UFL menjadi salah satu highlight dari pergeralan event Gamescom 2021 yang dihelat pada 25 – 27 Agustus lalu. Game yang dikembangkan oleh Strikerz Inc. ini hadir dengan sebuah trailer di awal event. Dalam trailer selama 35 detik, penonton dapat melihat sedikit bocoran tentang bagaimana dan seperti apa game ini nantinya.
Sebagai game yang diprediksi jadi calon pesaing berat game sepakbola FIFA besutan EA Sports. UFL juga dapat mejadi alternatif di tengah masa surut game sepakbola lain dari Konami, eFootball. Itu cukup membuat game ini dapat perhatian dari pecinta game sepakbola.
Sampai saat ini, UFL memang masih belum siap dirilis. Padahal menurut informasi dari developer, mereka telah mengembangkan gamenya dalam kurun waktu lima tahun sejak 2016. Bukan waktu sebentar. Dan di sisi lain, semacam tolok ukur keseriusan mereka dalam menggarap game sepakbola simulasi ini.
Nah, sambil menunggu update terbaru nengenai gameplay serta fitur permainan yang akan hadir di masa mendatang. Gizmologi akan memberimu 5 hal menarik terkait kehadiran game sepakbola UFL dalam daftar berikut.
1. UFL Berbasis Unreal Engine
Hal pertama yang patut diketahui ialah UFL dibuat dengan basis Unreal Engine 5. Basis platform yang sama digunakan EA Sports untuk game mereka FIFA 22. Unreal Engine dikenal berkat kebebasan menggunakannya secara gratis, sampai nantinya developer menjadikan kreasi mereka bernilai komersil. Platform ini dikembangkan oleh Epic Games dengan kemampuan olah visual dan pencahayaan yang sangat baik.
Strikerz Inc. melakukan unjuk kebolehan kerja Unreal Engine dalam trailer lewat dinamika cahaya di stadion. Serta beberapa detail untuk pakaian dan sepatu yang dikenakan pemain dalam game. Kami pun penasaran akan seperti apa detail rambut, keringat, sampai gerakan pemain dalam permainan yang dibangun dari platform untuk FIFA ini.
2. Kerja sama dengan Instat dan FIFPRO
Salah satu kendala PES atau eFootball untuk jadi penantang serius FIFA tiap tahun dalam hal game sepakbola simulasi ialah persoalan lisensi. Daftar pemain, klub sampai negara yang otentik sedikit banyak dapat mendorong fans untuk bermain game sepakbola di konsol. Persoalan lisensi sepertinya dapat diatasi lebih baik oleh Strikerz Inc. untuk gamenya ini.
Dalam trailer terlihat bahwa UFL mengambil data dari InStat, sebuah perusahaan analisis performa olahraga termasuk sepakbola. InStat tentu menyediakan statistik kondisi pemain yang di-update secara berkala. Fitur ini sangat berguna untuk menyesuaikan kondisi pemain dan klub secara aktual.
Selain Instat, FIFPRO juga jadi pihak yang dijadikan rekanan oleh Strikerz Inc. Organasasi pemain seluruh dunia ini memiliki data lebih dari 65.000 pesepakbola profesional. Kombinasi tersebut akan membuat konten dalam game jadi lebih realistis. Hal yang diharapkan pecinta game sepakbola di seluruh dunia.
3. Free-to-Play
Sejak jauh hari, Strikerz Inc. sudah mencanangkan bahwa game UFL milik mereka dapat dimainkan secara gratis, tis. Model yang sama juga diterapkan Konami untuk game reborn mereka eFootball. Tentu saja hal tersebut dapat mengancam eksistensi FIFA dari EA yang memang berbayar.
Meski demikian kita tetap harus menunggu sejauh mana konten gratis yang diberikan oleh developer. Akan menarik melihat bagaimana game sepakbola berkembang jadi game gratisan. Potensi komunitas yang terbentuk dapat lebih besar dari yang ada saat ini.
4. Fair-to-Play
Bukan hanya narasi ‘Free-to-Play’ yang muncul. Pada trailer game juga terdapat tambahan ‘Fair-to-Play’. Sehingga muncul asumsi bahwa UFL akan tampil sebagai game yang murni mengandalkan skills dan experiences gamer untuk dapat menjadi juara dalam kompetisi di dalamnya. Jadi gamer tidak perlu dipusingkan dengan lawan lain yang bisa saja membeli pemain lain dengan uang digital agar menghasilkan tim yang lebih kuat.
Tapi tentu saja ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut lewat informasi lain di masa mendatang. Konsep ‘fair’ seperti apa yang diterapkan untuk gamer agar kompetisi dapat berjalan secara lebih maksimal.
5. Konsol Old-Gen dan Current-Gen
Hadirnya trailer UFL tidak berselang jauh dari judul game musiman lain, yakni FIFA dan eFootball. Ketika FIFA 22 hadir lewat trailer khasnya, eFootball malah membuat trailer yang dianggap sebagai presentasi anak kuliahan. Jadilah trailer UFL dibandingkan dengan kedua judul game tersebut. Walau hanya hitungan detik, dianggap lebih baik dari trailer eFootball.
Dengan trailer sebaik itu, sudah menjadi petunjuk tersendiri bahwa game ini dipersiapkan untuk konsol dengan tenaga memadai. Jadilah konsol old-gen dan current-gen seperti Playstation 4, Playstation 5, Xbox One, dan Xbox X|S, menjadi daftar yang dituju oleh Strikerz Inc.
Lima hal tersebut menjadi modal awal bagi Strikerz Inc. dalam menggaet calon gamer UFL. Perlu pembuktian lebih lanjut tentang bagaimana game sepakbola simulasi ini akan hadir nantinya.
CEO Strikerz Inc. Eugene Nashilov berujar melalui press release, “Kami ingin mengubah game sepakbola dari dasar, menawarkan gamer di seluruh dunia pengalaman bermain revolusioner, menarik, dan fair-to-play.”
Saat ini, kita hanya dapat menunggu update terbaru dari game ini. Khususnya untuk gameplay yang minim progres, dan selama ini cukup dikeluhkan gamer FIFA maupun eFootball. Bisakah UFL hadir sebagai pembeda. Bagaimana menurutmu?
from Gizmologi https://ift.tt/3mLV7g6
via IFTTT
0 Komentar