ekonomi digital Indonesia.

Para narasumber berbagi informasi tentang pentingnya pembayaran digital dari perspektif akademis, komunitas, dan startup. Selain itu, acara ini membahas juga solusi pembayaran digital di negara lain, tanggapan masyarakat atas pilihan yang ada saat ini, kebutuhan yang belum terpenuhi, serta bagaimana data dan riset pengguna dapat membantu memecahkan masalah atau pain points yang dialami masyarakat.

Indosat Pernah Punya Dompet Digital, Tapi Gagal

Jika menengok ke belakang, Indosat sendiri dulu pernah memiliki layanan e-wallet yaitu Dompetku. Sayangnya, layanan tersebut kalah bersaing dengan kompetitor sehingga pada 2017 tersebut ditutup.

Namun karena sudah mendapat lisensi dompet digital dari BI, sayang kalau menganggur, kemudian menggandeng pihak ketiga. Akhirnya mereka meluncurkan PayPro yang dikelola oleh PT Solusi Pasti Indonesia. Harapannya, dengan dikelola secara penuh oleh pihak ketiga, bisa membuat PayPro menjadi semakin besar. Meski sampai sekarang, justru makin redup.

Praktis, sekarang sudah tidak ada lagi dompet digital yang dikelola oleh operator seluler. Karena XL Axiata yang memiliki XL Tunai juga menghentikan layanan tersebut. Sebenarnya, operator yang paling sukses menggelar dompet digital adalah Telkomsel melalui TCash. Namun, kebijakan pemerintah membuat dompet digital ini dilebur dengan layanan serupa milik bank BUMN menjadi LinkAja.

 



from Gizmologi https://ift.tt/2WkLppD
via IFTTT