Jakarta, Gizmologi – FinAccel, induk usaha dari platform kredit digital Kredivo mengumumkan rencana perusahaannya untuk membuka penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) pada bursa efek Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diawali dengan penggabungan usaha (merger) melalui special purpose acquisition company (SPAC) yang didukung Victory Park Capital (VPC) Impact Acquisition Holdings II.

Valuasi kedua perusahaan setelah merger diperkirakan mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp36 triliun (kurs Rp14.400), dengan asumsi tidak ada penebusan. Diprediksi FinAccel akan menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$ 30 juta.

“Kami sangat bangga dengan dukungan dan kepercayaan yang tak henti dari para investor terhadap visi dan strategi pertumbuhan jangka panjang kami,” kata Co-Founder dan CEO FinAccel, Akshay Garg, melalui keterangannya, Rabu (4/7/2021).

Akshay mengatakan bahwa aksi korporasi ini menjadi kesempatan bagi Kredivo untuk memenuhi berbagai kebutuhan kredit seperti pinjaman tunai. Termasuk merealisasikan visi kami untuk mendorong akses kredit yang cepat, terjangkau dan mudah diakses kepada puluhan juta konsumen di Asia Tenggara.

“Mengingat sebesar 66% populasi Asia Tenggara masih dalam kategori belum mendapatkan atau minim akses ke layanan perbankan, kami juga melihat kesempatan yang luar biasa untuk melayani konsumen dengan beragam kebutuhan keuangan non-kredit,” jelasnya.

Baca juga: Merger dengan SPAC Altimeter, Grab IPO di Bursa Saham Amerika Serikat

Alasan Kredivo Gelar IPO

Kredivo

VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari juga menambahkan, alasan perusahaan melantai di bursa saat ini ialah karena ada kesempatan mengingat hubungan yang baik dengan VPC. Ini adalah perusahaan cangkang yang sudah dua kali menyediakan fasilitas kredit sebesar US$ 100 juta pada Juli 2020 dan menambahkannya menjadi US$ 200 juta pada bulan Juni 2021.

“Memang kesempatannya datang karena mereka itu perusahaan yang ternama di pasar Amerika. Jadi ketika kesempatan datang untuk bisa akses modal yang sangat besar karena kami berencana menghimpun dana lebih dari US$ 400 juta itu tidak akan mudah sehingga bisa mempercepat ekspansi bisnis kamu,” ujar Indina.

Ditanya mengenai melantai di bursa Indonesia, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya akan masuk ke situ. Hanya saja, untuk saat ini perusahaan memilih Nasdaq karena kebutuhan dananya pun besar sehingga bursa dianggap bisa memenuhi kebutuhan itu.

Co-CEO dari VPCB dan Partner dari VPC Gordon Watson juga bilang bahwa pihaknya melihat bahwa perusahaan fintech besutan FinAccell tersebut memiliki pertumbuhan cepat dalam menjalankan bisnisnya terutama setelah VPC berinvestasi pada awal tahun 2020. Sebagai informasi, pengguna Kredivo saat ini sudah mencapai 4 juta pengguna dan rata-rata konsumen bertransaksi sebanyak 25 kali dalam setahun.

“Kredivo telah menghadirkan platform yang mengagumkan dan mampu berekspansi ke pasar-pasar baru. Kemampuan dari tim manajemen kelas dunia yang dimiliki terbukti tidak hanya mampu mengeksekusi strategi bisnisnya, tetapi juga merevolusi industri fintech di Asia Tenggara,” paparnya.

Ekspansi Asia Tenggara

Kredivo
Ilustrasi pengguna mengakses aplikasi Kredivo

Kredivo merupakan perusahaan penyalur pembiayaan kredit instan untuk pembelian di e-commerce dan offline. Mereka melayani dana pinjaman tunai, berdasarkan real-time decisioning yang didukung teknologi artificial intelligence (AI).

Telah bekerja sama dengan 8 dari 10 platform e-commerce terdepan di Indonesia, Kredivo mengklaim sebagai platform Buy Now, Play Later (BNPL) yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di Indonesia sampai hari ini, dengan rencana ekspansi ke pasar regional seperti Vietnam dan Thailand dalam waktu dekat. Mereka melayani kelas menengah di Indonesia yang terus bertumbuh pesat, dengan bunga yang termasuk paling rendah di Indonesia serta proses pengajuan dan persetujuan kredit hanya dalam dua menit.

Sejak didirikan 2015 lalu sebagai pelopor konsep Buy Now Pay Later di Indonesia, mereka terus mencatatkan berbagai capaian, baik dari aspek performa bisnis, inovasi, hingga kepercayaan dari berbagai investo. Bahkan, di tengah kontraksi ekonomi selama pandemi, Kredivo berhasil mendapatkan empat pendanaan dari institusi bergengsi, baik secara lini kredit maupun ekuitas, hanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun terakhir.

Selain upaya merger tersebut, ada beberapa investor lain yang menyokong Kredivo dalam bentuk Private Investment in Public Equity (PIPE), yakni Mirae Asset, Jungle Ventures, Singtel Innov8, Telkomsel Indonesia, MDI Ventures, Cathay Innovation, DST Partners, dan Kejora Intervest.

Lewat total pendanaan dari transaksi ini bakal digunakan untuk pengembangan produk, ekspansi ke negara lain, dan pengembangan lini bisnis baru. Startup yang bergerak di bidang pembiayaan digital tersebut juga berencana ekspansi ke pasar regional Asia Tenggara, seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Memiliki hampir 4 juta pengguna saat ini, ditambah kerja sama dengan delapan e-commerce besar di Indonesia, Kredivo merupakan platform Buy Now, Play Later (BNPL) dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Kredivo terus bertumbuh pesat, dengan bunga yang termasuk paling rendah di Indonesia serta proses pengajuan dan persetujuan kredit hanya dalam dua menit.



from Gizmologi https://ift.tt/3foUNiT
via IFTTT