Pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah saat transaksi keuangan. Hal ini saya rasakan betul sejak 1,5 tahun terakhir ini. Saya tidak lagi risau ketika melihat uang di dompet tinggal sedikit. Karena memang lebih banyak melakukan transaksi menggunakan dompet digital seperti LinkAja.
Ternyata saya tidak sendiri, tapi hanya bagian dari fenomena tren meningkatnya penggunaan uang digital di kalangan masyarakat. Data Bank Indonesia menunjukkan nilai transaksi uang elektronik pada Februari 2021 lalu tercatat sebesar Rp 19,2 triliun atau tumbuh 26,4 persen year on year.
Mengacu pada pertumbuhan yang mengesankan itu, Bank Indonesia memprediksi tren digitalisasi ini akan terus meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan dan penguatan ekosistem digital. “Skema tersebut semakin mendorong terciptanya transformasi digital bagi seluruh aktivitas keuangan,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, beberapa waktu lalu.
Berbagai riset menggambarkan masyarakat Indonesia yang semakin terbiasa dengan dompet digital. Ada kecenderungan bahwa masyarakat melek teknologi kini lebih memilih dompet digital sebagai medium transaksi. Bahkan, dompet digital perlahan mulai menggantikan peran uang tunai, termasuk kartu debit dan bahkan kartu kredit.
Nah, untuk membuktikan betapa dompet digital kini telah bisa mendukung aktivitas sehari-hari, selama seminggu yang lalu saya menggunakan LinkAja untuk berbagai transaksi digital. Mengapa LinkAja yang saya pilih dalam percobaan kali ini? Saya memiliki hampir semua penyedia dompet digital yang saat ini tersedia dan menyimpulkan bahwa layanan yang ditawarkan LinkAja adalah paling lengkap dibanding lainnya.
Terlebih di usia yang menginjak dua tahun, LinkAja ingin membuktikan komitmennya dengan hadir memberikan kemudahan akses pembayaran di seluruh aspek kebutuhan esensial masyarakat Indonesia. Mengusung tema “#Apa2Bisa”, LinkAja mengadakan berbagai promo menarik untuk membantu UMKM meningkatkan penjualannya. Jadi, mari mumpung ada banyak promosi, mari kita manfaat. Yuk simak beberapa aktivitas yang saya lakukan semingguan ini menggunakan LinkAja.
Belanja di minimarket
Di masa Pemberlakukaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, masyarakat disarankan untuk menjalankan aktivitas baik bekerja, belajar hingga beribadah rumah saja. Tetapi tentu tidak mungkin terus menerus mengurung diri di rumah karena memang tidak sedang isolasi mandiri. Salah satunya adalah untuk membeli keperluan ke minimarket.
Nah, salah satu cara untuk menekan penyebaran virus adalah dengan melakukan transaksi nontunai. Ini pun saya terapkan dengan langsung bilang ke kasir saat akan melakukan pembayaran. Kabar baiknya, LinkAja bisa untuk melakukan pembayaran di berbagai minimarket populer seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Alfa X, Dan+Dan, FamilyMart, Circle K, Bright, dan LAWSON.
Untuk pembayaran di merchant offline, ada tiga metode yang disediakan yaitu Snap QR (termasuk QRIS), kode bayar dan Token. Untuk pembayaran di Indomaret sendiri, kasir meminta dalam bentuk token yang terdiri dari 10 angka atau QR code. Setelah kasir memasukkan kode atau melakukan scan, maka secara otomatis saldo di aplikasi LinkAja terpotong. Lebih aman dan cepat, bahkan jika dibandingkan dengan membayar melalui kartu debit dan kredit sekalipun.
Bahkan tak hanya di minimarket, saat ini LinkAja juga ekspansi ke pasar tradisional dan toko kelontong. Namun untuk yang ini, saya belum mencobanya karena memang masih di masa PPKM Darurat. Di aplikasi LinkAja, terdapat menu Pasar Online untuk melihat pasar tradisional mana saja yang sudah
Belanja Online
Melihat berbagai promo di platform e-commerce selalu menyenangkan. Bahkan tanpa sadar bisa sampai mengumpulkan puluhan atau ratusan wishlist. Meski kemudian ketika memutuskan untuk beli, harus benar-benar yang dibutuhkan agar keuangan tidak jebol.
Ternyata, LinkAja sudah diterima sebagai alat pembayaran lebih dari 1.000 e-commerce, termasuk Tokopedia, Bukalapak, Blibli. Dari sejumlah e-commerce, Tokopedia merupakan favorit saya. Ketika berbelanja dan memasukkan produk ke keranjang belanja, selanjutnya saya tinggal memilih metode pembayaran LinjAja, lalu klik Checkout. Kemudian muncul halaman ringkasan pembayaran klik bayar yang selanjutnya diarahkan ke halaman LinkAja.
Transportasi
Sebelum PPKM Darurat, saya masih sering bepergian menggunakan transportasi umum yaitu MRT karena ada keperluan terkait pekerjaan. Saya bisa membayar menggunakan LinkAja melalui aplikasi MRT Jakarta dengan memilih titik stasiun keberangkatan dan tujuan, kemudian akan mendapatkan kode QR untuk keluar masuk.
Namun karena saat ini PPKM Darurat membuat saya bekerja sepenuhnya di rumah, maka jasa transportasi yang saya manfaatkan adalah ojek online baik Gojek maupun Grab. Saya membutuhkan jasa mereka untuk pesan makanan maupun kirim barang. Menariknya adalah, meski Gojek dan Grab adalah dua platform yang bersaing tetapi mereka akur di LinkAja. Sebab keduanya berinvestasi di platform uang digital LinkAja.
Sinergi tersebut membuat sistem pembayaran di kedua aplikasi tersebut juga bisa dilakukan dengan mudah. Kita tinggal memilih metode pembayaran LinkAja saat akan bertransaksi. Selain di platform ride hailing, LinkAja sudah bisa digunakan di lebih dari 240 moda transportasi termasuk KRL, TransJakarta, Taxi Bluebird, dan sebagainya.
Isi kartu elektronik
Selain uang elektronik seperti LinkAja, kartu elektronik sekarang juga menjadi barang wajib di dompet saya. Terutama sangat berguna ketika dipakai untuk membayar tol dan naik transportasi umum lainnya secara cepat. Setiap bepergian menggunakan kendaraan mobil, saya selalu mengecek jumlah saldo di kartu elektronik menggunakan aplikasi LinkAja dengan terlebih dahulu mengaktifkan fitur NFC di smartphone. Kemudian tinggal memilih jenis kartunya apakah e-money dari Mandiri, Brizzi dari BNI ataupun Tapcash BNI.
Selalu mengecek kartu elektronik sebelum berangkat menjadi antisipasi agar tidak ada kendala ketika masuk tol dan melakukan pembayaran. Pun ketika saldo kartu emoney habis, saya juga bisa langsung melakukan topup dengan mudah menggunakan LinkAja. Tersedia pilihan nominal mulai dari 20 ribu sampai Rp500 ribu.
Investasi
Dengan banyaknya tuntutan dan juga biaya untuk masa depan yang kian melonjak seperti dana pendidikan anak, kesehatan, dan lain-lainnya, membuat generasi milenial berpikir tidak hanya mengandalkan gaji kantoran atau usaha yang sedang dijalani. Sudah mulai banyak yang sadar akan pentingnya investasi demi masa depan. Termasuk saya yang menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan.
Banyak sekali pilihan investasi yang tersedia, salah satu yang menjadi favorit saya adalah reksa dana. Ketika masih pemula di investasi, inilah jenis yang pertama kali saya pilih. Investasi reksa dana lebih aman karena sudah diawasi oleh pihak OJK. Dan dari sejumlah aplikasi reksa dana yang ada, saya langsung menyukai Bibit.
Bibit merupakan marketplace atau lokapasar yang menjual produk-produk reksa dana yang telah dikurasi kinerjanya bagus, sehingga lebih cocok untuk investor pemula seperti saya. Tak sekadar menjual produk, Bibit juga dilengkapi robo advisor yang dapat membantu memudahkan para milenial untuk berinvestasi dengan menggabungkan elemen financial advisor dan financial planning.
Agar menarik minat investor pemula, nasabah bisa investasi di Bibit dimulai dari Rp10.000 saja dan memiliki banyak opsi pembayaran, termasuk via dompet elektronik seperti LinkAja. Begitupun kita juga bisa langsung melakukan investasi reksa dana di aplikasi LinkAja karena memang kedua platform ini sudah terintegrasi. Saat ini ada promo cashback sampai dengan Rp 10.000 untuk berinvestasi Pake LinkAja.
Selain reksa dana, alternatif investasi lainnya yang tersedia di LinkAja adalah menabung emas. Kita bisa membuka Tabungan Emas di LinkAja karena bekerja sama dengan Pegadaian untuk program ini.
Transaksi Digital Lainnya
Selain beberapa yang sudah saya sebutkan di atas, sangat banyak transaksi digital yang didukung oleh LinkAja. Seperti membayar tagihan listrik, telepon, TV kabel / ISP, gas, online market, PDAM, property, dan sekolah. Juga layanan telekomunikasi untuk membeli pulsa, paket data, paskabayar dan paket roaming. Serta membeli voucer hiburan streaming, games dan atraksi.
Kemudian di sektor transportasi bisa untuk pembayaran tiket kapal, kereta api, taksi, bus, pesawat terbang, bayar pakir, hingga membayar bahan bakar saat di SPBU. Sementara di sektor finansial, terdapat fitur PayLater, multi finance, pinjaman (loan), pegadaian, buka rekening bank online Mandiri, asuransi, BPJS dan reksa dana. Juga membayar pajak, retribusi dan E-Samsat. Bahkan, kita juga bisa tarik tunai di ATM Himbara (BTN, BNI, Bank Mandiri, BRI) tanpa menggunakan kartu ATM.
Tidak ketinggalan, terdapat Layanan Syariah LinkAja hadir sebagai uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia. Pengguna bisa melakukan berbagai kemudahan transaksi esensial sehari-hari serta menunaikan zakat, infaq, sodakoh, dan wakaf. Tak hanya itu, melalui Layanan Syariah LinkAja, masyarakat Indonesia juga sudah dapat melakukan pembelian hewan qurban melalui Qurban Digital.
Hingga Juni 2021 ini, LinkAja telah mendigitalisasi pembayaran dengan bekerja sama lebih dari 1,1 juta UMKM. LinkAja juga telah dapat digunakan di lebih dari 7.500 online marketplace serta bekerja sama dengan lebih dari 400.000 merchant nasional dan lebih dari 750 pasar tradisional. Serta menyediakan lebih dari 1 juta akses cash in dan cash out kepada masyarakat, baik berupa bank channel, modern retail hingga layanan keuangan digital.
Dengan berbagai upaya tersebut, wajar jika LinkAja berhasil meraih pertumbuhan pengguna yang sangat pesat. Sejak dua tahun diluncurkan, mereka telah berhasil memiliki lebih dari 71 juta pengguna LinkAja dan 3,5 juta pengguna Layanan Syariah LinkAja.
from Gizmologi https://ift.tt/3iFmZPp
via IFTTT
0 Komentar