aset kripto bitcoin ethereum

Jakarta, Gizmologi – Harga aset kripto bergerak variatif cenderung melemah akhir pekan ini. Namun berbeda dengan Bitcoin yang masih merangkak naik pada kisaran US$ 63.800/koin.

Dengan asumsi US$ 1 sama dengan Rp14.162, maka nilai tengah Bitcoin saat ini setara dengan Rp860 jutaan. Bitcoin terkoreksi menurun 4,3% dalam 24 jam terakhir, di mana harga tertingginya tembus Rp932 juta.

Kendati aset kripto cenderung melemah, berdasarkan catatan Indodax jika menilik di Oktober 2020, di mana harga satu mata uang kripto hanya Rp190 juta. Maka harga saat ini sudah naik sebanyak 391 persen.

“Kabar ini tentu merupakan kabar yang menggembirakan untuk para investor,” kata CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam siaran pers yang diterima Gizmologi, Jumat (22/10).

Market Bitcoin

Dalam penjelasannya, Oscar mengatakan pergerakan harga dipengaruhi oleh beberapa sentimen pasar. Salah satunya dipicu oleh dana bursa berjangka (ETF) berbasis Bitcoin pertama di dunia, yakni ProShares Bitcoin Strategy (BITO) yang baru saja melantai di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE).

“Bitcoin ETF yang sudah sah dan resmi di perdagangkan di Amerika Serikat pada hari Selasa lalu digadang gadang menjadi faktor utama mengapa harga Bitcoin bisa melejit sampai lebih dari Rp900 juta,” kata Oscar.

Meski mendapat sentimen positif dari pasar, Bitcoin sendiri dikenal sebagai aset kripto yang harganya sering mengalami fluktuasi tajam dan sulit diprediksi. Menurut Oscar, Bitcoin ETF ini menjadi harapan para investor agar bisa menggenjot volume perdagangan kripto.

“Dengan demand yang terpengaruh oleh pemberitaan, tentu wajar saja harga Bitcoin bisa naik kembali diikuti oleh aset kripto lainnya yang juga bullish,” kata Oscar menjelaskan.



from Gizmologi https://ift.tt/3vFl0QV
via IFTTT